My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio



Untuk bisa menikmati tempat wisata di Melbourne, Australia tidak melulu harus merogoh kantong. Bahkan, kita bisa lho, mengikuti tur gratis yang akan memberikan pengalaman istimewa saat jalan-jalan di kota paling layak huni di dunia ini. Berikut adalah tiga tur gratis di Melbourne yang bisa dicoba.

1. Tur Gratis Parliament of Victoria



Melalui tur ini kita bisa mengetahui sedikit sejarah Australia, pemilihan nama Victoria sebagai salah satu negara bagian di Australia dan tentunya sejarah Parliament of Victoria itu sendiri. Selain itu, pengunjung juga diajak untuk memahami bagaimana keputusan-keputusan penting di buat oleh para elite politik. Sambil mendengarkan penjelasan-penjelasan tersebut dari sang pemandu, pengunjung diajak berkeliling gedung parlemen, termasuk ke dalam ruangan Legislative Assembly dan Legislative Council. Favourit saya sih, ruangan Legislative Council. Terlihat cantik dan megah. 

Tur berdurasi sekitar 1 jam ini terbuka untuk umum. Kita hanya perlu datang sesuai waktu yang ditentukan. Tapi karena jumlah peserta tur di setiap sesinya terbatas, jadi sebaiknya datang sekitar 15-30 menit sebelum tur dimulai. Karena berlaku sistem siapa cepat, dia dapat. Namun bila ingin berkunjung dengan rombongan, disarankan untuk daftar terlebih dahulu. Untuk jadwal tur dan daftar rombongan bisa dilakukan di situs ini.

Cerita lebih lengkap tentang tur ini bisa dibaca di blog saya yang ini.

2. Tur Gratis Melbourne Town Hall



Sama seperti tur di Parliament of Victoria, tur ini juga berdurasi sekitar 1 jam dan dipandu oleh seorang pemandu yang akan menemani pengunjung keliling gedung yang sudah digunakan sejak tahun 1870 ini. Pemandu ini juga akan menceritakan sejarah tentang Melbourne Town Hall dan kota Melbourne. 

Salah satu hal yang paling saya sukai dari tur ini adalah saya bisa melihat piano yang dimainkan oleh Paul McCartney ketika The Beatles tur ke Melbourne pada tahun 1964 dan berdiri di balkon tempat The Beatles membuat kehebohan ketika menyapa para penggemarnya. 

Berbeda dengan tur Parliament of Victoria yang bisa langsung datang, untuk bisa ikutan tur ini, kita harus daftar terlebih dahulu melalui situs ini.    

Cerita lebih lengkap tentang tur ini bisa dibaca di blog saya yang ini.

3. Free Walking Tour
Tur ini menawarkan turis keliling kota Melbourne dengan berjalan kaki. Dengan durasi sekitar 2 jam turis akan dibawa ke tempat-tempat menarik yang ada di Melbourne. Plus, akan mendapatkan penjelasan tentang lokasi-lokasi yang didatangi. 

Tur ini tidak memungut bayaran namun mengandalkan tip. Jadi bila terkesan dengan sang pemandu, turis bisa memberinya tip namun hal ini sifatnya tanpa paksaan. Tertarik untuk ikutan free walking tour? Silakan browsing saja, ada beberapa jasa free walking tour di Melbourne yang bisa dipilih.

Jadi, mau pilih yang mana? Ketiganya juga boleh kok, dicoba :)

Tulisan saya ini pertama kali diterbitkan di situs Womantalk.

Booking.com ----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • MONA, Museum Wajib Kunjung di Hobart, Tasmania, Australia
  • 7 Tip Berkunjung ke Museum MACAN (Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara) di Jakarta
  • After Living in Melbourne for Months, I am Proud to Call Myself Indonesian
  • Tip Mendapatkan Kamar Hotel dengan Harga Murah
  • Cara Mudah dan Murah Pergi ke Surfers Paradise dari Brisbane dan Bandara Gold Coast, Australia



Awalnya saya malas untuk berkunjung ke Museum of Old and New Art (MONA) soalnya tiket masuknya lumayan mahal bagi kantong budget traveler seperti saya, yaitu 28 AUD. Tapi karena dua orang teman saya yang sudah pernah ke Hobart merekomendasikan untuk datang ke sini, jadi saya putuskan untuk pergi. Keputusan yang tidak salah karena MONA ini menghadirkan koleksi seni yang gila kerennya.

