My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio
Selama saya mengunjungi Thailand pada akhir Agustus sampai awal September, saya mencoba beberapa jenis makanan di Thailand. Tapi tiga makanan ini adalah makanan yang ingin saya makan lagi dan lagi bila saya berkesempatan mengunjungi negara gajah putih tersebut. 


Mango Sticky Rice

1. Tom Yam
Ini makanan pertama yang saya coba begitu saya menjejakkan kaki di Bangkok, Thailand. Makannya di Food Island, yang ada di lantai 6 MBK. Nama tenantnya adalah Curried Chicken with Saffron RiceC21. Makanan-makanan yang dijual di tenant ini adalah makanan-makanan halal, bisa dilihat dari sticker halal yang tertempel di kacanya. Tom Yam yang saya pesan adalah Tom Yam Noodle Soup with Fish Ball. Kalau Tom Yam yang biasa saya makan di Indonesia warna kuahnya kemerahan, Tom Yam ini warna kuahnya kecokelatan. Isinya terdiri dari mie putih yang seperti bihun, tauge, kerupuk kulit ikan, pangsit, dan bakso ikan. Rasanya? Enak. Kuahnya pun segar. Harganya hanya 50 bath (sekitar Rp20.000). Kayaknya ini adalah Tom Yam termurah yang pernah saya makan.

2. Ketan Durian

Setelah makan Tom Yam, saya menutupnya dengan dessert Ketan Durian. Belinya juga sama, di area food court, Food Island. Saya nggak tahu nama tenant dessert ini karena tertulis dalam bahasa Thailand. Tapi nomor tenantnya adalah A12. Tenant ini eye catching banget. Display-nya warna-warni yang bikin saya ingin memesan semua dessert yang ada di sana. Setelah sempat bimbang antara Ketan Duren atau Mango Sticky Rice, akhirnya saya memutuskan memesan Ketan Duren. Pilihan saya nggak salah karena paduan durian, ketan dan sausnya membuat dessert ini enak di lidah. Manis, gurih, legit jadi satu. Harganya 80 bath (sekitar Rp32.000).


Video saya mencoba ketiga makanan ini

3. Mango Sticky Rice

Harus saya akui selama empat hari saya di Thailand, tidak pernah satu haripun saya lewatkan tanpa mencicipi Mango Sticky Rice. Entah ini dari menyicip pesanan Mango Sticky Rice teman seperjalanan, disediakan oleh pengundang maupun beli sendiri. Nah, yang saya beli sendiri adalah Mango Sticky Rice yang ada di tenant penjualan dessert di Food Hall, Siam Paragon Mall. Mango Sticky Rice di sini rasanya lebih enak dari yang ada di Food Island MBK. Bukan berarti yang di Food Island MBK nggak enak. Enak juga, kok. Tapi yang di Food Hall Siam Paragon lebih enak karena mangganya lebih manis. Harganya pun lebih murah. Bila di Food Island MBK seharga 120 bath (sekitar Rp48.000), yang di Food Hall Siam Paragon seharga 100 bath (sekitar Rp40.000).


Booking.com ----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Euforia Tempat Instagrammable di Bandung
  • Tempat Beli Oleh-oleh di Bandung: Toko Kue Ny. Liem
  • Hotel di Bandung: Aston Braga Hotel & Residence
  • Wisata Kuliner Bandung: Miss Bee Providore
Di era ketika semua orang bisa menghasilkan foto bagus hanya dengan sekali sentuh ini bikin kita harus hati-hati. Pasalnya tidak semua tempat yang terlihat keren di postingan Instagram atau istilahnya instagrammable memiliki kekerenan itu secara realita. Dengan kata lain tempatnya belum tentu sebagus foto Instagramnya. Tapi tidak semuanya begitu, ada juga, kok, yang aslinya sebagus fotonya.


Mungkin saya tidak bisa memotret dengan angle yang benar, sehingga Lereng Anteng tidak terlihat menggoda

Ketika weekend getaway ke Bandung pada bulan Agustus bersama Asri, Mbak Dea, dan Egi, saya berniat mengunjungi Tebing Keraton yang sedang hits itu. Tapi mengingat kami sebenarnya hanya ingin jalan-jalan cantik yang tidak perlu membuang tenaga (baca: nggak mau capek ;p), akhirnya keinginan itu pun saya pendam. Lalu Asri pun mengusulkan untuk mengunjungi Lereng Anteng yang ada di daerah Punclut. "Mirip-miriplah sama Tebing Keraton. Pemandangan lembah-lembah gitu juga," saran Asri.

