My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio
Sebenarnya sudah lama saya mendengar tentang Hause Rooftop Kitchen and Bar ini. Beberapa teman dekat saya sudah pernah makan di tempat ini. Apalagi, lokasinya juga dekat banget dengan tempat tinggal dan bekerja saya. Tapi baru Kamis, 26 Januari 2017 kemarin sempat makan siang di sini dengan teman-teman kantor. Dari pengalaman kemarin, saya harus akui bahwa tempat ini cukup mengesankan. Berikut tiga alasannya.



1. Interior yang Instagrammable. Tempat ini tidak terlalu besar. Ruangan makannya pun hanya terbagi dua, yaitu di ruangan dalam dan luar. Tapi di manapun kita memilih meja untuk duduk pasti akan menyukainya. Di ruangan dalam, mata kita akan langsung tersita oleh interior design-nya yang lucu-lucu. Baik bentuk bar-nya, dekorasi meja yang seperti kitchen set dengan isi aneka botol anggur, dan lampu-lampunya. Semuanya kelihatan cantik. 

Sedangkan di bagian luar didekorasi seperti teras dengan aneka pohon dan bunga yang menyejukkan mata. Plus, lokasinya yang di lantai 6, membuat kita mendapatkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit Jakarta. Sangat instagrammable! 



2. Makanannya enak. Terpesona dengan interiornya, saya berharap rasa makanannya pun akan sama enaknya. Kalau nggak, bisa drop, deh. Tapi ternyata rasa makanan di sini cukup enak untuk diterima lidah saya. Well, saya belum mencoba semua menunya, sih. Tapi paling tidak dari 3 makanan (Chicken Spaghetti Aglio Olio, Chicken Quesadillas cooked in Mexican Spices, dan Silverqueen Cocoa Mousse) yang saya coba, semuanya enak dan tidak meninggalkan penyesalan.  

3. Ada paket hemat. Bagi saya harga makanan di sini bukanlah untuk konsumsi makanan setiap hari. Bisa bangkrut kalau saya makan siang dan malam setiap hari di sini ;p. Tapi untuk restoran dengan kelas seperti ini, harganya bisa dibilang tidak terlalu mahal. Aneka pastanya dijual dengan harga Rp100.000,-, Pizza-nya juga dijual dengan harga yang kurang lebih sama, dan dessert-nya djual dengan harga Rp30.000,- sampai dengan Rp125.000,-. 

Kemarin saya memesan Lunch Package yang terdiri dari Chicken Spaghetti Aglio Olio, Silverqueen Cocoa Mousse, dan air putih. Harganya hanya Rp90.000,- nett. Tentu ini murah banget dibandingkan beli secara satuan. Kalau beli satuan spaghettinya saja sudah Rp100.000 dan Silverqueen Cocoa Mousse-nya Rp45.000,-. Lunch Package ini ada beberapa pilihan. Selain spaghetti, ada nasi goreng, burger, dan yang lainnya. Semuanya lengkap dengan dessert dan air putih dengan harga yang sama. Tapi hanya berlaku mulai pukul 12.00 - 14.00 WIB.

Dari pengalaman makan siang di sana, kalau ditanya apakah saya akan kembali lagi? Jawabannya pasti saya akan datang lagi. Mungkin saya akan mencoba ke sana lagi di malam hari untuk bisa merasakan suasana yang berbeda.

Hause Rooftop Kitchen and Bar
MD Place Tower 2, 6th Floor
Jl Setiabudi Selatan No.7
Jakarta 12910
P. +62 21 2952 9852
M. +62 822 9888 9852 

Booking.com
----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • 5 Tip Berkunjung ke Planetarium Jakarta
  • Harga Makanan di Bangkok, Thailand
  • Naik Jakarta City Tour Bus untuk Pertama Kalinya, Ini 7 Hal yang Saya Simpulkan
  • My Travel Highlights of 2016 
Setelah entah berapa tahun berlalu, akhirnya saya menginjakkan kaki kembali di Planetarium Jakarta. Kalau dulu saya datang untuk study tour, kali ini saya menemani adik-adik Manggarai Ceria dalam acara Tebar Keceriaan yang digalang oleh Komunitas Anonim. Dari kunjungan saya kemarin, Sabtu, 21 Januari 2017, ada beberapa tip yang ingin saya bagikan.


