5 Tip Wisata Kuliner Seafood di Muara Angke, Jakarta

Rabu, 15 Februari 2017, saya dan teman-teman kantor memutuskan untuk wisata kuliner ke Muara Angke, Jakarta. Tujuannya apalagi selain ingin makan seafood segar. 




Hari itu kami membeli ikan, udang dan cumi di Pasar Ikan Muara Angke. Kemudian seafood tersebut dimasakkan di salah satu warung yang ada di sekitar pasar ikan. Kami hanya perlu membayar jasa memasak, dan makanan lain yang kami makan (nasi, lalapan, dan minuman), di luar seafood yang kami beli.


Dari pengalaman wiskul hari tersebut, berikut tip wisata kuliner seafood di Muara Angke, Jakarta yang bisa saya bagi.


1. Datang mulai jam 3 siang. Kami sampai sana menjelang jam 12 siang. Saat itu pasar ikan sepi. Penjual yang ada bisa dihitung dengan jari. Menurut salah satu penjual, Pak Anom, pasar ikan ini sepi antara pukul 09.00-15.00 WIB. "Soalnya pada istirahat. Nanti jam 3-an baru mulai ramai," jelasnya. Menurut dia juga pasar ikan ini buka 24 jam. Tapi ya dengan konsekuensi di jam 9 pagi hingga 3 siang, penjualnya tidak banyak. Dengan kondisi sepi membuat kami tidak punya banyak pilihan, baik dari seafood yang dipilih maupun harga untuk tawar-menawar.


2. Cek perbandingan harga terlebih dahulu. Baik mengecek di pasar tradisional lain maupun pasar swalayan. Jangan sampai sudah sampai di pusat penjualan ikan di Jakarta tapi dapat harga yang lebih mahal dari beli ikan di pasar swalayan. Sampai di sana pun, jangan ragu untuk bertanya dari satu pedagang ke pedagang lain untuk perbandingan harga. Saya sendiri bukan orang yang pandai menawar. Maka saya serahkan urusan tawar menawar kepada teman-teman saya.

Berikut daftar harga seafood yang kami beli di Pasar Ikan Muara Angke:
  • Ikan kakap putih, 1,2 kilogram: Rp65.000,-
  • Ikan baronang, 1 kilogram: Rp60.000,-
  • Cumi, 1 kilogram: Rp70.000,-
  • Udang, 1 kilogram: Rp90.000,-
  • Kepiting (jantan atau telur), 1 kilogram: Rp150.000,- (Tidak tahu berapa harga pastinya karena kami hanya bertanya dan tidak membelinya. Jadi harusnya sih, bisa lebih murah dari ini setelah ditawar)
Saya yakin bila kami datang saat penjualnya sudah banyak, bisa dapat harga yang lebih murah dari harga di atas.


3. Lebih baik beli seafood di dalam pasar. Kabarnya penjual di depan pasar timbangannya kurang akurat. "Misalnya nih, beli ikan di luar pasar dapat 1,5 kilogram, padahal kalau ditimbang di sini hanya 1 kilogram," cerita Pak Anom. Bukan hanya Pak Anom saja yang bilang seperti itu. Penjual seafood lainnya yang ada di dalam pasar juga berkata hal yang sama. Saya nggak tahu apakah ini benar atau tidak tapi sebaiknya sih, dihindari. Ya kecuali kita sudah bisa tahu suatu berat dengan pasti.


4. Bertanya sebelum menggunakan jasa warung makan. Setelah belanja, langkah selanjutnya adalah memilih warung makan yang tepat untuk kita pakai jasanya dalam memasakkan seafood. Dari pasar ikan, kita tinggal melangkah ke arah kiri, di sana ada banyak rumah makan yang bisa membantu kita memasakkan seafood kita. Sebelum memilih rumah makan tertentu, sebaiknya tanya berapa tarif memasaknya, harga nasinya, dan minumannya. Karena ini pertama kalinya saya ke sana, saya tidak tahu mana warung makan yang masakannya enak. Jadi saat itu, hanya cap cip cup memilih warung makan bernama Putra Bone (Khas Sulawesi Selatan). Setelah bertanya, tarif memasaknya, harga nasinya, dan minumannya masuk akal, jadi kami putuskan mencobanya. Dan ternyata rasa masakannya juga cukup memuaskan.


Berikut daftar harga warung makan di Putra Bone, Muara Angke:
  • Makan per orang: Rp10.000,- (Sudah dapat nasi dan sambal. Sambalnya bisa minta tambah sementara nasinya bila tambah harus bayar Rp5.000,-. Misalkan ada yang tidak mau makan nasi, tetap harus bayar Rp10.000,- karena mereka menghitungnya jumlah orang yang hadir di rumah makan tersebut).
  • Lalapan: Rp5.000,- (Berisi kol, kemangi, dan ketimun).
  • Jasa bakar per kilogram: Rp20.000,- (Mau bakar ikan, cumi, atau apapun, harganya sama. Bila bakarnya hanya 1/2 kilogram maka harganya pun dibagi dua, yaitu Rp10.000,-)
  • Saos padang: Rp.30.000,- (Kami meminta udang kami dimasakkan dengan saos padang dan rasanya lumayan enak)
  • Goreng kering: Rp30.000,- (Ikan kakap putih kami digoreng kering. Gorengnya beneran kering dan bumbunya cukup berasa di lidah)
  • Goreng tepung: Rp20.000,- (Sebagai penggemar cumi goreng tepung, saya tidak ada komplain dengan rasa cumi goreng tepung yang mereka buat. Enak!)
  • Cah kangkung: Rp10.000,- (Kami tidak memesan ini karena makanan kami sudah terlalu banyak).
  • Aqua botol ukuran 500 ml: Rp5.000,-
  • Kelapa Muda: Rp15.000,-
  • Es jeruk: Rp10.000,-
  • Es teh manis: Rp5.000,- 


5. Sebaiknya lakukan wiskul dengan beberapa orang. Daripada ke sana sendirian atau berdua, lebih baik wiskul seafood ini dilakukan minimal lima orang. Jadi seafood yang didapat bisa aneka macam tapi harga tidak terlalu berat karena bisa dibagi bersama, dan makananpun tidak akan terbuang mubazir. Saya pergi dengan total tujuh orang dewasa dan satu anak kecil. Itu pun seafood yang terdiri dari ikan kakap, ikan baronang, cumi, dan udang yang masing-masing beratnya sekitar 1 kilogram, masih bersisa. Meskipun tidak banyak sisanya, tapi kayaknya cukup untuk dimakan sekitar dua orang lagi.



----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:

Share:

2 komentar