Diwawancara Stasiun Televisi Vietnam dan Thailand
Dari pengalaman perjalanan saya, sudah dua kali saya diwawancara stasiun televisi. Pertama ketika sedang liburan ke Vietnam dan yang terakhir saat sedang tugas ke Thailand.
Ribut, Feny, Saya, dan Luluk diwawancara reporter televisi Vietnam
Saya cerita yang stasiun televisi Vietnam dulu ya. Tahun 2012 lalu, saya traveling ke Ho Chi Minh City, Vietnam bareng Mira, Luluk, Feny, dan Ribut. Saat kami sedang heboh foto-foto di Notre Dame Cathedral, salah satu katedral tertua di sana karena dibangun pada tahun 1863 - 1880, kami didekati oleh seorang reporter wanita dan dua videografer pria dari salah satu stasiun televisi Vietnam.
Mereka mendekati kami dan bercerita bahwa mereka sedang membuat tayangan tentang pariwisata di Vietnam. Mereka menganggap kami cocok sebagai narasumber untuk ditanyai perihal pariwisata di Vietnam. Saya dan teman-teman menyatakan setuju untuk diwawancara karena pertanyaannya hanya akan seputar pariwisata Vietnam. Sesusah apa, sih?
Tapi ternyata dugaan saya salah. Itu salah satu wawancara yang sulit untuk dilakukan. Bukan karena kami tidak tahu harus menjawab apa tapi karena kami tidak mengerti apa pertanyaan yang dilontarkan. Butuh sekitar 2-3 kali bagi reporter tersebut mengulang pertanyaannya karena kami tidak mengerti dia ngomong apa. Aksen bahasa Inggris orang Vietnam yang berbeda, membuat kami benar-benar kesulitan. Saya bahkan tidak yakin bahwa jawaban yang kami berikan nyambung dengan pertanyaan yang dilontarkan. Hahahaha...
Nah, pengalaman diwawancara stasiun televisi yang kedua saya alami ketika sedang liputan di Bangkok, Thailand. Awal September, penyanyi kelahiran Indonesia, Anggun diabadikan di Museum Madame Tussauds Bangkok. Ketika sedang meliput jalannya acara peresmian patung lilin Anggun, saya dicolek oleh Valen dari Tourism Authority of Thailand Jakarta (pihak yang mengundang media tempat saya bekerja ke Thailand).
Reporter bertanya kenapa saya suka Anggun
"Kak, nanti kamu diwawancara teve sini ya. Mereka butuh narasumber," kurang lebih seperti itu kata Valen. Valen pun meminta saya untuk ngobrol langsung dengan sang reporter untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Rupanya sang reporter wanita tersebut mencari narasumber yang merupakan penggemar Anggun untuk ditanyai komentarnya mengenai Anggun. Saya pun menjelaskan kepada dia bahwa saya sama seperti dia, ke acara tersebut untuk liputan.
"But are you also a fan of Anggun?" tanya dia. "I am. I like her music and personality," jawab saya jujur. Karena tahu bahwa saya pun menyukai Anggun, akhirnya wawancara itu pun terjadi. Saya merasa wawancara ini jauh lebih lancar dari wawancara dengan reporter yang di Vietnam. Saya bisa mengerti maksud pertanyaan dia dan dia pun bisa mengerti jawaban saya.
Dia kemudian menanyakan alamat email saya. Dia bilang akan memberi kabar bila liputan tersebut sudah tayang. Hal yang sama yang dikatakan oleh reporter di Vietnam. Tapi sampai saya mengetik ini, saya tidak mendapatkan email dari keduanya. Apakah saya dan teman-teman saya jadi muncul di acara televisi mereka? Atau justru mereka memutuskan untuk mengedit dan membuang bagian kami? Hehehe. Saya tidak pernah tahu. Yang pasti, diwawancara oleh stasiun televisi ketika sedang bepergian memberikan pengalaman yang berbeda. :)
Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
Blog Sebelumnya:
0 komentar