Ruang Pameran Planetarium dan Observatorium

1. Wajib datang pagi. Kalau sekedar ingin melihat pameran tentang tata surya mau datang jam berapapun (selama itu sesuai dengan jam buka Planetarium) nggak masalah. Tapi kalau tujuannya adalah untuk menonton Pertunjukan Teater Bintang, wajib banget datang pagi. Kemarin saya datang pukul 08.00 dan antrian sudah mengular padahal loket pembelian tiket belum dibuka, lho. Untungnya disediakan tempat duduk di jalur antrian, jadi lumayan berasa nyaman walaupun mengantri. Sekitar pukul 08.45 loket dibuka dan 30 menit kemudian ada pengumuman bahwa tiket Pertunjukan Teater Bintang untuk pukul 10.00 sudah habis. Wah, untung saja, saya dan rombongan sudah kebagian tiket untuk pertunjukan pertama tersebut.

2. Harus teliti. Karena ramainya pengunjung tingkat kesiweran petugas sangat tinggi. Petugas sempat kurang memberikan kembalian pembelian tiket kepada teman saya, Mira. Petugas yang berbeda juga sempat kurang memberikan jumlah stiker (para pengunjung otomatis mendapatkannya saat membeli tiket Pertunjukan Teater Bintang) kepada saya dan Mira. Tapi mereka langsung memberikan kekurangannya begitu kami protes. Jadi pastikan saja sebelum meninggalkan loket, dihitung dengan teliti dulu semuanya, baik jumlah tiket yang dibeli, stiker, maupun uang kembalian.

3. Jangan pakai celana pendek. Ruang Pertunjukan Teater Bintang itu sangatlah dingin. Dinginnya melebihi studio bioskop. Jadi saya salah banget datang ke sana bercelana pendek. Alhasil harus terus melipat kaki sepanjang pertunjukan dengan harapan lebih hangat. Berhasil? Nggak! Saya tetap kedinginan. Jadi catatan untuk diri sendiri adalah jangan pakai celana pendek kalau mau nonton lagi di sana. Hehehe... 

4. Duduk di tengah atau sekalian tiduran. Saya duduk di kursi paling depan. Posisi ini agak menyulitkan karena pertunjukannya bukan di layar depan seperti nonton bioskop, melainkan di atas kepala kita. Iya karena di-setting seolah-olah kita lagi melihat langit. Jadi kayaknya paling enak duduk di kursi tengah, agar pandangannya gampang kemana-mana atau sekalian tiduran di lantai. Di bagian paling depan disediakan ruang yang cukup luas, sehingga yang mau duduk di lantai berkarpet atau tiduran sangat diperbolehkan. Kayaknya sih, memang enak tiduran sehingga lebih mudah memandang 'langit'nya. Karena saya nggak bawa pashmina untuk dijadikan alas buat tiduran, jadi saya nggak bisa mencoba posisi ini, deh.

5. Mampir ke ruangan-ruangan lainnya. Jangan cuma berhenti di Pertunjukan Teater Bintang. Di sini ada juga spot-spot lain yang bisa dikunjungi, seperti perpustakaan dan ruang pameran. Saya sih, nggak sempat mampir ke perpustakaan yang memiliki koleksi 4.000 buku, majalah, dan bentuk penerbitan lainnya ini tapi saya sempat mampir ke Ruang Pameran Planetarium dan Observatorium yang memberikan banyak pengetahuan tentang benda-benda langit. 

Itu tip dari saya untuk yang mau nonton Pertunjukan Teater Bintang. Sedangkan untuk jadwal Pertunjukan Teater Bintang Planetarium Jakarta adalah sebagai berikut:
  • Selasa - Jumat: 09.30, 11.00, 13.30 (rombongan), 16.30 (perorangan)
  • Sabtu - Minggu: 10.00, 11.30, 13.00, 14.30 (perorangan)
Harga tiketnya untuk anak-anak Rp7.000,- dan dewasa Rp12.000,- 

Lalu bagaimana kesan saya terhadap Pertunjukan Teater Bintang? Suka atau tidak suka dengan ilmu astronomi menurut saya pertunjukan ini cukup membuka wawasan tentang pengetahuan umum tata surya kita. Berwisata sekaligus dapat ilmu. 


Booking.com
----------@yanilauwoie----------

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie


Blog Sebelumnya:
  • Harga Makanan di Bangkok, Thailand
  • Naik Jakarta City Tour Bus untuk Pertama Kalinya, Ini 7 Hal yang Saya Simpulkan
  • My Travel Highlights of 2016 
  • Diwawancara Stasiun Televisi Vietnam dan Thailand
Dari perjalanan singkat saya ke Thailand pada akhir Agustus - awal September 2016, ada beberapa makanan yang saya coba. Menurut saya, harga makanan di Bangkok, Thailand tidak jauh berbeda dengan harga makanan di Jakarta. Berikut adalah beberapa makanan yang saya coba.  

Gerai A12 di Food Island, khusus menjual dessert

  • Tom Yam Noodle Soup with Fish Ball di gerai C21, Food Island, lantai 6, MBK, Bangkok: 50 bath
  • Ketan Durian di gerai A12, Food Island, lantai 6, MBK, Bangkok: 80 bath
  • Mango Sticky Rice di gerai A12, Food Island, lantai 6, MBK, Bangkok: 120 bath
  • Keripik durian montong di toko oleh-oleh Thai Fruit, lantai 2, MBK, Bangkok: 150 bath 
  • Nestea Milk Tea (1 kemasan besar isi 13 bungkus kecil) di Tops Market, lantai dasar, MBK: 90 bath
  • Chicken Satay di gerai Yusuf Briyani, Paragon Food Hall, lantai dasar, Siam Paragon, Bangkok: 150 bath
  • Mango Sticky Rice di gerai Dessert, Paragon Food Hall, lantai dasar, Siam Paragon, Bangkok: 100 bath
  • Mineral water with ice di gerai Dessert, Paragon Food Hall, lantai dasar, Siam Paragon, Bangkok: 20 bath

Booking.com


----------@yanilauwoie----------

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie

Baca blog tentang Thailand lainnya di tautan berikut ini.

Blog Sebelumnya:
  • Naik Jakarta City Tour Bus untuk Pertama Kalinya, Ini 7 Hal yang Saya Simpulkan
  • My Travel Highlights of 2016 
  • Diwawancara Stasiun Televisi Vietnam dan Thailand
  • Myamo Beach Lodge, Resort Mungil di Sumbawa Barat
Weekend pertama setelah pergantian tahun baru 2017, saya habiskan dengan jalan-jalan keliling kota Jakarta menggunakan Jakarta City Tour Bus. Ini pertama kalinya saya menggunakan bus ini dan ternyata pengalaman tersebut cukup menyenangkan.


Antrian Jakarta City Tour Bus di halte Masjid Istiqlal

Sabtu kemarin, Kota Tua, Jakarta sungguhlah padat. Saya sampai bingung kenapa banyak sekali orang berkumpul di sini. Teman saya, Asri bilang bahwa ini adalah weekend terakhir sebelum besok Senin anak-anak masuk sekolah kembali. Jadi wajar bila Kota Tua sangatlah penuh. "Tapi gua pernah sih, melihat yang lebih ramai dari ini," ujar Asri. Waduh, saya tidak bisa membayangkan bila lebih penuh dari ini. Ini saja rasanya sampai tidak ada spot kosong.

Kalau bukan karena janjian dengan teman saya yang jauh-jauh datang dari Bandung, Glen, rasanya sudah ingin pulang lagi. Hehehe. Glen ke Kota Tua untuk hunting foto. Jadi setelah hasratnya untuk memotret terpenuhi, kami pun berpikir untuk pindah lokasi dan melakukan aktivitas lainnya.

