Makan Daging Kanguru di Australia
Butuh 3 kali datang ke Australia, baru akhirnya saya berani mencoba makan daging kanguru. Setelah mencobanya, saya kok, nggak ingin mengulanginya, ya.
Marinated Kangaroo Fillet
Saya melihat kanguru sama seperti saya melihat kelinci. Dalam arti, bukan binatang untuk dijadikan santapan seperti sapi atau ayam. Jadi rasanya aneh ketika saya melihat di South Melbourne Market, daging kanguru dijual bebas layaknya daging sapi. Memang daging kanguru legal untuk diperjualbelikan?
"Legal. Di sini, kanguru jumlahnya luar biasa banyak. Nggak beda kayak sapi," jawab Trav menjawab kebingungan saya ketika melihat daging kanguru dibungkus stereofoam dan plastik bening dijual di salah satu stand daging-dagingan.
Mendengar jawaban Trav, saya sempat kaget. Lalu bertanya apakah itu berlaku juga untuk Koala. "Nggak, dong. Koala kan, salah satu binatang yang dilindungi di sini karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak," jawab Trav. Mendengar jawaban tersebut, saya langsung lega. Nggak kebayang deh, kalau koala yang imut itu harus jadi santapan manusia.
Saat itu saya tidak kepikiran untuk mencoba daging kanguru. Sampai di bulan Oktober 2015, saya, Trav dan Asri mengunjungi restoran Bluetrain di daerah Southbank, Melbourne. Restoran yang terletak di pinggir Yarra River ini memiliki menu daging kanguru. Akhirnya saya putuskan untuk mencobanya.
Menu bernama Marinated Kangaroo Fillet itu berisi potongan daging kanguru dengan sedikit sayuran. Setelah mencobanya, saya simpulkan bahwa daging kanguru mirip daging sapi, hanya saja lebih keras. Mengingatkan saya akan daging kuda yang pernah saya coba. Tapi tidak sekeras kuda. Mungkin karena kanguru dan kuda sama-sama 'exercise' jadi daging-dagingnya penuh otot yang membuatnya terasa lebih keras daripada daging sapi. Sama seperti daging kuda, mungkin itu akan menjadi pertama dan terakhir kalinya saya makan daging kanguru.
Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
Blog Sebelumnya:
0 komentar