400 Karya Seni
Sesuai namanya, museum yang pertama kali dibuka pada 21 January 2011 ini menghadirkan banyak karya seni. Kabarnya, tidak kurang dari 400 karya seni dipamerkan di museum swasta terbesar di Australia ini. Semua tersebar di dalam maupun luar bangunan 3 lantai. Saya menghabiskan waktu sekitar 3 jam untuk menjelajah ke-3 lantai tersebut. Waktu yang cukup lama bagi saya yang bukan penggemar fanatik museum dan tidak terlalu paham karya seni.

Dari sekitar 400 karya seni yang ada di sini, berikut adalah beberapa karya seni yang menurut saya cukup out of the box. 

1. bit.fall (Julius Popp). Karya seni ini berupa kata-kata dalam bentuk air yang jatuh. Tampil dengan latar belakang tebing berwarna krem, saya terus terpaku mengamati kata-kata yang terus keluar dan kemudian menghilang menjadi butiran air. Ini adalah karya seni favorit saya di MONA. 

2.  Fat Car (Erwin Wurm). Sesuai namanya mobil ini terlihat gendut dengan body yang melar. Warnanya yang merah merona dengan tubuh yang terlihat seperti buble, mobil ini sepintas terlihat seperti chewy. Tapi tentunya mobil ini tidak chewy karena terbuat dari fibreglass. 



3. 1 Naked Hermaphrodite (Peter Hand). Patung manusia yang memiliki payudara dan penis. Kalau ini tidak cukup out of the box, saya tidak tahu lagi yang seperti apa yang memenuhi kriteria tersebut.  

4. Snake (Sydney Nolan). Susunan karya seni yang didesain menyerupai ular super besar. Nggak kebayang usaha dan upaya yang dikerahkan sang seniman untuk membuat satu persatu karya seni untuk kemudian disusun menjadi karya seni yang berbeda. Luar biasa!

Selain ke-4 karya tersebut, tentu masih ada ratusan karya lainnya, mulai dari lukisan, patung, dan yang lainnya yang semuanya menunjukkan pola pikir yang tidak biasa dari para senimannya. 

Cara Menuju MONA
Lalu bagaimana caranya menuju tempat ini? Untuk sampai ke MONA, ada banyak alternatif. Mulai dari naik kapal, sepeda, sampai naik bus. Saya memilih naik bus karena ini adalah yang termurah. Berikut adalah rute dari pusat kota Hobart ke MONA dengan menggunakan bus. 
  • Naik bus Metro x20 di depan GPO (General Post Office), Elizabeth Street. 
  • Turun di stop 33, MONA. 
  • Dari stop 33, jalan kaki ke MONA sekitar 7 menit. 
  • Pulangnya ke arah kebalikan. Naik bus x20 dari stop yang berada di sebrang stop yang tadi turun.
Harga tiket busnya adalah 4.60 AUD untuk sekali jalan. Ini harga yang berlaku untuk zone 2 (MONA berada di zone 2). Pulangnya saya hanya bayar 3.30 AUD. Bukan sengaja bayar harga segitu, tapi sopir yang memberikan tarif sekian, padahal saya sudah menyebutkan dengan jelas di mana saya akan turun dan sudah menjawab 'bukan' setelah dia bertanya apakah saya pelajar atau bukan. Ya anggap saja hari keberuntungan saya :)

Saya tidak tahu bagaimana perjalanan ke MONA bila menggunakan kapal laut namun saya merekomendasikan menggunakan bus karena selain murah, dalam perjalanan ke sana, mata saya dimanjakan oleh pemandangan gunung Wellington. Cantik! Membuat perjalanan selama 25 menit jadi tidak berasa. 

Museum Wajib Kunjung
Setelah menjelajahi MONA, saya dengan mantap berkata bahwa ini adalah museum wajib kunjung di Hobart. Selain koleksinya yang luar biasa, MONA juga sangat tertata rapi sehingga membuat nyaman pengunjungnya. Lalu tidak perlu khawatir bila tidak paham seni seperti saya, karena selama di MONA, kita akan diberikan gadget yang berisi keterangan dari karya seni-karya seni yang dipamerkan. Cara mengoperasikannya pun mudah, gadget tersebut akan otomatis menampilkan karya seni-karya seni yang berada di dekat kita. Kita hanya perlu membaca atau mendengarkan penjelasannya. Canggih!



Kelebihan lainnya adalah MONA dikelilingi pemandangan alam yang cantik! Saran saya coba masuk ke dalam kafe yang ada di sini, dari dalam sini, pengunjung disuguhkan pemandangan  laut yang cantik!

Pernah ke MONA? Kalau iya, share di kolom komentar dong, apakah terkesan juga dengan MONA seperti saya?

----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • 7 Tip Berkunjung ke Museum MACAN (Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara) di Jakarta
  • After Living in Melbourne for Months, I am Proud to Call Myself Indonesian
  • Tip Mendapatkan Kamar Hotel dengan Harga Murah
  • Cara Mudah dan Murah Pergi ke Surfers Paradise dari Brisbane dan Bandara Gold Coast, Australia
  • Peppers Soul Surfers Paradise, Aparthotel dengan Pemandangan Spektakuler di Gold Coast, Australia
  

Infinity Mirrored Room

Belum lama ini, saya mengunjungi Museum MACAN yang lagi hits itu. Dari hasil kunjungan di sebuah hari Sabtu tersebut, ada beberapa tip yang saya catat yang bisa membuat siapapun yang ingin berkunjung ke sana menjadi lebih nyaman. Berikut adalah tujuh tip berkunjung ke Museum MACAN (Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara) di Jakarta.

1. Datang di Hari Kerja
Kalau memang kita punya waktu untuk berkunjung di hari kerja, sebaiknya datang di hari kerja. Kenapa? Tentunya untuk menghindari ramainya pengunjung di saat akhir pekan sehingga kegiatan melihat-lihat sekitar 90 karya seni menjadi lebih nyaman. 

2. Datang Pagi
Kalau memang terpaksa datang di akhir pekan, seperti saya, usahakan datang sepagi mungkin sesuai jam buka Museum MACAN karena makin siang, apalagi sore, museum akan semakin ramai pengunjung. Waktu itu saya datang pukul 10.30 WIB, sudah ada antrian di loket pembelian tiket tapi antriannya tidak panjang. Setelah itu, saya pun bisa langsung masuk museum. Namun saat siang hari, antrian di loket pembelian tiket ini mengular. Bahkan pintu masuk untuk tempat scan tiket harus ditutup sementara karena jumlah pengunjung di dalam museum sudah sangat banyak. "Di dalam sudah ada sekitar 300-an orang, jadi harus kami tutup sementara. Sebentar lagi juga pintu akan dibuka lagi," demikian kurang lebih perkataan petugas pemeriksaan tiket masuk kepada saya. Jadi saya, yang saat itu harus keluar museum dulu untuk salat, terpaksa mengantri lagi sampai pintu masuk dibuka.

3. Beli Tiket Online

Untuk menghindari antrian di loket pembelian tiket, sebaiknya beli tiket secara online di situs Museum MACAN. Jadi saat datang ke sini, bisa langsung bawa print-an tiket dan scan barcode-nya di pintu masuk. 

4. Pastikan Perut Kenyang
Usahakan mengisi perut dulu sebelum datang ke museum karena di sini tidak ada tempat penjualan makanan berat. Ada kafe sih, di depan pintu masuk museum namun tidak ada makanan berat dijual. Saya harus turun dan keluar gedung dulu untuk makan di rumah makan yang ada di Jl. Perjuangan. 

Mayoritas dari karya seni yang ada di sini adalah lukisan

5. Outfit Nyaman
Ruangan di dalam museum cukup sejuk, jadi kalau tidak tahan dingin sebaiknya jangan memakai sleveless dan shorts saat berkunjung ke sini. Tapi kalau memang tahan dingin, ya tidak apa-apa, sih. Satu lagi yang harus diperhatikan adalah alas kaki. Pastikan memakai alas kaki yang nyaman karena kalau pengunjung super ramai kita bisa mengantri lebih dari satu jam (dalam kondisi berdiri) untuk bisa foto di karya yang paling diminati di museum ini, yaitu Infinity Mirrored Room karya seniman Jepang Yayoi Kusama. Saya sempat mengantri selama 80 menit untuk bisa masuk ke sini. Kesalahan saya adalah tidak langsung mengantri di sini saat datang, ternyata makin siang makin ramai dan mengular antriannya. 

6. Kamera Siap Potret
Masih membahas tentang Infinity Mirrored Room, peraturan yang tertulis di salah satu dinding museum mengatakan bahwa setiap pengunjung berhak mendapatkan waktu 45 detik untuk menikmati karya ini. Tapi saat saya di sana, waktu ini menjadi berkurang hanya 30 detik saja. "Soalnya antriannya sangat panjang," kata salah satu petugas saat saya bertanya kenapa waktunya dikurangi. Dengan waktu super terbatas ini, sebaiknya kamera sudah siap rekam ketika memasuki ruangan yang berisi karya yang dihasilkan tahun 2014 tersebut. Saya saja yang kamera sudah on sejak sebelum masuk ruangan hanya bisa memotret 5 foto dan merekam video beberapa detik saja. Jadi kebayang kan, kalau kamera baru dinyalakan dan mencari fokus saat di dalam ruangan? Bisa-bisa keluar tanpa hasil apa-apa. 

7. Masuk Sendiri ke Infinity Mirrored Room
Kenapa harus masuk sendirian ke dalam ruangan ini? Karena kalaupun masuk berdua (hanya diperbolehkan maksimal dua pengunjung di dalam ruangan), waktunya tidak akan ditambah. Ketika harus memilih 30 detik untuk dua orang atau 30 detik untuk sendirian, saya pilih 30 detik untuk sendirian. Oh iya, di dalam ruangan juga ada satu orang petugas yang berjaga namun sesuai peraturan museum, kita tidak bisa meminta bantuannya untuk memotret kita. Jadi pintar-pintar saja cari sudut foto yang bagus sendiri.  

Kalau ditanya apakah worth it berkunjung ke sini? Saya jawab ya. Dengan tiket masuk hanya Rp50.000,- dan bisa menikmati karya seni dari seniman Indonesia dan manca negara, museum ini sangat layak untuk dikunjungi. Tapi tentunya akan lebih baik bila dibuat pengaturan antrian yang lebih baik untuk masuk ke Infinity Mirrored Room sehingga pengunjung bisa lebih nyaman, karena antrian 1 jam 20 menit untuk menikmati karya hanya dalam 30 detik bukanlah sesuatu yang menyenangkan. 

Museum MACAN
  • Alamat: AKR Tower, Level MM/lantai 5, Jl. Panjang No. 5, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
  • Jam Berkunjung: Selasa - Minggu, pukul 10.00 - 19.00 WIB (tutup pada hari Senin dan hari libur nasional)
  • Tiket masuk: dewasa Rp50.000,-, anak-anak Rp30.000,-, pelajar/lansia Rp40.000,-
  • Website: https://www.museummacan.org/
----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • After Living in Melbourne for Months, I am Proud to Call Myself Indonesian
  • Tip Mendapatkan Kamar Hotel dengan Harga Murah
  • Cara Mudah dan Murah Pergi ke Surfers Paradise dari Brisbane dan Bandara Gold Coast, Australia
  • Peppers Soul Surfers Paradise, Aparthotel dengan Pemandangan Spektakuler di Gold Coast, Australia
  • Ibis Brisbane, Hotel Bagus dan Terjangkau di Pusat Kota Brisbane, Australia
Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ▼  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ▼  January (3)
      • 3 Tur Gratis di Melbourne, Australia
      • MONA, Museum Wajib Kunjung di Hobart, Tasmania, Au...
      • 7 Tip Berkunjung ke Museum MACAN (Museum of Modern...
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes