Terintimidasi Petugas Imigrasi di Amerika Serikat
Foto: Pexels
Cerita tentang dipulangkan ke negara asal oleh petugas imigrasi bukan satu atau dua kali saya dengar. Sering! Karena itu meskipun sudah memiliki visa, saya tetap deg-degan setiap masuk suatu negara. Terlebih lagi negara seperti Amerika Serikat yang menurut beberapa orang yang saya kenal para petugasnya terkenal tegas-tegas.
Saya berkunjung ke Amerika Serikat dengan tujuan trip bisnis ke Virginia tapi sebelum sampai di Virginia saya mampir di Los Angeles.
Saat itu, ada empat petugas imigrasi yang bertugas namun ada satu yang saya yakin membuat kami yang sedang mengantre gugup luar biasa. Pasalnya petugas ini cukup mengintimidasi dengan suaranya yang bernada tinggi. Apalagi bila yang ditanya seperti tidak paham pertanyaannya maka dia akan mengulang berkali-kali dengan intonasi dan tatapan tajam.
Saat itu, ada empat petugas imigrasi yang bertugas namun ada satu yang saya yakin membuat kami yang sedang mengantre gugup luar biasa. Pasalnya petugas ini cukup mengintimidasi dengan suaranya yang bernada tinggi. Apalagi bila yang ditanya seperti tidak paham pertanyaannya maka dia akan mengulang berkali-kali dengan intonasi dan tatapan tajam.
Contohnya adalah saat dia menginterogasi seorang pria, dia bertanya, "What bring you here?" Karena orangnya kelihatan nggak mengerti dia mengulang lebih kencang "Why are you here?"
Lalu di kesempatan lain dia bertanya sampai tiga kali dengan setengah berteriak, "Where are your friends?" "Where are your friends?" "Where are your friends?" Saya yang melihatnya saja gemeteran, apalagi orang yang ditanya.
Atau ketika dia berkata, "Yes sightseeing. But what do you want to see? Disneyland or what?" Mendengar itu saya bisa menduga bahwa yang ditanya tidak bisa menjelaskan dengan baik apa tujuan liburannya makanya dia dicecar.
Tapi yang paling membuat saya berdoa dalam hati agar saya tidak diinterogasi oleh dia adalah ketika dia mencecar seorang pria mengenai jumlah uang yang dia bawa. Kurang lebih seperti ini pertanyaan-pertanyaannya:
"How much money do you have?"
"Is that in Yen or USD?"
"So, how much in USD?"
Setelah itu diam tidak ada suara. Saya menduga yang sedang diinterogasi berusaha menghitung uangnya dalam USD. Namun sang petugas tidak langsung mengizinkan sang pria masuk dan tetap menunggu jawabannya.
Melihat hal ini, petugas yang duduk di samping dia berkata, "He's good". Saya menangkap maksud sang teman yang meminta agar pria yang diinterogasi dibebaskan. Itulah yang terjadi selanjutnya. "This is your lucky day. I will let you in. Because I don't care anymore," sambil mencap paspor sang pria.
Mungkin karena berkali-kali merasa tidak mendapatkan orang yang bisa memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan, sang petugas tiba-tiba berkata, "Can I get the right Man?" sambil dia mengacungkan tangannya. "If you are the right man, please come forward."
Ya jelaslah nggak ada yang berani maju. Semuanya diam di barisan. Sampai akhirnya dia menunjuk seorang pria yang memang ada di barisan depan untuk maju ke dia dan drama suara bernada tinggi pun kembali berulang.
Melihat semua aksi-aksinya, saya berdoa agar tidak mendapatkan dia. Namun tepat ketika saya berada di barisan depan, dia selesai menginterogasi orang. Mau tidak mau saya yang berikutnya. Sial!
Saya membaca doa sebelum melangkahkan kaki ke arahnya. Ya Allah, tolong saya!
Begitu sampai di depannya saya mengucapkan selamat pagi sambil tersenyum dan menyerahkan dokumen saya. "Finally fresh air," ucapnya begitu melihat paspor saya. Selanjutnya, kurang lebih seperti ini pernyataan dan pertanyaan dia kepada saya:
"What bring you to America?"
"So, you are going to celebrate your birthday?"
"What are you going to do for your birthday?"
"It's sound exciting!"
"How much money do you bring?"
"Okay!"
Kemudian paspor saya dicap. Begitu saja tanpa ada nada tinggi ataupun pertanyaan yang diulang-ulang dari mulutnya. Saya pun melangkah lega. Pfuuuih..
Tags:
Amerika Serikat
0 komentar