9 Tips Terbang Jauh dengan Balita



Menurut saya, tidak ada penerbangan yang lebih menantang daripada terbang dengan balita yang luar biasa aktif, seperti Noah! Tantangan terbesarnya tentunya membuat si anak super aktif ini bisa duduk berjam-jam di dalam pesawat tanpa membuat kehebohan. Tidak mudah dilakukan tapi bisa sedikit diakali. 

Berikut tips terbang jauh dengan balita berdasarkan pengalaman saya terbang bolak-balik Melbourne - Jakarta dengan Noah. 

1. Pilih terbang direct daripada transit
Noah pernah terbang direct Jakarta - Melbourne dan sebaliknya yang memakan waktu sekitar 7 jam dan pernah juga terbang transit Melbourne - Sydney - Jakarta yang memakan waktu sekitar 13 jam. Dari dua pengalaman tersebut, yang paling menantang adalah terbang transit, selain karena harus naik turun pesawat, durasinya juga membuat Noah luar biasa nggak betah. Ya kebayang, kita aja orang dewasa suka mati gaya duduk di dalam pesawat berjam-jam, apalagi anak usia 2 - 3 tahun yang bawaannya ingin main dan jingkrak-jingkrakan terus-menerus. Karena itu, kalau memang ada pilihan terbang direct, sebaiknya itu yang dipilih, kecuali kita tidak punya pilihan lagi, ya.  

2. Usahakan pilih jam penerbangan di jam tidur anak
Sama seperti yang pertama, kalau memang kita ada pilihan untuk memilih jam terbang yang bertepatan dengan waktu tidur anak, pilihlah jam tersebut. Bila anak bisa tidur berjam-jam di dalam pesawat, percayalah ini akan sangat mempermudah hidup kita dan membuat kita tenang sementara. 

3. Bawa makanan favorit
Kita memang bisa mendapatkan makanan di dalam pesawat tapi belum tentu makanan-makanan tersebut adalah yang disukai oleh anak, karena itu saya selalu membawa makanan favorit Noah untuk memastikan dia tidak kelaparan dan cranky di dalam pesawat. Contohnya saya pernah membawa mangga kupas, cookies, dan sultana yang semuanya dihabiskan Noah di dalam pesawat. Oh, tidak lupa saya juga membawa botol berisi fresh milk yang jadi kesukaannya.  

Biasanya petugas bandara yang bagian pemindaian tas akan mengizinkan membawa makanan dan minuman selama itu untuk anak-anak. Hanya saja, jangan lupa menghabiskan makanan yang berpotensi bermasalah sebelum mendarat dan masuk ke negara yang dituju, seperti misalnya buah-buahan atau daging-dagingan. Kalaupun anak kita tidak bisa menghabiskannya, sebaiknya makanan tersebut ditinggalkan di dalam pesawat atau dibuang sebelum memasuki area bea cukai. Nggak mau kena denda, kan?

4. Siapkan tontonan favorit
Tidak semua tayangan di pesawat akan disukai oleh anak kita, jadi sebaiknya kita siapkan sendiri di gawai tontonan yang menjadi favorit anak kita. Biasanya saya suka download tayangan-tayangan favorit Noah di Netflix sehingga dia bisa menontonnya meskipun tidak ada koneksi internet karena Netflix menyediakan fitur untuk ditonton offline. 

5. Bawa mainan favorit
Ketika terbang Melbourne - Jakarta sekitar sebulan lalu, saya siapkan beberapa mainan kecil yang sedang disukai Noah, seperti dinosaurus dan excavator. Mainan-mainan ini lumayan bisa menenangkan dia karena ada sesuatu yang sangat familiar yang dia bisa pegang selama yang dia mau. 

6. Siapkan aktivitas yang bisa membunuh waktu
Selain membawa mainan-mainan yang disukai Noah, saat itu saya juga menyiapkan berbagai hal yang bisa membuatnya sibuk selama beberapa saat. Misalnya, beberapa puzzles, buku bacaan, buku stiker, dan buku mewarnai. Lumayan banget kegiatan ini bisa menyita perhatian Noah selama sekitar 1 - 2 jam.    

7. Jalan-jalan di dalam pesawat 
Kalau anak sudah bosan banget, nggak bisa diam duduk di kursinya, coba deh, bawa jalan-jalan di lorong pesawat. Bisa sambil digendong atau dia jalan-jalan sendiri dan kita ikuti saja dari belakang. Berdasarkan pengalaman saya, ini cukup membantu mood anak kembali membaik. 

8. Bawa baju ganti
Karena Noah nggak bisa diam dan apa-apa maunya dikerjakan sendiri, jadi bisa dipastikan waktu makan dan minum akan meninggalkan banyak noda di bajunya. Belum lagi, saat dia maunya hanya gogoleran di lantai pesawat, bisa dipastikan bajunya kotor nggak karu-karuan. Karena itu, saya selalu menyiapkan baju ganti di dalam tas backpack Noah. 

9. Hati-hati dengan botol minum yang bisa 'meledak'
Saya baru tahu bahwa tekanan udara di dalam pesawat bisa 'meledakkan' botol minuman atau botol-botol lain yang berisi cairan. Ini kejadian saat kami terbang dari Melbourne ke Jakarta. Noah meminta minum susu dan saya dengan biasanya membuka botol susu dengan cara memberdirikan sedotan di atas botol dari posisi semula yang tertidur. Tahu-tahu tanpa saya duga, susu yang ada di dalam botol menyembur layaknya air mancur. Subhanallah, basah kemana-mana, termasuk ke penumpang depan kami. 

Jadi saran saya, kalau mau bawa minuman, pilih botol yang tanpa sedotan karena sedotan itu yang mendorong udara dari dalam botol hingga cairan menyembur ke luar.  

Ada yang punya pengalaman terbang jauh dengan balita juga? Bagi tipsnya dong, di kolom komentar. 

Share:

0 komentar