Harga
makanan di Melbourne tidak terlalu mengejutkan namun tidak bisa dibilang murah
juga. Berikut makanan yang sempat saya cicipi di Melbourne beserta harganya.
Macamedia cheesecake ini rasanya enak banget!
- Cheeseburger + kentang goreng ukuran kecil +
air ukuran 600 ml di McDonalds: 7,80 AUD
- Chicken parma di The Royston café: 21,90 AUD
- Vegetarian spring roll di Melbourne South
Market: 1,80 AUD
- Macamedia Cheesecake di Apollo Bay Hotel,
Great Ocean Road: 8,50 AUD
- Tuna sandwich di Port Campbell, Great Ocean
Road: 4,50 AUD
- Nachos shredded beef ukuran besar di Amigos,
Chapel Street: 23 AUD
- Tachos chilli concharne di Amigos, Chapel
Street: 7,5 AUD
- Nasi goreng (putih dengan campuran ayam,
telur, udang, kacang polong, kol, tauge dan wortel) di Suji Sushi, Southbank:
11 AUD + 0,50 AUD (karena minta pedas)
- Cheesebread di Bread Top, Elizabeth Street
(dekat Flinders Station): 1,90 AUD
- Fish ball with mince chicken di ThinkAsia,
Crown Food Court, Southbank: 13,90 AUD
- Mini dimsum skewer di ThinkAsia, Crown Food
Court, Southbank: 3,20 AUD
- 2 donat di Walker's Doughnuts, di pojokan antara Elizabeth dan
Flinders Street (depan clock tower Flinders Station): 5,90 AUD
- Beef steak + minum di Margo’s, Crown,
Southbank: 13,50 AUD
- Air ukuran 600 ml di Melbourne International
Airport: 4,50 AUD
- Donat glazy di Krispy Kreme, Melbourne
International Airport: 2,75 AUD
----------@yanilauwoie---------
Blog Sebelumnya:
Baca Juga:
Ternyata Australia mengenal kata-kata yang sama dengan Indonesia. Ini saya temukan saat melakukan trip ke negara bagian Victoria, Australia pada November 2014 lalu. Tapi meskipun katanya sama tapi artinya tentu aja beda.
Tai = nama brand coconut water/ air kelapa
Nasi = nama buah pear (asian pear)
Kaos = nama kafe di daerah Lorne, Great Ocean
Road
Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
Blog Sebelumnya:
Foto Ilustrasi: Pixabay
Screening
bandara selalu membuat saya was-was. Karena biasanya ada saja yang jadi masalah
bila melewati pemeriksaan di bandara. Entah karena kelebihan membawa cairan
yang tidak boleh masuk kabin atau ada logam yang menempel di tubuh saya yang
membuat alat pemeriksaan itu tidak berhenti berbunyi. Tapi dari semua
pengalaman di bandara, baru kali ini saya dicurigai membawa peledak.
Ceritanya hari itu saya ingin pulang dari
Melbourne, Australia ke Jakarta. Pesawat Qantas yang saya tumpangi dari Melbourne transit
di bandara Sydney dan saya pun harus berganti pesawat tujuan Sydney – Jakarta.
Seperti biasa saya harus melewati pemeriksaan di bandara Sydney ini. Dimulai
dari pemeriksaan tas ransel saya secara manual oleh petugas. Dia menemukan pasta
gigi yang menurutnya terlalu besar untuk masuk kabin maka dia meminta izin
untuk membuang pasta gigi tersebut. Pasta gigi itu pun berpindah dari ransel
saya ke tong sampah.
Selanjutnya sebelum melewati screening,
petugas itu meminta saya melepas zip hooded sweatshirt saya. Mungkin jaket kaos
yang memiliki resleting dan hoodie bukan outfit yang baik untuk dipakai ke
bandara karena saya ingat betul ini bukan pertama kalinya saya diminta
melepasnya di bandara. Untung saja saya memakai tanktop di dalamnya. Kalau
nggak, bisa gawat hanya memakai pakaian dalam doang ;p
Setelah saya dan barang-barang saya melewati
screening, saya pun bergegas untuk mengenakan kembali jaket dan ikat pinggang
saya. Tapi, sebuah suara menghentikan itu semua. Seorang petugas wanita
berhijab memanggil saya. Petugas tersebut dengan sopan menanyakan apakah saya
sudah pernah mengikuti explosive test sebelumnya. Dan reaksi saya langsung: apa
itu explosive test?. Tentunya dengan tambahan mimik wajah kaget.
Dari situ sang petugas paham saya belum
pernah mengikuti tes ini. Dia pun dengan baiknya meminta saya membaca kertas
berukuran A4 yang dilaminating. Saya sudah terlalu panik untuk memahami seluruh
kalimat yang ada di kertas tersebut. Namun kurang lebih intinya adalah saya
diduga memakai atau membawa barang yang dapat memicu ledakan. Waduh!
Otak saya langsung berputar cepat apa
sekiranya yang menempel di tubuh saya atau apa barang yang saya bawa yang
memiliki kemungkinan meledak. Tapi lagi-lagi panik membuat saya tidak bisa berpikir
jernih. Saya malah sibuk berpikir apa yang akan terjadi seandainya saya
terbukti membawa sesuatu yang bisa meledak. Takuuut!
Akhirnya saya pasrah saja ketika petugas
tersebut memeriksa seluruh barang dalam tas saya. Kemudian dia juga memeriksa diri
saya dengan detektornya. Tentu sambil berdoa dalam hati agar tidak terjadi hal
aneh-aneh. Selesai melakukan pemeriksaan, selanjutnya saya menunggu vonis sang
petugas. Rasanya luar biasa deg-degan seperti menunggu hasil sidang skripsi.
Dan begitu kalimat, “ok, you can go now,”
keluar dari bibir sang petugas, saya seperti mendengar dosen berkata, “kamu
lulus!” Rasanya saya ingin memeluk petugas tersebut saking bahagianya. Tapi
saya tahu itu terlalu lebay, jadi saya hanya tersenyum sambil mengucapkan
terima kasih kepadanya. Alhamdulillah :)
----------@yanilauwoie----------
Find me at:
LINE: @psl7703h
Blog Sebelumnya:
Baca Juga: