My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio


Setelah sebelumnya hanya bisa mengagumi Melbourne Town Hall dari luar saja, akhirnya saya berkesempatan untuk melihat seperti apa bagian dalam bangunan yang terletak di sudut antara Swanston dan Collins Street, Melbourne ini melalui Melbourne Town Hall free tour pada suatu hari di bulan Agustus. 

Melbourne Town Hall sudah digunakan sejak tahun 1870. Selain digunakan untuk berbagai acara pemerintahan, tempat ini juga disewakan untuk kepentingan konser, pameran dan pernikahan. 

Melbourne Town Hall juga terbuka untuk umum yang ingin mengetahui lebih jauh tentang bangunan yang didesain oleh arsitek Joseph Reed ini. Namun tentu saja kita tidak bisa masuk kapanpun semau kita. Mereka mengaturnya melalui sebuah tur gratis berdurasi sekitar 1 jam. 

Untuk bisa mengikuti tur gratis Melbourne Town Hall, saya harus daftar terlebih dahulu melalui situs ini. Sekitar dua jam dari pendaftaran, saya mendapat konfirmasi free tour untuk waktu yang saya pilih, yaitu keesokan hari dari hari pendaftaran saya. 

Di hari yang ditentukan, saya dan kedua teman saya, Selvy dan Stacey yang juga ikutan free tour, sampai di Melbourne Town Hall 15 menit sebelum free tour dimulai - seperti peraturan yang tertulis. Tepat pukul 13.00, seorang pemandu bernama Ken mengumpulkan kami semua untuk memulai tur.


Ken yang sudah berusia lanjut ini memulai tur dengan menerangkan asal muasal kota Melbourne dan dibangunnya Melbourne Town Hall. "Pembangunan gedung ini dilakukan saat kami menemukan tambang emas. Jadi karena punya banyak uang, kami membangun banyak gedung untuk pamer," katanya sambil bercanda. 


Sebagai seorang pemandu, Ken sosok yang menyenangkan. Selain informatif dengan bahasa Inggris yang mudah dimengerti, cara dia menyampaikan informasinya juga sering diselingi dengan canda. Ken juga mengerti dengan kebutuhan para pengunjung untuk melakukan foto-foto. Tapi tentunya hanya di area-area yang diperbolehkan foto.



Saya dengan piano yang dimainkan Paul McCartney

Salah satu area yang diperbolehkan untuk foto adalah ruangan yang terdapat sebuah piano istimewa yang pernah dimainkan oleh salah satu personil The Beatles. "The Beatles populer nggak di Indonesia?" tanya Ken kepada saya. Setelah mendengar jawaban saya bahwa The Beatles sangat populer di Indonesia, Ken langsung mempersilakan saya untuk mengambil foto dengan piano yang dimainkan oleh Paul McCartney ketika The Beatles tur ke Melbourne pada tahun 1964. Bayangkan sudah berapa tua tuh, umur sang piano.  

Ken kemudian membawa kami ke balkon tempat The Beatles berdiri dan menyapa para penggemarnya. Ken menunjukkan foto banjirnya para penggemar yang saat itu ingin melihat para personil The Beatles di Melbourne Town Hall. 



The Beatles di balkon Melbourne Town Hall
Foto: Herald Sun Image Library

Saya memang bukan penggemar no.1 The Beatles, tapi saya penggemar musik yang tahu banyak lagu The Beatles. Jadi saat saya melihat foto yang ditunjukkan Ken dan berada di tempat The Beatles pernah berdiri dan menghebohkan satu kota Melbourne, saya merasa sangat beruntung bisa berada di tempat yang sangat bersejarah. 


Selain itu, banyak sekali yang diperlihatkan oleh Ken. Dia membimbing semua peserta tur dari satu ruangan ke ruangan lainnya, dari satu benda bersejarah ke benda bersejarah lainnya. Menceritakan dari satu hal ke hal lainnya. 


Selain kisah The Beatles, ada kisah lain yang diceritakan oleh Ken yang membuat saya makin jatuh hati dengan Melbourne. Saat itu, Ken menceritakan sejarah para wali kota Melbourne. Salah satunya adalah John So yang memerintah pada periode 2001 - 2007. 


John So adalah wali kota pertama yang terpilih langsung oleh masyarakat. Sebelumnya para wali kota dipilih oleh para anggota dewan. Dia juga merupakan wali kota pertama yang berdarah Tiongkok. Secara hukum dia warga negara Australia tapi secara asal-usul dia adalah orang Hong Kong. 


Mengetahui hal tersebut, hati saya terasa hangat. Rasanya seperti mendapat penjelasan akan banyak hal yang saya lihat di Melbourne selama ini. Ini dia kenapa Melbourne sangat berwarna, baik dari orang-orangnya maupun budayanya, karena kota ini menyambut dan memeluk perbedaan. Hal yang sungguh luar biasa indah!


Secara keseluruhan, tur ini adalah tur yang luar biasa menyenangkan. Bagi siapapun yang ingin mengetahui sedikit sejarah Melbourne sekaligus berkunjung ke salah satu tempat ikonis di ibukota negara bagian Victoria ini, Melbourne Town Hall free tour harus banget diikuti.


----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • 3 Tempat Wisata Wajib Kunjung di Lembang
  • Itinerary Trip Hobart, Tasmania, Australia
  • Itinerary Trip Brisbane, Australia
  • Tempat Belanja Oleh-oleh di Hobart, Tasmania
  • Sensasi Merasakan Hujan Salju di Mount Wellington, Tasmania






Berwisata ke Lembang, Jawa Barat nggak akan membuat kita bosan. Pasalnya ada banyak sekali tempat wisata di Lembang. Mulai dari wisata kuliner, budaya, sampai wisata alam tersedia di sini. Nah, dari banyaknya tempat wisata di Lembang, kalau Anda mencari yang bisa menyegarkan mata, tiga tempat wisata berikut wajib didatangi. 

Maribaya Natural Hot Spring Resort



Tempat wisata yang berlokasi di Jl. Raya Maribaya No.105/212, Langensari, Lembang ini punya banyak hal untuk ditawarkan. Mulai dari kolam-kolam air panas, air terjun, kebun binatang mini, sampai taman bermain anak-anak. Semuanya tentu dikemas dengan nuansa alam yang sangat memanjakan mata. Yang paling saya sukai dari tempat ini tentu saja air terjunnya. Dari dua air terjun, ada satu air terjun yang menyediakan lokasi untuk foto dari atas pohon. Naik ke sini bikin lutut saya gemetaran tapi hasil fotonya sangat memuaskan.  

Dusun Bambu Family Leisure Park



Bila di Maribaya Natural Hot Spring Resort air terjun adalah pesona utamanya, di tempat wisata ini danau yang dikelilingi pondok-pondok bambu adalah daya tariknya. Di waktu-waktu tertentu kita bisa menikmati alunan musik Sunda dan Pop dari para pemusik yang bermain di sekitar danau. Selain itu, di tempat yang beralamat di Jalan Kolonel Masturi KM. 11, Cisarua, Lembang, Kertawangi, Cisarua ini juga terdapat arena bermain anak dan resto Lutung Kasarung yang mempunyai tempat makan unik dengan desain sangkar burung. 

Floating Market



Ingin naik perahu di tengah danau sambil belanja aneka jajanan? Coba deh, datang ke tempat wisata yang berlokasi di Jalan Grand Hotel No.33E, Lembang ini. Jajanannya tentu aneka rupa. Saya suka dengan seblak dan lumpia basah yang dijual di sini. Rasanya enak! Namun selain jajanan, tempat ini juga menawarkan pemandangan danau dan gunung yang menyejukkan mata. Selain itu ada pula Rainbow Garden dan pondok Kyotoku yang bernuansa Jepang.

Tulisan saya ini pertama kali ditayangkan di situs WomanTalk. 

