Semarang ternyata semenyenangkan itu. Pilihan wisatanya banyak. Mau wisata alam, sejarah, kota, sampai kuliner ada di sini! Lalu apa saja yang harus dikunjungi selama di Semarang? Berikut itinerary trip Semarang untuk empat hari dari perjalanan saya dan keluarga ke Semarang bulan ini.
Hari 1: Menjelajah Kota Lama Semarang
Berada di area ini seperti membawa kita berada di waktu dan negara lain. Pasalnya area ini. dipenuhi oleh bangunan-bangunan tua bergaya Eropa. Tidak heran, soalnya Kota Lama Semarang merupakan area peninggalan Belanda dari abad ke-18.
Menurut Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Semarang, di lokasi ini masih ada sekitar 50 bangunan kuno yang menjadi saksi bisu sejarah kolonialisme di Semarang. Ya kalau punya waktu tentu bisa dijelajahi satu persatu tapi bagi saya cukup dengan mengunjungi Gedung Marba, Taman Srigunting, Pasar Barang Antik Kota Lama, menyusuri Jl. Letjen Suprapto lalu ke area Pringsewu. Seru aja jalan kaki di paving block sambil memerhatikan bangunan-bangunan tua di sekitar.
Untuk makan siang, bisa mengunjungi Spiegel All Day Bar & Dining. Spiegel juga merupakan bangunan peninggalan Belanda. Dulunya, merupakan toko yang menjual pakaian dan dekorasi rumah branded yang merupakan kongsi pengusaha Austria-Hungaria, Moritz Moses Addler dan Herman Spiegel. Sejak tahun 2015, gedung ini berubah menjadi restoran. Bukan cuma bangunan dan dekorasinya aja yang ciamik tapi makanannya juga enak-enak. Saya dan keluarga tiga kali bolak-balik makan di sini. Hehehe.
Spiegel All Day Bar & Dining
Dari Spiegel bisa mengunjungi Oud En Nieuw by Toko Oen. Di sini terkenal dengan es krimnya. Meskipun mereka juga menyediakan makanan dan camilan tapi yang harus dicoba memang es krimnya karena es krim Oen itu sudah ada sejak tahun 1936. Nggak aneh kalau es krim ini disebut sebagai es krim tertua di Semarang.
Sore hari, bisa mengunjungi Museum Kota Lama Semarang dan belanja di pusat oleh-oleh Wingko Babad Cap Kereta Api di Jl. Cendrawasih. Lalu malam harinya ngapain? Selain bisa tetap jalan-jalan santai karena suasana siang dan malam berbeda, kalau punya nyali bisa coba masuk ke Rumah Hantu Semangker di Jl. Gelatik.
Intinya seharian di Kota Lama Semarang itu nggak akan mati gaya.
Hari 2: Lawang Sewu, Kampung Pelangi, D'Kambodja Heritage, Simpang Lima
Anak saya, Noah senang mengunjungi Lawang Sewu karena di sini dia bisa menonton tayangan imersif tentang kereta api dan juga melihat replika kereta api. Selain itu di sini juga ada area bermain untuk anak-anak. Jadi lumayan bikin di betah.
Nah, tidak jauh dari Lawang Sewu, ada Kampung Pelangi. Dulunya, area ini merupakan pemukiman kumuh namun setelah setiap rumah dicat warna-warni tempat ini jadi kelihatan menarik. Kami tidak menjelajahi seluruh areanya karena jalanannya cukup menanjak. Jadi cukup melihatnya tidak terlalu jauh dari area jembatan di belakang pasar bunga Kalisari.
Untuk sore menjelang malam, bisa mengunjungi D'Kambodja Heritage Dapur Ndeso Anne Avantie. Dekorasi restorannya cakep untuk foto-foto. Pilihan duduknya juga ada indoor dan outdoor. Kalau untuk makanan, di sini menyediakan makanan Jawa yang bentuknya prasmanan. Jadi kita bisa pilih langsung dari makanan yang sudah siap dan tingggal dipanaskan sebelum dimakan.
Saya mencoba sate daging ayam, kulit, dan otot sapi (sate koyor). Dengan rasa dominan manis dan sambal pedas, rasanya enak semua sate-sate itu, meskipun harus saya akui kalau saya paling suka sate koyor.
Untuk menutup hari, bisa datang ke Simpang Lima. Menurut saya, malam hari paling pas untuk menikmati Simpang Lima. Selain nggak panas, berasa suasana meriahnya karena ada aneka becak yang dihiasi lampu warna-warni.
Hari 3: The Wujil Resort & Conventions
Ini beneran sih, definisi liburan atau staycation di hotel. Bagaimana nggak, di sini fasilitasnya super lengkap. Apalagi yang liburan bawa anak, nggak perlu kemana-mana lagi karena fasilitas hotel yang ramah anak di Semarang benar-benar dipenuhi oleh tempat ini.
Mulai dari Aqua Park (mini waterpark), kolam renang ramah anak, beberapa playground mini, kebon binatang mini dimana anak-anak bisa memberi makan kelinci, burung, dan ikan, serta Kids Club yang memiliki berbagai kegiatan berbeda setiap harinya, seperti origami, mewarnai, menggambar, dancing, dll. Noah betah seharian di resort ini. Dari pagi sampai menjelang malam dia melakukan aktivitas non-stop.
The Wujil Resort & Conventions
Lalu bagaimana dengan kita sebagai orangtua? Ya fasilitasnya oke juga, mulai dari spa, pijat, berbagai kelas kebugaran, seperti pilates, kolam renang, tenis, dan sebagainya. Mau cuma duduk-duduk bengong di kolam renangnya juga asyik. Selain memiliki dekorasi estetik, view-nya juga pegunungan. Duh, beneran hotel yang cocok untuk healing.
Untuk makan juga mudah karena mereka punya dua restoran, di lantai 1 dan lantai 4. Saya dan keluarga mencoba keduanya dan sepakat bahwa restoran yang rasanya enak dengan plating yang indah adalah yang di lantai 4. Saya suka dengan nasi goreng kambingnya dan iga bakarnya juga enak.
Hari 4: Menjelajah Bandungan - Salatiga - Ungaran
Dari The Wujil di Ungaran, kami menyewa mobil untuk rute ke Bandungan, Salatiga, kembali ke Ungaran dan Kota Semarang.
Sebenarnya ada banyak tempat wisata lain di Bandungan tapi tujuan utama kami adalah Candi Gedongsongo. Dari namanya, songo harusnya ada sembilan candi tapi yang masih utuh hanya lima komplek/grup candi saja. Meskipun begitu tetap tidak mengurangi kemagisan berada di sini. Saya bisa bilang ini adalah highlight dari trip ke Semarang. Saya, Shannon, dan Noah sepakat hal tersebut.
Bayangin aja ya. Kami diajak berkeliling candi yang tersebar di lahan sekitar 4 kilo meter di bawah kaki Gunung Ungaran dengan berkuda. Tentu saja ada kusir yang membantu mengarahkan kuda. Namun tetap saja sempat bikin deg-degan ketika harus melewati jalan setapak yang tiba-tiba menanjak atau menurun. Takut tiba-tiba terjungkal. Hahaha.
Tapi sepanjang perjalanan tidak terjadi hal yang berbahaya. Semuanya aman terkendali. Saya senang karena ini pertama kalinya saya naik kuda selama itu (sekitar 1 jam untuk mengitari seluruh candi), dengan pemandangan pegunungan yang spektakuler. Baguuuus banget!
Worth it banget bayar Rp120.000-140.000,- (tergantung berat tubuh) per orang (WNI) untuk mendapatkan pengalaman berkuda di bawah kaki gunung. Lebih hemat waktu juga dibandingkan harus jalan kaki yang bisa memakan waktu lama.
Dari Gedongsongo, kami makan siang di Arundaya Resto, di Bumi Kayom Salatiga. Tempatnya enak banget karena semi outdoor dan teduh. Minusnya adalah banyak nyamuk karena banyaknya pepohonan. Saya dan Noah sempat digigit nyamuk. Baru bisa tenang makan setelah pakai autan dari resto. Hahaha..
Tapi untuk urusan rasa, makanannya enak-enak banget. Saya coba bebek goreng, sate lilit ikan, mac & cheese, dan lava cake semuanya enak. Harganya? Samalah kayak harga di resto-resto bagus di Jakarta.
Dari Salatiga, kami kembali ke Ungaran. Tepatnya mampir ke Dairyland by Cimory. Sayangnya karena saat itu hujan, jadi Noah tidak bisa main di berbagai wahananya. Jadi ya kami duduk-duduk saja sambil makan cheese roll cake-nya yang enak! Dari Dairyland, mampir ke Pagoda Avalokitesvara yang cantik sebelum melanjutkan perjalanan ke kota Semarang.
Yang pernah menjelajah Semarang dan sekitarnya, tempat wisata Semarang apa lagi nih, yang harus dikunjungi? Share di kolom komentar ya...
----------@yanilauwoie----------
Find me at:
Blog Sebelumnya: