Scan Passport Sendiri di Bandara Melbourne, Australia
Tidak habis kagum saya sama Melbourne, Australia. Menurut saya kota ini mendidik masyarakatnya untuk mandiri sekaligus melakukan efisiensi dengan menyediakan pelayanan self-service di banyak hal. Salah satunya yang saya alami di hari Selasa kemarin, yaitu self-service di imigrasi keberangkatan bandara Melbourne.
Terakhir saya keluar dari bandara Melbourne untuk menuju Jakarta pada bulan Oktober 2015. Saat itu imigrasi keberangkatan di bandara ini sama halnya dengan bandara-bandara lainnya. Maksudnya, ada antrian di mana kita menunggu dilayani petugas imigrasi untuk di-scan passport, foto, atau kebutuhan lainnya, sesuai negara masing-masing. Contohnya Malaysia akan membutuhkan sidik jari sementara Australia tidak. Namun kesamaan tiap bandara tersebut (paling tidak dari negara-negara yang pernah saya datangi) adalah adanya petugas yang membantu kita untuk proses tersebut.
Saat saya melewati imigrasi kedatangan di bandara Melbourne pada awal Mei masih ada juga petugas yang membantu semua proses tersebut. Karena itu, saya kagum ketika mendapatkan pengalaman berbeda.
Setelah melewati screening, saya langsung masuk ke dalam ruangan imigrasi. Ada beberapa antrian di sini. Saya melihat ada yang berbeda dari antrian-antrian yang pernah saya alami dari 3 pengalaman saya keluar dari bandara Melbourne. Saya melihat ada mesin di ujung antrian tersebut. Saya lalu melihat ke antrian-antrian sebelah saya, ternyata ada mesinnya juga. Oke, berarti ini bukan pilihan. Itu pikiran saya.
Saya pun berusaha melihat apa yang dilakukan oleh orang yang ada di depan saya. Sambil melirik petugas yang berkeliaran di sekitar kami. Bukan apa-apa, saya harus memastikan bisa memanggil petugas tersebut kalau terjadi apa-apa. Siapa tahu saya gaptek.
Begitu sampai giliran saya, sebenarnya saya agak deg-degan juga sih. Tapi berusaha tenang dan pede aja. Saya melihat layar scanner di depan saya masih berputar, seperti tanda sedang memproses. Lalu beberapa detik kemudian, di layar mesin tersebut terdapat gambar yang menunjukkan dengan sangat jelas bagaimana saya harus meletakkan passport saya ke dalam scanner tersebut. Saya pun mengikutinya dan satu detik kemudian scanner tersebut 'memakan' passport saya. Dalam hitungan beberapa detik kemudian, passport saya kembali keluar dari scanner dan penghalang kaca atau plastik bening yang ada di depan saya terbuka.
Saya pun maju melewati penghalang tersebut. Tiba-tiba dari pengeras suara, muncul kalimat yang kurang lebih meminta kita berdiri di titik yang ada di lantai dan menghadap layar. Titik di lantai digambar menyerupai bentuk sepatu sehingga mempermudah saya untuk berdiri sesuai arahan. Lalu saya pun menghadap layar seperti yang diminta. Ini adalah proses foto. Saya tidak tahu kapan tepatnya foto selesai karena tidak ada bunyi "cekrek". Atau kalaupun ada mungkin saya tidak dengar. Saya tahu itu sudah selesai saat (lagi-lagi) pembatas bening terbuka. Saya pun berjalan melewatinya.
Saat kagum dengan diri sendiri karena berhasil melalui proses ini tanpa masalah, saya melihat dua orang petugas. Saya pun bertanya kepada salah satunya yang merupakan seorang wanita. "Iya ini memang baru diterapkan. Mungkin sekitar 2-3 bulan," jelasnya. Setelah mendapatkan jawaban tersebut, saya melanjutkan perjalanan. Namun baru beberapa langkah, terhenti karena melihat kumpulan orang.
Ternyata orang-orang ini sedang meletakkan kartu imigrasi ke dalam box bening. Wah, untung saya melihatnya. Saya pun memasukkan kartu tersebut ke dalam box. Voila, selesailah pengalaman imigrasi self-service saya di bandara internasional Melbourne.
Kata salah satu teman saya, imigrasi bandara Soekarno Hatta Jakarta juga sudah punya layanan sef-service ini. Tapi hanya berlaku untuk yang memiliki e-passport. Karena saya bukan pemegang e-passport, jadi saya belum pernah merasakan fasilitas tersebut.
Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
Kata salah satu teman saya, imigrasi bandara Soekarno Hatta Jakarta juga sudah punya layanan sef-service ini. Tapi hanya berlaku untuk yang memiliki e-passport. Karena saya bukan pemegang e-passport, jadi saya belum pernah merasakan fasilitas tersebut.
Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
Blog Sebelumnya:
0 komentar