Penginapan di Sydney, Australia: Sydney Central Inn

Foto: Dok. Sydney Central Inn

Saya menginap di Sydney Central Inn pada 3-5 Mei 2015. Ini plus minus yang saya rasakan ketika menginap di hostel yang beralamat di 428 Pitt Street, CBD, Sydney, Australia ini.

Plus
  • Lokasi strategis. Dari sini hanya perlu jalan kaki sekitar 5 menit menuju pemberhentian terdekat bus 555, bus gratis yang bisa membawa kita ke Sydney Opera House dan Sydney Harbour Bridge. Bisa juga jalan kaki sekitar 10-15 menit untuk sampai ke Darling Harbour dan sekitarnya serta Town Hall, Queen Victoria Building dan sekitarnya.
  • Petugas ramah. Waktu saya ke sini, petugas resepsionisnya adalah seorang pria muda asal Thailand. Dia sangat ramah dan baik dalam menjelaskan tujuan-tujuan yang saya tanyakan. Walaupun bahasa Inggrisnya tidak selancar air namun kami cukup bisa berkomunikasi dengan baik.
  • Free wi-fi. Yap, bisa internetan dengan gratis tapi sayangnya koneksinya tidak begitu bagus di dalam kamar. Koneksinya putus sambung. Koneksinya cukup bagus di lobi tapi sayangnya lobi di sini tidak bisa untuk leyeh-leyeh karena sangat kecil, sempit dan cuma ada 2 kursi tamu yang memang disediakan untuk tamu yang mau check in atau check out.
  • Tersedia dapur. Kalau untuk sekadar mengisi air minum untuk persediaan atau masak mie instan bisa dilakukan di sini tapi susah untuk masak yang serius karena dapurnya sangat kecil.
  • Ada air panas di kamar mandi. Meskipun kamar mandinya sharing (ada di luar kamar) tapi air panasnya berfungsi dengan baik. Ini penting buat saya. Jadi mau pulang malampun atau sedingin apapun udaranya, saya tetap bisa mandi dengan nyaman.
  • Jendela besar. Ada jendela besar yang menghadap ke jalan. Jendela ini bisa dibuka, sehingga sirkulasi udara sangat terjaga baik.
  • Ada kulkas di dalam kamar. Jarang banget saya menemukan kulkas (meskipun mini) di dalam kamar hostel. Jadi ini termasuk fasilitas mewah. Lumayan bisa menyimpan buah jeruk yang saya beli di Paddy's Markets.

Minus
  • Lantai karpet. Saya selalu menganggap ini sebagai kekurangan. Namun untuk negara yang punya empat musim kayaknya hal ini tidak terhindarkan. Mungkin agar lantainya tidak terlalu dingin.
  • Kecil. Dibandingkan budget hotel lain yang pernah saya inapi, tempat ini sangat kecil. Lobinya kecil, tangganya sempit, dapurnya kecil. Overall berasa kurang luas.
  • Petugas tidak siaga 24 jam. Waktu itu saya datang sekitar jam 8 pagi. Saya tidak bisa masuk karena petugasnya belum datang sehingga pintu lobinya terkunci. Akhirnya sekitar 15 menit saya menunggu di luar dengan cuaca dingin karena sedang gerimis. Saya pun bisa masuk karena ada tamu hostel yang keluar. Saya menunggu di lobi kecilnya sampai petugas datang sekitar pukul 9 pagi.
  • Fasilitasnya terbatas. Mereka tidak menyediakan komputer untuk disewa (seperti hostel-hostel lain yang pernah saya inapi), jadi saat mau print boarding pass pesawat, saya harus mencari di luar hostel. Tidak ada fasilitas sewa mesin cuci. Tidak ada juga acara-acara seru yang biasanya suka digelar hostel-hostel backpacker. Jadi ya murni hanya untuk numpang tidur saja.
  • Tidak dapat sarapan. Untuk harga yang tidak terlalu berbeda, hostel-hostel lain yang pernah saya inapi menyediakan sarapan.
  • Aroma kamar mandi tidak sedap. Ada 2 kamar mandi khusus wanita di lantai kamar yang saya inapi. Salah satu kamar mandi tersebut beraroma tidak sedap. Saya sih, curiga itu disebabkan oleh kotoran burung, soalnya ada kotoran burung tersisa di jendela kamar mandi.

Overall:
Meskipun harganya murah, 56 AUD untuk 2 malam (saya menempati kamar dormitory yang berisi 4 kasur), saya tidak akan memilih hostel ini lagi seandainya saya kembali ke Sydney.

Note:
Yang saya tulis di sini berdasarkan pengalaman saya sendiri. Sangat mungkin mereka memiliki fasilitas lain yang saya tidak tahu.


Booking.com
----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:

Share:

0 komentar