----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Itinerary Trip Hobart, Tasmania, Australia
  • Itinerary Trip Brisbane, Australia
  • Tempat Belanja Oleh-oleh di Hobart, Tasmania
  • Sensasi Merasakan Hujan Salju di Mount Wellington, Tasmania
  • Tempat Belanja Oleh-oleh Murah di Surders Paradise, Gold Coast, Australia

General Post Office

Ketika jalan-jalan ke Hobart, Tasmania pada Agustus 2017, saya memang tidak menyiapkan waktu khusus untuk browsing secara detail. Saya hanya browsing apa saja tempat wisata yang ada, dan membiarkan kaki mau melangkah ke mana pada saat sudah sampai di Hobart. Alhasil inilah itinerary trip Hobart, Tasmania 6 hari 5 malam ala saya. Mungkin agak random dan kurang efisien tapi karena saya menginap di Collins Street yang berada tepat di pusat kota, jadi nggak masalah random juga karena kemana-mana mudah dan dekat. 

Hari 1: Elizabeth Street Mall. 
Saat saya sampai ke pusat kota Hobart, hari sudah malam. Jadi hanya sempat jalan-jalan di sekitar penginapan yang untungnya letaknya sangat dekat dengan Elizabeth Street Mall. Meskipun area ini termasuk jantungnya kota Hobart tapi jam 8 malam saja sudah sepi. Nggak seru jalan-jalan malam hari di Hobart.

Hari 2: Mount Wellington & Royal Tasmanian Botanical Gardens. 
Kedua tempat wisata ini letaknya berjauhan tapi saya sengaja menyatukan keduanya di hari yang sama karena masing-masing membutuhkan waktu setengah hari untuk dijelajahi. Untuk menuju Mount Wellington saya menggunakan Hobart Shuttle Bus Company dengan pick up point di Tasmanian Travel & Information Centre yang terletak di sudut Davey dan Elizabeth Street. Pulangnya pun diturunkan di tempat yang sama. (Baca pengalaman saya terjebak salju di Mount Wellington di tautan ini).

Nah, dari sini sebenarnya bisa langsung naik bus Red Decker untuk sampai ke Royal Tasmanian Botanical Gardens. Tapi saat itu saya berjalan kaki, sekalian ingin melihat-lihat kota. Ternyata perjalanannya cukup jauh. Sekitar 45 menit dan melewati perbukitan yang bikin kaki sangat pegal. Pulangnya, tanpa pikir dua kali saya pakai bus Red Decker dan sampai di Tasmanian Travel & Information Centre hanya dalam waktu kurang dari 10 menit. 

Hari 3: Salamanca Market, Parliament Square, General Post Office, Constitution Doc, Tasmanian Museum & Art Gallery, City Hall, Town Hall, Cat & Fiddle Arcade, Elizabeth Street Mall.
Yap, semua lokasi tersebut di atas bisa saya kunjungi dalam satu hari karena memang letaknya masih di sekitar pusat kota dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Area yang saya menghabiskan waktu terlama adalah Salamanca Market karena di market yang hanya buka hari Sabtu ini banyak sekali barang dagangan unik dan artisan, jadi lumayan menyita waktu saya untuk melihat-lihat. Selain itu, saya juga menghabiskan waktu cukup lama dengan melihat berbagai koleksi yang ada di Tasmanian Museum & Art Gallery. 

Hari 4: Farm Get Market, Franklin Square, Mount Nelson Signal Station Reserve, St. David's Park, Battery Point.
Farm Get Market yang terletak di Bathurst Street ini menjual hasil-hasil pertanian dan perkebunan yang fresh. Serunya di sini juga ada street musician yang saat itu membawakan lagu-lagu jazz. Jadi lumayan seru kalau mau sarapan di sini sambil menikmati alunan musik.

Dari Farm Get Market saya menuju Mount Nelson Signal Station Reserve. Naik bus no. 457 dari Franklin Square. Sambil menunggu bus datang, lumayan bisa foto-foto dulu di taman Franklin Square yang cantik. 

Lalu ada apa di Mount Nelson Signal Station Reserve? Pemandangan kota Hobart serta pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Saya menghabiskan waktu cukup lama di sini. Soalnya pemandangannya sangat cantik! Memanjakan mata dan bikin betah. 

