Makan Apa di Makassar?

Banyak makanan enak di Makassar! Seminggu di Makassar, saya mencoba berbagai makanan yang ada di sana. Saya harus akui tidak semuanya cocok di lidah saya. Tapi saya yakin itu bukan karena makanannya tidak enak, tapi lebih ke masalah selera. Ini beberapa makanan yang saya coba ketika ada di Makassar, 1 - 7 Maret 2015 lalu.



Ayam goreng (Rp. 17.500,-) + nasi (Rp. 6.000,-) di Rumah Makan AGS

Ayam Goreng Sulawesi
Entah karena bosan dengan makan daging-dagingan selama beberapa hari pertama di Makassar atau memang ayam ini memiliki rasa berbeda. Namun yang jelas ayam goreng sulawesi sangat pas di lidah saya. Ayamnya manis tapi manisnya tidak berlebihan dan dengan paduan sambal yang dikucuri jeruk nipis rasanya luar biasa nikmat! Saking enaknya ayam goreng yang saya makan di Rumah Makan AGS (Jl. Sultan Hasanuddin No. 17) pada siang hari, malam harinya saya makan lagi ayam goreng sulawesi. Tapi kali ini di Rumah Makan Sulawesi Baru (Jl. Pattimura No. 2). Rasanya? Sama enaknya dengan yang di rumah makan AGS. Jadi saya rasa kuncinya memang ada di ayam yang merupakan ayam lokal alias ayam kampung.   



Udang, cumi, baronang, otak-otak, sayur tauge, nasi dan minum, harganya hampir Rp. 400.000,-
Seafood
Sebagai kota di tepi laut, kesegaran seafood di kota ini tidak perlu dipertanyakan lagi. Rumah makan seafood juga tersebar di mana-mana. Nah, dari sekian banyak rumah makan yang ada, kemarin saya makan di Rumah Makan Lae-lae (Jl. Datu Museng No. 8). Katanya sih, banyak yang lebih enak dari Lae-lae, tapi harganya tidak semurah Lae-lae. Saya, Mbak Martha dan Widi (mereka teman work trip saya) memesan 3 menu utama yaitu ikan baronang bakar rica-rica, udang goreng tepung dan cumi bakar. Saya suka dengan ikan baronang bakar rica-ricanya. Segar dan enak! Udang goreng tepungnya juga lezat. Justru yang saya rasa biasa, tidak terlalu istimewa adalah cumi bakarnya. Meskipun tidak bisa dibilang tidak enak. Untuk sambalnya mereka menyediakan 3 sambal yang beda, yaitu sambal rica-rica, sambal pedas asin dan sambal pedas manis. Dua sambal terakhir, saya tidak tahu namanya tapi rasanya seperti itu. Sambal favorit saya adalah sambal rica-rica dan pedas asin.   



Konro bakar, harganya Rp. 45.100,- (sudah dengan tax 10%)

Sop Konro
Bagi saya, porsi konro bakar yang saya pesan terlalu besar. Seharusnya bisa dimakan berdua. Tapi karena Mbak Martha dan Widi merasa 1 porsi itu cukup untuk 1 orang, ya saya menurut saja. Meskipun saya berhasil menghabiskan semuanya, tapi saya tetap berpikir porsi ini terlalu banyak untuk saya makan sendirian. Yang saya suka dengan konro bakar yang saya makan di Rumah Makan Sop Konro Karebosi (Jl. Gunung Lompobattang) ini adalah dagingnya yang lembut. Jadi tidak membuat gigi saya bekerja terlalu keras.



Coto campur + 2 ketupat, harganya Rp. 20.000,-

Coto Makassar
Soto bukan lah makanan favorit saya. Tapi bukan berarti juga saya tidak menyukainya. Jadi ketika saya makan Coto Makassar di Rumah Makan Coto Gagak (J. Gagak No. 27) saya cukup menikmatinya. Waktu itu yang saya pesan adalah coto yang isinya jeroan sapi. Selain jeroan, mereka menyediakan juga khusus dagingnya saja.



Pallubasa campur + nasi, harganya Rp. 27.000,-

Pallubasa
Sebenarnya makanan ini mirip dengan coto, isinya jeroan atau daging sapi. Yang membedakan adalah kuahnya. Warnanya lebih terang dibandingkan dengan kuah coto. Lalu, ada semacam serundeng (kelapa) yang ditabur di atasnya. Saya memesan menu campur (isinya jeroan sapi dan telur setengah matang). Untuk rasa sih, tidak terlalu beda jauh dengan coto. Saya makan pallubasa di Rumah Makan Pallubasa Serigala (Jl. Serigala). Ternyata rumah makan ini termasuk populer karena saat ke sana di jam makan siang, penuhnya luar biasa sampai harus berbagi meja dengan orang lain.



Mie titi, harganya Rp. 22.000,-

Mie Titi
Setelah 2x makan Mie Titi (pertama tahun 2011 di Rumah Makan Mie Titi, Jl. Datu Museng No. 23 dan awal Maret kemarin, di Rumah Makan Mie Titi, Jl. Dr. W. Sudirohusodo No. 20), saya harus mengakui bahwa makanan yang sejenis ifumie ini kurang pas di lidah saya. Entah karena mienya yang makin lama makin lembek karena terendam kuah atau karena rasa kuahnya yang kurang mengigit, yang jelas makanan ini tidak membuat saya ingin makan untuk ke-3 kalinya. 

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
Baca Juga:

Share:

2 komentar

  1. Lumayan bikin perut bergoyang sementara sang liur terus menetes. Konro bakar paling pingin aku coba. Huaaahhh Laper jadinya, Lupakan diet!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Paling enak di antara semua itu, Ayam Goreng Sulawesi.. Percayalah.. *Ini baru nulis gini aja, udah ngiler lagi kebayang enaknya makan waktu itu*

      Delete