Asri pun kemudian menunjukkan foto-foto Lereng Anteng dari hasil browsing-annya di Instagram. Salah satu fotonya menunjukkan tenda-tenda dari plastik bening di atas hamparan rumput hijau dengan pemandangan lembah. Saya, Mbak Dea, Egi pun tergoda. Kayaknya asyik menikmati sore seperti itu.

Kami pun akhirnya meluncur ke Lereng Anteng. Begitu sampai sana, harapan saya untuk mendapatkan ketenangan dan keindahan seperti foto yang saya lihat langsung melayang. Hanya sekitar 15 menit saya, Asri, Mbak Dea, dan Egi langsung pindah ke tempat lain. Mungkin postingan di Instagram itu diambil dari angle yang tepat atau mungkin kalau tempat itu tidak seramai sore itu, Lereng Anteng asyik untuk hang out sore. Mungkin...




Tempat kedua yang kami datangi di Bandung karena tergoda dengan postingan di Instagram adalah Bandros Bistro Bandung. Lagi-lagi Asri yang menemukan postingan ini. Karena lokasinya yang tidak jauh dari Aston Braga Hotel & Residence tempat kami menginap (tinggal jalan kaki 5 menitan!), kami pun mengunjungi restoran ini. 

Nah, tempat yang beralamat di Jl. Braga No. 45 ini memang sesuai dengan foto-foto yang diunggah orang-orang. Interior luar restoran ini menyerupai sebuah bus. Mirip bus double decker yang digunakan untuk bus-bus wisata. Warnanya pun menggoda sekali, biru terang. Pantas saja, orang-orang tidak berhenti foto-foto di sini, termasuk kami. Hahahaha.

Saking seringnya orang-orang foto di depan restoran ini sampai-sampai para pelayannya membiarkan saja bila orang-orang hanya foto tanpa harus membeli makanan apapun. Istilahnya para pelayannya nggak ada yang rese mengajak kita untuk masuk ke dalam restorannya.

Tapi karena kami tidak enak hanya foto-foto saja tanpa membeli makanan apapun, akhirnya kami pun masuk ke restoran tersebut. Menu utama yang jadi andalan mereka adalah steak. Tapi kan, niatnya bukan untuk makan besar dan hanya basi-basi saja, jadi kami pun hanya memesan Pisang Bakar Neng Ayu Keju untuk dicicipi bersama. Pisang satu dibuat keroyokan. Hahahaha.

Entah karena makannya keroyokan atau apa. tapi pisang bakar keju yang berharga Rp17.000 ini enak. Pisangnya berasa manis, kejunya gurih, dan after taste-nya bikin nagih. Enak, deh, untuk ukuran pisang bakar. Tapi yang lebih penting selain rasa pisang bakar tersebut, restoran ini memang benar instagrammable. Jadi kalau suka foto, bolehlah dikunjungi tempat ini untuk diabadikan.  

Ada yang punya pengalaman seperti saya? Menemukan tempat yang sebagus atau kebalikan dari postingan di Instagram? Boleh, dong, di-share di kolom komentar :)

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Tempat Beli Oleh-oleh di Bandung: Toko Kue Ny. Liem
  • Hotel di Bandung: Aston Braga Hotel & Residence
  • Wisata Kuliner Bandung: Miss Bee Providore
  • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Australia (Bagian 2)




Suka kue? Atau mau membawakan kue sebagai oleh-oleh dari Bandung? Toko Kue Ny. Liem yang terletak di Jl. Naripan 52, Bandung ini bisa jadi pilihan.


Teman saya, Asri yang mengenalkan saya pada toko kue ini. Dia sering beli kue Tokyo Banana di sini. Kue basah dengan bentuk pisang dan didalamnya ada krim. Harga satuannya Rp10.000. Tapi kalau beli yang paket isi 6 harganya Rp54.000.

Saat ke toko ini tiga minggu lalu, saya cukup terkesan. Di dalam toko yang tidak terlalu luas ini, mereka menjual variasi kue yang sangat banyak. Mulai dari aneke kue kering seperti kastengel, nastar dan teman-temannya sampai kue basah seperti rainbow cake, bolu gulung, dan bolu kukus tersedia di sini.

Saya tergoda dengan bolu kukusnya. Soalnya bolu ini hadir dalam desain yang tidak biasa. Seringnya saya melihat bolu kukus berbentuk seperti cup yang dilapis kertas kue. Kalau di sini, bolu kukusnya berbentuk setengah lingkaran dengan kemasan plastik. Yang lebih unik adalah desainnya. Ada bolu kukus gambar Doraemon, Angry Bird, dan lain sebagainya. 

Tergoda dengan desain lucu-lucu ini, saya pun membeli satu bolu kukus bergambar babi. Nggak bisa makan aslinya, ya makan gambarnya saja ;p Lalu bagaimana rasanya? Gambarnya tidak memberikan cita rasa apa-apa. Rasa bolu kukusnya seperti bolu kukus pada umumnya. Enak dan lembut.

Untuk yang ingin tahu kue apa saja yang mereka jual bisa lihat website-nya di sini, ya.

----------@yanilauwoie----------

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie

YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Hotel di Bandung: Aston Braga Hotel & Residence
  • Wisata Kuliner Bandung: Miss Bee Providore
  • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Australia (Bagian 2)
  • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Australia (Bagian 1) 
Saya dan ketiga teman saya menginap di sini pada 20 - 21 Agustus 2016. Inilah plus minus yang saya rasakan ketika menginap di hotel yang beralamat di Jl. Braga No. 99 - 101, Bandung ini.



Plus:
  • Lokasi strategis. Lokasinya yang tepat di jantung Braga membuat hotel ini mudah untuk diakses. Selain itu, lokasinya yang 'menempel' dengan Braga Citywalk mempermudah untuk jalan-jalan dan belanja. Apalagi di Braga Citywalk ini banyak dijual barang-barang lucu namun dengan harga terjangkau.
  • Cocok untuk menginap bareng keluarga dan teman. Saya memesan kamar condotel. Di dalamnya terdapat dua kamar tidur (satu kasur double dan satu single), satu kamar mandi, ruang teve, ruang makan, dapur mini dan balkon. Saya suka dengan bentuk kamar seperti ini karena lebih enak untuk kumpul dan ngobrol sama teman-teman saya.
  • Terang. Dengan jendela yang ada di tiap kamar dan pintu balkon yang terbuat dari kaca membuat kamar ini mendapatkan pencahayaan yang bagus. Bahkan bila balkonnya dibuka, bisa mendapatkan sirkulasi udara yang lancar.   
  • Fasilitas oke. Teve, kulkas kecil, microwave, kompor listrik, teko untuk memasak air, peralatan mandi (sikat gigi, pasta gigi, dan handuk), free wi-fi tersedia di sini.
  • Menu sarapan variatif. Mulai dari makanan khas Bandung sampai Eropa tersedia saat sarapan. 
  • Kolam renang. Meskipun kecil dan tidak sempat berenang, saya selalu senang bila menginap di penginapan yang memiliki kolam renang.

Minus:
  • Kamar mandi basah. Air shower saat mandi mengalir melalui pinggiran bath tub kemudian ke arah lantai. Ini menyebabkan lantai selalu basah saat ada yang mandi. Meskipun ada lubang saluran air di lantai dan lantai akan kembali kering dalam beberapa jam namun ketika kita harus mandi bergantian, lantai yang basah ini sangat mengganggu.  
  • Deposit untuk balkon. Balkon terkunci dan bila ingin membukanya kita harus membayar deposit sebesar Rp50.000,- Meskipun uang akan dikembalikan lagi bila tidak terjadi apa-apa (seperti kunci balkon hilang) tapi tetap saja ini membuat kurang nyaman. Awalnya saya pun tidak tahu harus memberikan deposit. Petugas baru memberitahu ketika ditanya di mana kunci balkon saat saya berusaha untuk membuka balkon. Karena nggak butuh-butuh amat saya pun mengurungkan niat untuk menikmati balkon ini.

Overall:
Dengan total harga Rp1.402.500 (sudah termasuk extra bed dan sarapan) rasanya sepadan dengan fasilitas yang didapatkan.

Note:
Review ini berdasarkan pengalaman saya saat menginap di sini. Bisa saja mereka memiliki fasilitas lain yang saya tidak tahu.

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Wisata Kuliner Bandung: Miss Bee Providore
  • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Australia (Bagian 2)
  • Kumpulan Tanya Jawab Seputar Mengurus Visa Australia (Bagian 1) 
  • Ketemu 'Marylin Monroe' di Bendigo, Victoria, Australia
Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ▼  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ▼  September (4)
      • 3 Makanan Thailand Wajib Coba: Tom Yam, Ketan Duri...
      • Euforia Tempat Instagrammable di Bandung
      • Tempat Beli Oleh-oleh di Bandung: Toko Kue Ny. Liem
      • Hotel di Bandung: Aston Braga Hotel & Residence
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes