EuroTrip: Pelajaran Halal dari Pria Katolik
Foto Ilustrasi: Pixabay
Setiap orang yang mampir ke hidup saya, selalu mempunyai makna. Saya percaya itu. Sangat percaya. Selalu ada pelajaran yang bisa saya ambil dari kehadiran orang-orang di sekitar saya. Termasuk saat saya bertemu dengan orang-orang baru di perjalanan saya ketika ke Irlandia, September 2013 lalu.
Salah satu orang yang saya temui dalam
perjalanan saya di Irlandia bernama Michael. Dia pria yang dibesarkan secara
Katolik. Namun, saat kebersamaan kami, saya dapat pelajaran tentang makanan
halal darinya. Sebuah pelajaran yang tidak saya duga akan saya dapatkan dari
seorang pria non Muslim.
Ceritanya berawal ketika kami mencari makan
malam di Dublin. Saya tegaskan kepadanya bahwa saya tidak makan babi. Maka, kami
pun mendaratkan pilihan di Apache Pizza yang berada di Bachelor’s Walk Street.
Saya mau makan di sini karena saya lihat tempat ini menyajikan menu pizza
dengan ayam dan nanas sebagai topingnya.
Selesai memesan, saya mendapat pertanyaan kurang
lebih seperti ini dari Michael: “Kamu tidak makan babi karena tidak suka atau
karena babi itu tidak halal? Karena kalau alasannya halal, makanan di tempat
ini juga tidak halal. Karena saya yakin mereka tidak berdoa saat menyembelih
ayam-ayam itu.”
Tidak menyangka akan mendapat pertanyaan
seperti itu, saya terdiam sesaat, mencari kata yang tepat untuk dikeluarkan.
Lalu saya jawab seperti ini kepadanya: “Nggak apa-apa, deh. Yang penting saya
tidak makan daging babinya.” Michael menerima jawaban saya. Malam itu, kami
makan bersama pizza yang kami pesan.
Jujur saya akui saya bukanlah Muslim yang relijius.
Ada banyak peraturan dalam Islam yang belum saya jalankan dengan sempurna.
Termasuk tentang makanan halal tersebut. Saya tahu ada beberapa syarat sehingga
makanan bisa disebut halal. Salah satunya adalah disembelih dengan nama Allah
SWT. Ini yang dimaksud Michael dengan berdoa.
Saya bisa saja berdalih dengan bilang bahwa
sulit mencari makanan halal di Irlandia. Sehingga saya melakukan pembenaran: yang penting tidak makan babi/ anjing dan
sejenisnya yang diharamkan. Tapi setelah saya pikir-pikir bukan itu poin
utamanya. Karena di Indonesia pun saya melakukan hal tersebut. Saya melalaikan
syarat-syarat lain tentang makanan halal.
Saya terbiasa dengan konsep: selama makanan itu bukan babi/
anjing atau sejenisnya yang diharamkan maka makanan tersebut halal. Padahal
belum tentu juga makanan di rumah makan-rumah makan yang ada di sini halal.
Selama rumah makan tersebut belum mendapat label halal dari MUI, mana saya tahu
bagaimana cara mereka menyembelih hewan yang mereka sajikan, cara memasak atau
bahan yang digunakan sudah memenuhi syarat halal atau belum.
Dan pertanyaan Michael 6 bulan lalu seperti
menampar saya dari kelalaian tersebut. Saya malu dengan kenyataan bahwa dia yang
bukan Muslim lebih perhatian terhadap hal tersebut dibandingkan saya. Saya
berterima kasih kepada dia karena telah menyadarkan saya akan hal ini. Meskipun
saya yakin, dia tidak menyangka bahwa apa yang dia ucapkan malam itu terus terpikir
oleh saya sampai sekarang. Dan bahkan mungkin dia tidak akan pernah tahu akan
hal ini.
Namun, pertanyaan baru timbul di kepala saya.
Bagaimana caranya saya mulai menerapkan memakan makanan-makanan halal tersebut?
Haruskah saya selalu makan di tempat-tempat yang sudah mendapat label halal
dari MUI? Atau percaya saja dengan para penjual makanan pinggir jalan (salah
satunya adalah penjual nasi goreng depan kosan saya) bahwa makanan mereka
dijamin halal?
----------@yanilauwoie----------
Baca Juga:
4 komentar
Kalau kata guru ngaji, salah satu cara menikmatinya adalah mengawali dengan bismillah..
ReplyDeleteKalau di blog2 lain, biasanya aku komen, "tulisannya bagus. Bla..bla..bla..." tapi kalau blog ini nggak heran, sih. Udah redpel.. hihihihi... :D
Setujuuuu! Bismillah dulu aja ya biar Allah yang menentukan.. Hehehehe..
Deletenice article... saran aqyu...
ReplyDeletebaca doa sebelum makan..
Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"
Artinya :
Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka
baca doa sesudah makan...
"Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja'alanaa minal muslimiin"
Artinya :
Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami memeluk agama islam
tapi dari itu semua... uang penghasilan kerja untuk makan haruslah HALAL... percaya deh... uang yang didapat dari cara yang ga halal akan berpengaruh kepada diri... cara lebih menghalalkannya lagi adalah infaq 2.5% dari penghasilan... InsyaAllah hidup penuh berkah... @.*
wslm
Hai Andy :)
DeleteThank you sarannya.. :) Alhamdulillah sudah dipraktekkan semua.. :)