Setelah kembali ke pusat kota dengan menggunakan bus yang sama, saya berjalan kaki ke Battery Point dengan melewati St. David's Park. Battery Point termasuk area bersejarah karena tempat ini adalah suburb tertua di Hobart. Didirikan pada awal abad ke-19, area ini dulunya merupakan tempat penyimpanan baterai senjata yang digunakan sebagai alat pertahanan Hobart. 

Untuk yang ingin tahu lebih jauh tentang Battery Point atau Mount Nelson Signal Station Reserve bisa baca blog saya di tautan ini.

Hari 5: MONA, Franklin Wharf, Brooke Street Pier, Victoria Doc.
Awalnya saya malas untuk berkunjung ke Museum of Old and New Art (MONA) soalnya tiket masuknya lumayan mahal bagi kantong budget traveler seperti saya, yaitu 28 AUD. Tapi karena dua orang teman saya yang sudah pernah ke Hobart merekomendasikan untuk datang ke sini, jadi saya putuskan untuk pergi. Keputusan yang tidak salah karena MONA ini menghadirkan koleksi seni yang gila kerennya. Saya sampai bertanya-tanya sendiri, "Kok bisa ya, artisnya kepikiran untuk membuat karya-karya seni yang out of the box seperti itu." Benar-benar wajib kunjung deh, tempat satu ini.  

Pulang dari MONA dengan bus yang sama dengan perginya, yaitu X20, saya habiskan sisa sore saya di Franklin Wharf, Brooke Street Pier, dan Victoria Doc yang memang berada dalam satu garis lurus. Pemandangan laut dengan kapal-kapal layarnya cukup enak dilihat.

Hari 6: Sandy Bay (Long Beach)
Di hari terakhir ini saya menghabiskan waktu di Long Beach yang ada di Sandy Bay, sebelum terbang meninggalkan Hobart sore harinya. Pemandangan pantai di sini tidak terlalu istimewa soalnya pasirnya cokelat, tidak putih. Tapi karena semuanya tertata rapi saya jadi nyaman duduk-duduk di kursi yang menghadap pantai. Ya lumayanlah untuk menghabiskan waktu. 

Untuk ke Long Beach, saya naik bus 429 dari Franklin Square dan stop tepat di pintu masuk Long Beach. Pulangnya saya naik bus 402 dari tempat saya turun dan turun di Macquarie Street, nggak jauh dari Franklin Square.

Itulah itinerary trip Hobart, Tasmania ala saya. Ada yang pernah ke Hobart juga? Boleh dong, di share di kolom komentar, tempat lain yang mungkin terlewat sama saya tapi sebenarnya menarik untuk dikunjungi.     

----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Itinerary Trip Brisbane, Australia
  • Tempat Belanja Oleh-oleh di Hobart, Tasmania
  • Sensasi Merasakan Hujan Salju di Mount Wellington, Tasmania
  • Tempat Belanja Oleh-oleh Murah di Surders Paradise, Gold Coast, Australia
  • Belanja Murah Barang Branded di DFO Brisbane, Australia




Menjelajahi Brisbane, Australia hanya dalam waktu tiga hari dua malam memang terasa kurang. Tapi keterbatasan waktu tidak menghalangi saya dan kedua teman saya, Stacey dan Selvy untuk bisa mengunjungi tempat-tempat wajib kunjung di Brisbane. Kalau saya boleh rangkum penjelajahan kami dalam sebuah itinerary trip Brisbane maka akan menjadi seperti ini.

Hari 1: Kunjungi tempat-tempat wisata gratis di Brisbane dengan sarana transportasi gratis
Brisbane punya fasilitas kapal CityHopper yang bisa dinaiki tanpa harus membayar. Kapal ini akan berhenti di titik-titik tertentu di sekitar kota Brisbane. Tapi saran saya, sebelum kita naik turun di tujuan tertentu, lebih baik kita habiskan waktu di CityHopper ini karena kita bisa mendapatkan pemandangan kota Brisbane dari atas kapal. Rute sekali jalannya menghabiskan waktu sekitar 40 menit. 

Setelah menjelajah dengan CityHopper, baru deh, mengunjungi tempat wisata-wisata lainnya, seperti Museum of Brisbane + Clock Tower, City Botanic Gardens, dan South Bank Parklands. Sebaiknya habiskan waktu di South Bank Parklands mulai dari sore sampai malam hari. Kenapa? Sore hari bisa dihabiskan di pantai buatan yang bernama Street Beach sedangkan malam hari bisa menikmati kecantikan Brisbane Wheel yang dibalut lampu. Selain itu, di sini ada Brisbane sign yang tentunya bagus untuk difoto saat hari masih terang maupun malam. 

Semuanya yang saya sebutkan bisa dinikmati secara gratis, kecuali kalau mau naik Brisbane Wheel tentu harus bayar. Tapi tidak naik pun, hunting foto di sekitarnya adalah salah satu kegiatan yang tidak boleh dilewatkan. 

Untuk informasi lengkap mengenai tempat-tempat wisata gratis di Brisbane bisa dilihat di blog saya yang ini. 

Hari 2: Lone Pine Koala Sanctuary + Jalan-jalan di sekitar Queen Street Mall
Ke Brisbane jangan sampai nggak mampir ke Lone Pine Koala Sanctuary. Soalnya ini adalah satu dari sedikit koala sanctuary yang memperbolehkan kita memegang dan menggendong koala. Yap, nggak semua negara bagian Australia memperbolehkan turis menyentuh koala karena itu mumpung sudah ada di negara bagian yang memperbolehkan memegang koala, jadi kunjungan ke sanctuary ini nggak boleh dilewatkan. Info lengkap tentang Lone Pine Koala Sanctuary bisa dibaca di tautan blog saya berikut ini.

Pulang dari Lone Pine Koala Sanctuary, habiskan sore untuk berjalan-jalan di sekitar Queen Street Mall. Sesuai namanya area ini adalah pusat perbelanjaan. Banyak toko, restoran, dan kafe berderet di sini. Tanpa harus belanja, saya sih, senang duduk-duduk di area ini sambil melihat orang berlalu-lalang ke luar masuk toko. Tapi kalau mau belanja oleh-oleh seperti t-shirt, magnet, gantungan kunci, dan sebagainya, di area ini ada toko Tourist House, Discount Souvenirs. Pilihan oleh-olehnya sangat lengkap. 

Malam harinya, usahakan untuk kembali menaiki CityHopper, karena pemandangan Brisbane di malam hari yang dipenuhi gemerlap lampu jauh lebih cantik daripada pemandangan siang harinya.    

Hari 3: Belanja di DFO Brisbane
Sejak saya kenalan dengan DFO yang ada di Melbourne, saya jadi penasaran ingin datang ke DFO-DFO lain yang ada di Australia. Pasalnya, harga barang-barang yang dijual di DFO benar-benar luar biasa murahnya. Baik yang ada di Brisbane maupun Melbourne sama-sama menjual barang branded dengan potongan harga yang sangat lumayan. Ingin tahu semurah apa harga barang-barangnya? Baca blog saya yang ini, ya.

Saya sebenarnya ke sini di hari pertama kedatangan saya ke Brisbane. Tapi waktu tersebut tidaklah ideal. Lebih baik kalau mau ke sini di hari terakhir saja sehingga nggak perlu repot bawa barang belanjaan ke pusat kota. Terlebih lagi, letak DFO ini dekat sekali dengan bandara sehingga kita bisa mampir belanja dulu sebelum terbang pulang. 

Itulah itinerary trip Brisbane ala saya. Punya itinerary yang berbeda? Mau dong, di-share di kolom komentar, ya :)

----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Tempat Belanja Oleh-oleh di Hobart, Tasmania
  • Sensasi Merasakan Hujan Salju di Mount Wellington, Tasmania
  • Tempat Belanja Oleh-oleh Murah di Surders Paradise, Gold Coast, Australia
  • Belanja Murah Barang Branded di DFO Brisbane, Australia
  • 5 Objek Wisata Gratis di Hobart, Tasmania yang Keren untuk Difoto


Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ▼  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ▼  November (4)
      • Tur Gratis Melbourne Town Hall: The Beatles dan Me...
      • 3 Tempat Wisata Wajib Kunjung di Lembang
      • Itinerary Trip Hobart, Tasmania, Australia
      • Itinerary Trip Brisbane, Australia
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes