My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio
Foto Ilustrasi: Pixabay

Kemampuan Tiongkok dalam memproduksi barang-barang yang penyebarannya di berbagai negara di dunia ini tidak usah diragukan lagi, deh. Kayaknya negara manapun punya barang produksi Tiongkok. Meskipun Indonesia belum bisa menyamainya tapi bukan berarti tidak ada. Setidaknya saya pernah melihat barang-barang produksi Indonesia di Australia. 

Saya memang belum pernah menjelajah seluruh negara di dunia ini. Tapi saya tidak akan heran bila barang-barang buatan Tiongkok menguasai dunia ini. Rasanya tidak ada barang yang tidak diciptakan di Tiongkok dan disebarkan ke seluruh dunia.

Ketika saya ke Eropa tahun 2013 keenam negara yang saya datangi menjual barang-barang buatan Tiongkok. Sudah jauh-jauh ke Paris, Roma, Berlin, Barcelona, dan Praha, oleh-oleh yang berupa merchandise buatan Tiongkok semua. Bahkan ketika saya belanja di toko oleh-oleh khas Irlandia, Carrolls Irish Gifts yang ada di Dublin saya harus memilah-milah antara barang yang asli Irlandia dengan yang dibuat di Tiongkok.

Kalau Irlandia yang begitu jauhnya dari Asia saja dipenuhi barang-barang buatan Tiongkok, bayangkan di Australia. Wah, produk buatan Tiongkok ini merajalela. Bahkan untuk merek-merek asli Australia seperti Cotton On atau Rip Curl saja banyak produknya yang buatan Tiongkok. Mungkin karena tahu imej barang-barang Tiongkok dipandang sebelah mata maka biasanya di label produk suka ada tulisan yang kurang lebih seperti ini: "Didesain di Australia, dibuat di Tiongkok."

Di antara tumpah ruahnya barang-barang produksi Tiongkok ini saya sempat menemukan barang-barang produksi Indonesia. Harusnya, sih, saya nggak terlalu heran mengingat Indonesia dan Australia memang memiliki hubungan cukup erat. Apalagi barang-barang yang saya lihat bukanlah merek asli Indonesia, hanya dibuatnya saja di Indonesia. Tapi tetap saja bangga rasanya melihat ada barang-barang buatan Indonesia dijual di luar negeri.

Barang buatan Indonesia pertama yang saya lihat ada di toko H&M yang ada di Bourke Street, Melbourne. Di sini terdapat deretan bikini yang di labelnya tertulis jelas made in Indonesia. Selain itu, saya juga menemukan label made in Indonesia pada sebuah sepatu berhak warna hitam yang terdapat di Target, shopping store yang letaknya tidak jauh dari H&M. Keluar kota Melbourne, saya menemukan sandal teplek kulit sintetis merek Rip Curl dengan tulisan made in Indonesia di Baines Beach Surf Factory Outlet yang berada di Torquay.

Saya, sih, berharapnya barang-barang buatan Indonesia ini bisa ada lebih banyak lagi di berbagai negara. Selain membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang di Indonesia, bila semakin banyak merek luar negeri yang memercayai pembuatan produknya di Indonesia itu berarti kualitas produk buatan Indonesia diakui. 

Tapi tentunya akan lebih senang lagi bila produk-produk yang dijual berasal dari merek asli Indonesia. Yang saya lihat sudah berhasil dengan ini adalah Indomie. Mulai dari market besar seperti South Melbourne Market sampai mini market seperti FoodWorks menjual Indomie. Tapi saya yakin Indomie bukan satu-satunya merek asli Indonesia yang berhasil menembus pasar Australia. Pasti ada merek-merek lain. Hanya saja saya belum melihatnya :)

----------@yanilauwoie----------
Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Penuh Orang Indonesia, Kenapa Jarang Restoran Indonesia di Melbourne?
  • Perjalanan Mendebarkan ke Mount Hotham, Victoria, Australia
  • Cara Bayar Parkir di Melbourne, Australia
  • Makanan Enak di Melbourne, Australia
Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ▼  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ▼  July (1)
      • Barang-barang Produksi Indonesia di Australia
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes