Naik Jakarta City Tour Bus untuk Pertama Kalinya, Ini 7 Hal yang Saya Simpulkan

Weekend pertama setelah pergantian tahun baru 2017, saya habiskan dengan jalan-jalan keliling kota Jakarta menggunakan Jakarta City Tour Bus. Ini pertama kalinya saya menggunakan bus ini dan ternyata pengalaman tersebut cukup menyenangkan.


Antrian Jakarta City Tour Bus di halte Masjid Istiqlal

Sabtu kemarin, Kota Tua, Jakarta sungguhlah padat. Saya sampai bingung kenapa banyak sekali orang berkumpul di sini. Teman saya, Asri bilang bahwa ini adalah weekend terakhir sebelum besok Senin anak-anak masuk sekolah kembali. Jadi wajar bila Kota Tua sangatlah penuh. "Tapi gua pernah sih, melihat yang lebih ramai dari ini," ujar Asri. Waduh, saya tidak bisa membayangkan bila lebih penuh dari ini. Ini saja rasanya sampai tidak ada spot kosong.

Kalau bukan karena janjian dengan teman saya yang jauh-jauh datang dari Bandung, Glen, rasanya sudah ingin pulang lagi. Hehehe. Glen ke Kota Tua untuk hunting foto. Jadi setelah hasratnya untuk memotret terpenuhi, kami pun berpikir untuk pindah lokasi dan melakukan aktivitas lainnya.

Nah, karena tidak ada satupun di antara kami yang pernah naik Jakarta City Tour Bus, kami pun mencoba bus ini. Dari Kota Tua, halte terdekat untuk naik bus ini ada di dekat Bank BNI. Saat kami sampai, antreannya cukup panjang. Tapi tidak butuh lama bagi saya, Asri, Glen, dan Adi untuk menunggu. Begitu bus kedua datang, saya dan teman-teman saya sudah bisa duduk manis di bagian atas bus double decker ini. 

Dari perjalanan kami yang bermula di Kota Tua dan berakhir di Plaza Indonesia (Bundaran HI), berikut beberapa hal yang bisa saya simpulkan:
  1. Untuk sampai ke Plaza Indonesia (Bundaran HI) dari Kota Tua, kami harus naik bus dua kali. Pertama bus warna kuning yang rutenya dari halte BNI Kota Tua sampai halte Masjid Istiqlal. Kemudian dilanjutkan dengan bus warna merah sampai ke Bundaran HI, halte depan Plaza Indonesia. Dari sini saya simpulkan bahwa rute bus kuning adalah Kota Tua - Masjid Istiqlal - Kota Tua. Sedangkan rute bus merah adalah Masjid Istiqlal - Bundaran HI - Kota Tua. Tentunya dengen berhenti di beberapa halte yang searah dengan rute kedua bus tersebut.
  2. Kondisi kedua bus sangat bagus dan bersih. Kursi-kursinya masih terlihat baru dan saya tidak menemukan coretan atau sampah di dalam bus ini.
  3. Di bus kuning kami duduk di kursi paling belakang lantai atas. Ternyata pilihan ini kurang pas karena ACnya tidak berasa. Awalnya saya pikir AC busnya mati sampai ketika mau turun saya bisa merasakan bahwa AC-AC lain di bagian atas kursi-kursi di depan saya baik-baik saja. Untuk di bus merah kami duduk di lantai bawah dan ACnya cukup berasa.  
  4. Tidak diperbolehkan ada orang berdiri di bus ini. Jadi bila kursi sudah penuh maka bus tidak akan mengangkut penumpang lain.
  5. Petugas cukup tegas dalam menjaga ketertiban di dalam bus ini. Saya melihat seorang petugas yang memperingati penumpang yang sudah menempel di pintu masuk sementara pintu belum terbuka. "Dibiasakan kalau pintu belum terbuka jangan maju dulu. Ini bukannya saya galak," kata petugas bus kuning. Dia dan petugas bus merah juga sangat tegas perihal antrean serta memperbolehkan atau tidaknya penumpang naik berdasarkan kapasitas. Saya suka dengan petugas-petugas yang tegas ini sehingga kami sebagai penumpang bisa lebih tertib. 
  6. Berdasarkan interogasi Asri kepada petugas, bus ini beroperasi setiap hari dari pukul 09.00 - 22.00 WIB.
  7. Meskipun gratis, petugas tetap akan membagikan karcis. Lumayan buat kenang-kenangan sebagai bukti telah naik bus wisata Jakarta. Hehehe.
Kesimpulan secara keseluruhan, saya merasa bus ini sangat nyaman dan bisa menjadi alternatif pilihan baik untuk dipakai sebagai bus wisata atau sebagai transportasi umum. Kalau kebetulan tempat yang dituju masuk ke dalam rute bus ini kan, lumayan bisa irit ongkos ;p



----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:

Share:

0 komentar