My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio
Sebenarnya mengunjungi Miss Bee tidak ada di dalam agenda saya dan ketiga teman saya saat kami melakukan weekend getaway ke Bandung minggu kemarin. Tapi ketidaksengajaan ini ternyata cukup menyenangkan.


Bangunan berdinding kaca dengan pemandangan hijau

Sabtu itu, kami sebenarnya menuju Lereng Anteng di daerah punclut. Tapi ketika sudah sampai sekitar daerah Universitas Maranatha di Ciumbuleuit, mobil yang kami sewa kritis bensin. Alhasil kami membelok ke Miss Bee, dan menunggu di sana sambil menunggu sopir mencari bensin.

Begitu masuk Miss Bee, petugasnya bilang semua meja sudah terisi. Jadi kami pun pasrah ketika mendapatkan antrian ke-8. Dibutuhkan sekitar 30 menit sampai kami dapat meja. Tapi itu semua terbayar dengan rasa makanannya yang enak-enak.

Ini menu Miss Bee yang kami pesan:

1. Four Cheeses Pizza (Rp 75.000). Sesuai namanya ada gabungan empat jenis keju dalam satu loyang pizza yang berisi delapan potong, yaitu parmesan, mozzarella, orange cheddar, dan feta. Karena saya penggemar keju saya suka dengan pizza ini. Rasa asin dan gurihnya pas. Saya juga suka dengan roti atau kulit pizzanya yang garing. Enak!

2. Quinoa Kale Salad (Rp69.500). Saya harus akui salad ini adalah high light dari makanan yang saya coba di Miss Bee. Saya belum pernah makan salad dengan dressing yang rasanya seperti itu. Rasa asamnya segar dan enak. Kalau saya ke sana lagi, ini adalah menu yang pasti akan saya pesan lagi. Enaaaaak!


3. Blueberry Cheesecake (Rp32.500). Sebagai penyuka cheesecake, terutama blueberry cheesecake saya harus bilang, ini bukan cheesecake terenak yang pernah saya makan. Tapiii bukan berarti nggak enak. Paduan gurihnya keju dan manisnya krim menyatu dengan pas. Tidak ada yang mendominasi satu sama lain. Enak!

4. Carrot Cake (Rp32.500). Saya bukan penggemar kue ini. Jadi tidak bisa terlalu banyak berkomentar. Tapi satu hal pasti yang bisa saya ungkapkan, carrot cake di Miss Bee lebih enak daripada carrot cake di Blue Grass, Rasuna, Jakarta.

Selain makanannya enak-enak, suasana di sini juga menyenangkan. Berbentuk rumah dengan taman luas. Rumahnya diisi oleh meja-meja untuk tamu. Selain rumah yang merupakan bangunan utama, ada lagi bangunan yang sekelilingnya berdinding kaca. Saya sebenarnya naksir di lokasi ini tapi karena penuh, dapatnya meja di rumah bagian belakang.

Di depan meja kami terdapat arena bermain anak. Ada papan seluncur atau perosotan dan tempat duduk bergambar binatang untuk anak-anak. Di taman depan juga terdapat papan jungkit dan ayunan. Bisa dibilang tempat ini cocok untuk anak-anak sampai dewasa. Jadi pas untuk wisata kuliner keluarga.

Yang juga menyenangkan, saat ke sana sedang ada promo merchandise. Saya dan teman-teman hanya perlu posting makanan yang dipesan di Instagram dengan mention dan tag akun Instagram mereka missbee_providore. Tunjukkan pada petugas dan kami dapat tas kecil.

Over all, this place is recommended!

Miss Bee Providore
Jl. Rancabentang no. 11A, Ciumbuleuit, Bandung.
Ancer-ancer: kalau dari arah bawah, melewati kampus Maranatha. Tidak jauh dari situ ada belokan ke kanan. Ikuti saja jalan kecil tersebut. Mentok di ujung jalan, belok kiri. Tidak jauh, ada Miss Bee di sisi kiri.



Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie

YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Australia (Bagian 2)
  • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Australia (Bagian 1) 
  • Ketemu 'Marylin Monroe' di Bendigo, Victoria, Australia
  • Barang-barang produksi Indonesia di Australia
Tulisan ini saya buat karen banyaknya pertanyaan seputar mengurus visa Australia. Baik itu yang datang dari komen di blog saya, Mudahnya Mengurus Visa Australia, email, maupun yang saya terima secara langsung. Bagian pertama dari kumpulan pertanyaan tentang mengurus visa Australia ini sudah saya tulis. Bisa dilihat di sini. Ini adalah bagian keduanya.


T: Apakah fotokopi dokumen seperti passport, kk, ktp, dan sebagainya perlu dilegalisir?
J: Saya sudah dua kali mengurus visa Australia dan tidak pernah melegalisir dokumen apapun.

T: Saya ingin ke Australia tapi status masih mahasiswa dan belum punya pekerjaan. Di sana sih, saya punya saudara. Sarannya untuk mengurus visa Australia, dong?
J: Coba bikin surat pernyataan dari orangtua aja yang menyatakan kamu benar anak mereka dan akan kembali ke Indonesia setelah mengunjungi Australia. Temanku waktu itu juga nggak kerja kantoran. Dia bikin surat pernyataan dari suaminya. Kalau punya saudara di sana, tambahkan lagi surat pernyataan dari mereka, termasuk isi yang menerangkan bahwa mereka yang akan menanggung biaya kamu di sana. Harusnya sih, disertai bukti keuangan juga dari saudara kamu yang ada di Australia karena dia kan, yang akan menanggung biaya kamu di sana. Tapi pastinya gimana, coba kamu tanya aja sama VFS ya...

T: Kalau untuk nge-print tabungan 3 bulan terakhir itu jelasnya gimana? Misalnya mau apply visa pertengahan Juni, jadi nge-print buku tabungan dari bulan berapa? April, Mei, Junikah?
J: Berarti kamu print-nya dari pertengahan Maret sampai pertengahan Juni... Misal: 15 Maret - 15 Juni 2016.

T: Aku mau nanya, nih. Payroll aku kan, di bank A tapi setiap kali gajian, aku langsung pindah ke bank B. Kalau kayak gitu, print tabungan yang aku kasih dua-duanya atau gimana, ya?
J: Waktu itu saya juga kasusnya sama seperti kamu. Akhirnya saya hanya menyertakan satu buku tabungan dengan jumlah saldo yang paling banyak. Karena pertimbangan saya saat itu, yang bank A hanya untuk payroll, jadi uangnya pun hanya numpang lewat. Jadi buat apa aku sertakan. Tapi seandainya kamu mau menyertakan kedua buku tabungan nggak apa-apa juga, sih.

T: Berapa banyak jumlah saldo yang harus ada di tabungan agar visa Australia kita di-appoved?
J: Mereka, sih, nggak pernah menyebutkan jumlah saldo sebagai syarat. Tapi kira-kira sendiri agar jumlah saldo ini mencukupi biaya untuk ke sana dan selama di sana. Itu berarti tabungan harus mencukupi biaya pesawat PP, penginapan, tiket wisata, dan makan sehari-hari selama di sana.

T: Untuk surat keterangan bekerja dari kantor apakah harus ditandatangani HRD atau dari kepala divisi/operasional kita?
J: Kayaknya nggak masalah siapa yang tanda tangan, deh. Tergantung kebijakan perusahaan. Waktu urus visa yang pertama, suratku ditandatangani CEO tapi yang kedua ditandatangani HRD Manager.

T: Apakah bisa mengurus visa sekitar 6 bulan sebelum keberangkatan?
J: Saya sih, belum pernah mengurus visa dari 6 bulan sebelum keberangkatan. Normalnya sekitar 2 - 3 bulan sebelum keberangkatan?

T: Untuk mengurus visa Australia apakah harus menyertakan NPWP?
J: Saya sih, tidak pernah menyertakan NPWP karena memang tidak pernah diminta.

T: Untuk tempat tinggal, saya rencananya mau nebeng teman yang ada di sana? Apakah saya harus meminta surat sponsorship dari dia? Tapi masalahnya dia juga pendatang, bukan warga asli Australia?
J: Pihak Kedutaan Australia tidak meminta bukti akomodasi atau tempat tinggal untuk kunjungan liburan ke sana. Jadi kalau memang tidak diperlukan untuk apa minta sponsorship tempat tinggal dari teman? Saya sih, tidak pernah menyertakan bukti akomodasi karena memang tidak diminta. 

T: Saya mau ke Australia tapi di paspor baru ada cap dari Bangkok aja. Akan jadi masalah nggak ya kalau belum pernah mengunjungi banyak negara?
J: Ditanya akan jadi masalah atau nggak, saya pun kurang tahu. Tapi logikanya kalau kamu punya surat-surat yang cukup kuat untuk mendukung kamu masuk ke Australia dan kembali lagi ke Indonesia, harusnya, sih, nggak masalah cap paspor baru Bangkok doang...

Ps: Jawaban yang saya berikan berdasarkan pengalaman ketika membuat visa visitor/kunjungan/liburan.

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Australia (Bagian 1) 
  • Ketemu 'Marylin Monroe' di Bendigo, Victoria, Australia
  • Barang-barang produksi Indonesia di Australia
  • Penuh Orang Indonesia, Kenapa Jarang Restoran Indonesia di Melbourne?


Sejak saya menuliskan blog tentang mudahnya mengurus visa Australia pada November 2014 lalu sampai saya menulis blog terbaru ini, pertanyaan seputar mengurus visa Australia mengalir tidak henti. Baik itu yang datang dari komentar di blog, email, sampai bertanya kepada saya secara personal. Karena itulah, saya putuskan untuk mengumpulkan pertanyaan-pertanyan tersebut. Karena pertanyaannya banyak, jadi saya akan membuatnya lebih dari satu tulisan. Ini adalah bagian pertama.


T: Paspor kita cuma difotokopi, kan? Tidak perlu dicap oleh imigrasi. Karena ketika cari informasi saya baca ada keterangan "paspor yang disertifikasi" jadi bingung.
J: Saat saya mengumpulkan dokumen, saya hanya mengumpulkan fotokopian passport. Fotokopian ini meliputi: fotokopi passport bagian depan yang ada keterangan data diri, fotokopi visa-visa lain yang pernah saya dapatkan dan fotokopi stempel/cap imigrasi dari negara-negara yang pernah saya kunjungi sebelum ke Australia. Yang dikumpulkan memang fofotokopiannya saja. Tapi saat memasukkan dokumen ke VFS, saya membawa passport asli ini, karena petugas juga butuh melihat passport asli kita. Setelah passport aslinya dilihat, langsung dikembalikan lagi saat itu juga. Jadi passportnya tidak ditahan.

T: Surat keterangan kerja dibuat dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris?
J: Saya waktu itu buatnya dalam bahasa Indonesia :)

T: Aku apply tourist visa ke Aussie, masalahnya aku nggak melampirkan akte kelahiran sebagai salah satu persyaratannya. Aku hanya melampirkan kk, ktp, ktm, passport dan beberapa dokumen pendukung seperti bukti saldo di rekening. Oh ya, aku disponsori sama kakak aku yang sudah berstatus permanent resident di situ, dan aku juga melampirkan pr grant notice kakak aku sebagai dokumen pendukung. Gimana dong, kesempatan aku buat di-grant sama pihak kedubes? Atau aplikasi aku malah di reject :( mohon pencerahannya.
J: Akte kelahiran memang tidak diwajibkan sebagai syarat dokumen. Waktu itu saya hanya menambahkan saja. Jadi seharusnya kamu tidak bermasalah bila tidak melampirkan akte kelahiran. Tapi mengenai apakah visa kamu akan digranted atau tidak, saya nggak bisa jawab. Banyak doa aja ya :)

T: Surat keterangan bekerja dan penghasilan dibuat sendiri atau dari lembaga resmi?
J: Dari instansi/lembaga resmi. Waktu itu saya dibuatkan oleh kantor tempat saya bekerja. Suratnya ada kop kantor dan ditandatangani orang yang berwenang di kantor. 

Baca Juga: Memperpanjang Visa Australia

T: Untuk foto yang di-submit ke kedutaan, latar belakangnya warna apa?
J: Putih.

T: Aku kan masih mahasiswa belum ada penghasilan dan baru dari orangtua. Mau ke Aussie tapi bagaimana cara menyiasati agar rekening tidak tiba-tiba banyak (menggelembung) akibat dari transferan orangtua karena ini akan membuat pihak dari Aussienya curiga. Lalu apakah perlu membuat surat dari kampus yang menyatakan saya akan kembali ke Indonesia dikarenakan masa libur kuliah telah usai? Dan apakah ada format khusus untuk ini? Dan harus ditandatangan oleh rektor atau dekan saja untuk surat tersebut?
J: Saya sebenarnya tidak capable untuk memberi saran karena belum pernah mengalami kasus seperti kamu. Jadi saya coba kasih masukan seadanya pemikiran saya ya ;p Daripada tiba-tiba transfer, lebih baik kamu minta surat pernyataan bermaterai dari orangtua yang menyatakan bahwa benar kamu anak mereka, perjalanan kamu ke Aussie dibiayai oleh mereka dan kamu akan kembali setelah liburan selesai. Lalu sertakan rekening tabungan orangtua kamu. Mengenai surat keterangan mahasiswa, boleh juga dibuat dari kampus. Sertakan kalimat bahwa kamu akan kembali ke kampus setelah selesai liburan di Aussie. Tapi tanda tangannya dari siapa, saya nggak tahu. Pilih aja antara rektor atau dekan yang mana yang paling gampang dimintai tanda tangan ;p

T: Kalau visa multiple entry itu berarti setiap 3 bulan sekali kita bisa pulang pergi Australia indonesia ya selama 1 tahun? Atau dalam 1 tahun itu kita bisa habiskan masa max 3 bln di Aussie baru pulang ke Indonesia?
J: Intinya kamu bisa keluar masuk Australia dalam kurun waktu 1 tahun (atau 6 bulan, 3 tahun, atau periode lain tergantung masa berlakunya visa). Tapi maksimal stay di Australia adalah 3 bulan. Misal awal Januari-akhir Maret stay di Australia, lalu keluar Australia selama beberapa hari di bulan April, kemudian masuk lagi ke Australia dan stay selama 3 bulan lagi, lalu keluar Australia lagi selama beberapa hari. Begitu seterusnya sampai masa berlakunya visa berakhir. Tapi kalau kunjungannya kurang dari 3 bulan juga gpp.. Yang penting jangan lebih dari 3 bulan. 

T: Untuk dokumen seperti akte, KK, KTP apa harus diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan menggunakan penerjemah tersumpah?
J: Saya sih, tidak menerjemahkan ke dalam Bahasa Inggris karena memang tidak diminta juga oleh pihak Kedutaan Australia.

T: Kalau visanya ditolak, apakah uang pengurusan visa akan dikembalikan?
J: Tidak. Menurut informasi dari VFS, uang tersebut tidak akan kembali alias hangus.

T: Apakah boleh bertanya pada VFS, bila ada pertanyaan di dalam formulir yang kita tidak mengerti?
J: Boleh banget. Saat mengurus visa Australia untuk pertama kalinya, ada beberapa pertanyaan yang belum saya isi karena saya kurang paham dengan maksud pertanyaannya. Lalu ketika mengumpulkan dokumen ke VFS, saya menanyakan maksud pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mengisinya di depan petugas VFS.

Ps: Jawaban yang saya berikan berdasarkan pengalaman ketika membuat visa visitor/kunjungan/liburan.

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Ketemu 'Marylin Monroe' di Bendigo, Victoria, Australia
  • Barang-barang produksi Indonesia di Australia
  • Penuh Orang Indonesia, Kenapa Jarang Restoran Indonesia di Melbourne?
  • Perjalanan Mendebarkan ke Mount Hotham, Victoria, Australia
"Kita ke Bendigo, ya?" ujar Trav ketika menjemput saya di bandara internasional Melbourne pada suatu hari Minggu di bulan Mei 2016. Saya langsung mengiyakan. Tempat baru selalu membuat saya semangat.

Setelah menempuh waktu sekitar dua jam perjalanan, kami sampai di tengah kota Bendigo. Hal pertama yang langsung menarik perhatian saya adalah patung Marylin Monroe yang luar biasa besar. Sebagai gambaran, orang-orang hanya setinggi betis patung Marylin ini. Saya pun penasaran apa kaitannya Marylin dengan Bendigo. Setahu saya Marylin orang Amerika asli. Lalu kenapa patungnya bisa ada di Rosalind Park yang berada di tengah kota?


Untuk yang ingin melihat videonya bisa intip Instagram saya yanilauwoie

"Sedang ada exhibition Marylin Monroe di sini," ucap seorang nenek yang merupakan sukarelawan di Bendigo Visitor Information Centre. Pameran itu berlangsung dari 3 Maret - 10 Juli 2016 dan berpusat di Bendigo Art Gallery yang berada di sebelah Rosalind Park. Saya pun diberikan booklet yang berisi jadwal pameran dan apa saja yang bisa dilihat di pameran tersebut. Setelah mempertimbangkan apakah ingin melihat pameran dengan harga tiket masuk 25 AUD atau tidak, saya putuskan yang terakhir karena saya toh bukan penggemar Marylin. Saya lebih suka menghabiskan waktu melihat-lihat Bendigo.


Bagian belakang Visitor Information Centre

Cantik! Itu kata pertama yang terlintas di benak saya begitu sampai di kota ini. Bangunan-bangunan tua bergaya Victoria terlihat di beberapa titik. Salah satunya adalah Visitor Information Centre yang kecantikan gedungnya menarik perhatian turis. Di depan Visitor Information Centre terdapat bangunan yang tidak kalah cantiknya. Bangunan tersebut adalah pertokoan dan restoran namun terlihat vintage sekaligus mewah. 


Bunga-bunga yang menyegarkan mata

Yang saya suka juga dari Bendigo adalah mereka memiliki flowers conservatory yang letaknya dekat dengan Visitor Information Centre. Conservatory ini masih bagian dari Rosalind Park. Yap taman ini cukup luas. Di conservatory banyak sekali bunga beraneka warna. Bikin jari saya nggak henti-henti memotret. Bunga-bunga tersebut membuat musim gugur terasa seperti musim semi. Cerah dan segar!

Lalu bagaimana dengan hiruk pikuk kotanya sendiri? Bila dibandingkan Melbourne, Bendigo tidak seramai ibukota negara bagian Victoria tersebut. Volume kendaraannya juga tidak seheboh di Melbourne. Orang yang berlalu lalang juga tidak seramai di Melbourne. Tapi bukan berarti kota ini menjadi sepi. Cukup ramai untuk kota yang berada di pinggiran.

Meskipun tidak menjelajah jauh dan hanya jalan-jalan di pusat kotanya saja dan sempat dikecewakan oleh sebuah restoran (ini akan saya ceritakan terpisah) tapi saya sangat menikmati ambience kota ini. Bendigo, it's a worth visit city near melbourne. Like it!

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Barang-barang produksi Indonesia di Australia
  • Penuh Orang Indonesia, Kenapa Jarang Restoran Indonesia di Melbourne?
  • Perjalanan Mendebarkan ke Mount Hotham, Victoria, Australia
  • Cara Bayar Parkir di Melbourne, Australia


Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ▼  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ▼  August (4)
      • Wisata Kuliner Bandung: Miss Bee Providore
      • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Austral...
      • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Austral...
      • Ketemu 'Marylin Monroe' di Bendigo, Victoria, Aust...
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes