Tur Gratis Melbourne Town Hall: The Beatles dan Memeluk Perbedaan
Setelah sebelumnya hanya bisa mengagumi Melbourne Town Hall dari luar saja, akhirnya saya berkesempatan untuk melihat seperti apa bagian dalam bangunan yang terletak di sudut antara Swanston dan Collins Street, Melbourne ini melalui Melbourne Town Hall free tour pada suatu hari di bulan Agustus.
Melbourne Town Hall sudah digunakan sejak tahun 1870. Selain digunakan untuk berbagai acara pemerintahan, tempat ini juga disewakan untuk kepentingan konser, pameran dan pernikahan.
Melbourne Town Hall juga terbuka untuk umum yang ingin mengetahui lebih jauh tentang bangunan yang didesain oleh arsitek Joseph Reed ini. Namun tentu saja kita tidak bisa masuk kapanpun semau kita. Mereka mengaturnya melalui sebuah tur gratis berdurasi sekitar 1 jam.
Melbourne Town Hall juga terbuka untuk umum yang ingin mengetahui lebih jauh tentang bangunan yang didesain oleh arsitek Joseph Reed ini. Namun tentu saja kita tidak bisa masuk kapanpun semau kita. Mereka mengaturnya melalui sebuah tur gratis berdurasi sekitar 1 jam.
Untuk bisa mengikuti tur gratis Melbourne Town Hall, saya harus daftar terlebih dahulu melalui situs ini. Sekitar dua jam dari pendaftaran, saya mendapat konfirmasi free tour untuk waktu yang saya pilih, yaitu keesokan hari dari hari pendaftaran saya.
Di hari yang ditentukan, saya dan kedua teman saya, Selvy dan Stacey yang juga ikutan free tour, sampai di Melbourne Town Hall 15 menit sebelum free tour dimulai - seperti peraturan yang tertulis. Tepat pukul 13.00, seorang pemandu bernama Ken mengumpulkan kami semua untuk memulai tur.
Ken yang sudah berusia lanjut ini memulai tur dengan menerangkan asal muasal kota Melbourne dan dibangunnya Melbourne Town Hall. "Pembangunan gedung ini dilakukan saat kami menemukan tambang emas. Jadi karena punya banyak uang, kami membangun banyak gedung untuk pamer," katanya sambil bercanda.
Sebagai seorang pemandu, Ken sosok yang menyenangkan. Selain informatif dengan bahasa Inggris yang mudah dimengerti, cara dia menyampaikan informasinya juga sering diselingi dengan canda. Ken juga mengerti dengan kebutuhan para pengunjung untuk melakukan foto-foto. Tapi tentunya hanya di area-area yang diperbolehkan foto.
Salah satu area yang diperbolehkan untuk foto adalah ruangan yang terdapat sebuah piano istimewa yang pernah dimainkan oleh salah satu personil The Beatles. "The Beatles populer nggak di Indonesia?" tanya Ken kepada saya. Setelah mendengar jawaban saya bahwa The Beatles sangat populer di Indonesia, Ken langsung mempersilakan saya untuk mengambil foto dengan piano yang dimainkan oleh Paul McCartney ketika The Beatles tur ke Melbourne pada tahun 1964. Bayangkan sudah berapa tua tuh, umur sang piano.
Ken kemudian membawa kami ke balkon tempat The Beatles berdiri dan menyapa para penggemarnya. Ken menunjukkan foto banjirnya para penggemar yang saat itu ingin melihat para personil The Beatles di Melbourne Town Hall.
Saya memang bukan penggemar no.1 The Beatles, tapi saya penggemar musik yang tahu banyak lagu The Beatles. Jadi saat saya melihat foto yang ditunjukkan Ken dan berada di tempat The Beatles pernah berdiri dan menghebohkan satu kota Melbourne, saya merasa sangat beruntung bisa berada di tempat yang sangat bersejarah.
Selain itu, banyak sekali yang diperlihatkan oleh Ken. Dia membimbing semua peserta tur dari satu ruangan ke ruangan lainnya, dari satu benda bersejarah ke benda bersejarah lainnya. Menceritakan dari satu hal ke hal lainnya.
Selain kisah The Beatles, ada kisah lain yang diceritakan oleh Ken yang membuat saya makin jatuh hati dengan Melbourne. Saat itu, Ken menceritakan sejarah para wali kota Melbourne. Salah satunya adalah John So yang memerintah pada periode 2001 - 2007.
John So adalah wali kota pertama yang terpilih langsung oleh masyarakat. Sebelumnya para wali kota dipilih oleh para anggota dewan. Dia juga merupakan wali kota pertama yang berdarah Tiongkok. Secara hukum dia warga negara Australia tapi secara asal-usul dia adalah orang Hong Kong.
Mengetahui hal tersebut, hati saya terasa hangat. Rasanya seperti mendapat penjelasan akan banyak hal yang saya lihat di Melbourne selama ini. Ini dia kenapa Melbourne sangat berwarna, baik dari orang-orangnya maupun budayanya, karena kota ini menyambut dan memeluk perbedaan. Hal yang sungguh luar biasa indah!
Secara keseluruhan, tur ini adalah tur yang luar biasa menyenangkan. Bagi siapapun yang ingin mengetahui sedikit sejarah Melbourne sekaligus berkunjung ke salah satu tempat ikonis di ibukota negara bagian Victoria ini, Melbourne Town Hall free tour harus banget diikuti.
Di hari yang ditentukan, saya dan kedua teman saya, Selvy dan Stacey yang juga ikutan free tour, sampai di Melbourne Town Hall 15 menit sebelum free tour dimulai - seperti peraturan yang tertulis. Tepat pukul 13.00, seorang pemandu bernama Ken mengumpulkan kami semua untuk memulai tur.
Ken yang sudah berusia lanjut ini memulai tur dengan menerangkan asal muasal kota Melbourne dan dibangunnya Melbourne Town Hall. "Pembangunan gedung ini dilakukan saat kami menemukan tambang emas. Jadi karena punya banyak uang, kami membangun banyak gedung untuk pamer," katanya sambil bercanda.
Sebagai seorang pemandu, Ken sosok yang menyenangkan. Selain informatif dengan bahasa Inggris yang mudah dimengerti, cara dia menyampaikan informasinya juga sering diselingi dengan canda. Ken juga mengerti dengan kebutuhan para pengunjung untuk melakukan foto-foto. Tapi tentunya hanya di area-area yang diperbolehkan foto.
Saya dengan piano yang dimainkan Paul McCartney
Ken kemudian membawa kami ke balkon tempat The Beatles berdiri dan menyapa para penggemarnya. Ken menunjukkan foto banjirnya para penggemar yang saat itu ingin melihat para personil The Beatles di Melbourne Town Hall.
The Beatles di balkon Melbourne Town Hall
Foto: Herald Sun Image Library
Saya memang bukan penggemar no.1 The Beatles, tapi saya penggemar musik yang tahu banyak lagu The Beatles. Jadi saat saya melihat foto yang ditunjukkan Ken dan berada di tempat The Beatles pernah berdiri dan menghebohkan satu kota Melbourne, saya merasa sangat beruntung bisa berada di tempat yang sangat bersejarah.
Selain itu, banyak sekali yang diperlihatkan oleh Ken. Dia membimbing semua peserta tur dari satu ruangan ke ruangan lainnya, dari satu benda bersejarah ke benda bersejarah lainnya. Menceritakan dari satu hal ke hal lainnya.
Selain kisah The Beatles, ada kisah lain yang diceritakan oleh Ken yang membuat saya makin jatuh hati dengan Melbourne. Saat itu, Ken menceritakan sejarah para wali kota Melbourne. Salah satunya adalah John So yang memerintah pada periode 2001 - 2007.
John So adalah wali kota pertama yang terpilih langsung oleh masyarakat. Sebelumnya para wali kota dipilih oleh para anggota dewan. Dia juga merupakan wali kota pertama yang berdarah Tiongkok. Secara hukum dia warga negara Australia tapi secara asal-usul dia adalah orang Hong Kong.
Mengetahui hal tersebut, hati saya terasa hangat. Rasanya seperti mendapat penjelasan akan banyak hal yang saya lihat di Melbourne selama ini. Ini dia kenapa Melbourne sangat berwarna, baik dari orang-orangnya maupun budayanya, karena kota ini menyambut dan memeluk perbedaan. Hal yang sungguh luar biasa indah!
Secara keseluruhan, tur ini adalah tur yang luar biasa menyenangkan. Bagi siapapun yang ingin mengetahui sedikit sejarah Melbourne sekaligus berkunjung ke salah satu tempat ikonis di ibukota negara bagian Victoria ini, Melbourne Town Hall free tour harus banget diikuti.
----------@yanilauwoie----------
Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h
Blog Sebelumnya:
- 3 Tempat Wisata Wajib Kunjung di Lembang
- Itinerary Trip Hobart, Tasmania, Australia
- Itinerary Trip Brisbane, Australia
- Tempat Belanja Oleh-oleh di Hobart, Tasmania
- Sensasi Merasakan Hujan Salju di Mount Wellington, Tasmania
0 komentar