Nah, karena tidak ada satupun di antara kami yang pernah naik Jakarta City Tour Bus, kami pun mencoba bus ini. Dari Kota Tua, halte terdekat untuk naik bus ini ada di dekat Bank BNI. Saat kami sampai, antreannya cukup panjang. Tapi tidak butuh lama bagi saya, Asri, Glen, dan Adi untuk menunggu. Begitu bus kedua datang, saya dan teman-teman saya sudah bisa duduk manis di bagian atas bus double decker ini. 

Dari perjalanan kami yang bermula di Kota Tua dan berakhir di Plaza Indonesia (Bundaran HI), berikut beberapa hal yang bisa saya simpulkan:
  1. Untuk sampai ke Plaza Indonesia (Bundaran HI) dari Kota Tua, kami harus naik bus dua kali. Pertama bus warna kuning yang rutenya dari halte BNI Kota Tua sampai halte Masjid Istiqlal. Kemudian dilanjutkan dengan bus warna merah sampai ke Bundaran HI, halte depan Plaza Indonesia. Dari sini saya simpulkan bahwa rute bus kuning adalah Kota Tua - Masjid Istiqlal - Kota Tua. Sedangkan rute bus merah adalah Masjid Istiqlal - Bundaran HI - Kota Tua. Tentunya dengen berhenti di beberapa halte yang searah dengan rute kedua bus tersebut.
  2. Kondisi kedua bus sangat bagus dan bersih. Kursi-kursinya masih terlihat baru dan saya tidak menemukan coretan atau sampah di dalam bus ini.
  3. Di bus kuning kami duduk di kursi paling belakang lantai atas. Ternyata pilihan ini kurang pas karena ACnya tidak berasa. Awalnya saya pikir AC busnya mati sampai ketika mau turun saya bisa merasakan bahwa AC-AC lain di bagian atas kursi-kursi di depan saya baik-baik saja. Untuk di bus merah kami duduk di lantai bawah dan ACnya cukup berasa.  
  4. Tidak diperbolehkan ada orang berdiri di bus ini. Jadi bila kursi sudah penuh maka bus tidak akan mengangkut penumpang lain.
  5. Petugas cukup tegas dalam menjaga ketertiban di dalam bus ini. Saya melihat seorang petugas yang memperingati penumpang yang sudah menempel di pintu masuk sementara pintu belum terbuka. "Dibiasakan kalau pintu belum terbuka jangan maju dulu. Ini bukannya saya galak," kata petugas bus kuning. Dia dan petugas bus merah juga sangat tegas perihal antrean serta memperbolehkan atau tidaknya penumpang naik berdasarkan kapasitas. Saya suka dengan petugas-petugas yang tegas ini sehingga kami sebagai penumpang bisa lebih tertib. 
  6. Berdasarkan interogasi Asri kepada petugas, bus ini beroperasi setiap hari dari pukul 09.00 - 22.00 WIB.
  7. Meskipun gratis, petugas tetap akan membagikan karcis. Lumayan buat kenang-kenangan sebagai bukti telah naik bus wisata Jakarta. Hehehe.
Kesimpulan secara keseluruhan, saya merasa bus ini sangat nyaman dan bisa menjadi alternatif pilihan baik untuk dipakai sebagai bus wisata atau sebagai transportasi umum. Kalau kebetulan tempat yang dituju masuk ke dalam rute bus ini kan, lumayan bisa irit ongkos ;p

Booking.com


----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • My Travel Highlights of 2016 
  • Diwawancara Stasiun Televisi Vietnam dan Thailand
  • Myamo Beach Lodge, Resort Mungil di Sumbawa Barat
  • Suka Barang-barang Artsy? Coba deh, Datang ke Cicada Market di Hua Hin, Thailand

Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ▼  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ▼  January (4)
      • 3 Alasan untuk Makan di Hause Rooftop Kitchen and ...
      • 5 Tip Berkunjung ke Planetarium Jakarta
      • Harga Makanan di Bangkok, Thailand
      • Naik Jakarta City Tour Bus untuk Pertama Kalinya, ...
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes