Bolehkah Membawa Pulang Selimut dan Bantal Pesawat? Ini Eksperimen Saya

Foto: Pixabay

Pernah nggak sih, mempertanyakan apakah selimut dan bantal di dalam pesawat boleh dibawa pulang? Saya termasuk orang yang penasaran dengan regulasi ini. Karena itu saya putuskan untuk melakukan percobaan terhadap hal ini. 

Saya melakukan eksperimen ini saat saya terbang dari Doha - London dengan menggunakan Qatar Airways pada Oktober 2018. Selain penasaran ingin mendapatkan jawaban yang sebenarnya dari regulasi ini, saya juga sebenarnya membutuhkan bantal kecil untuk perjalanan malam dengan bis dari London menuju Edinburgh yang memakan waktu sekitar 7 jam perjalanan. Jadi ketika melihat bantal kecil yang disediakan oleh Qatar, saya pikir, wah cocok, nih. 

Namun saya tidak mau langsung membawa pulang begitu saja si bantal. Nggak mau dong, dianggap pencuri atau diteriakkin awak kabin saat ketahuan membawa bantal. Malunya itu lho, nggak ketolongan. Karena itulah saya putuskan untuk bertanya sama salah satu pramugari apakah saya boleh membawa pulang bantal pesawat. 

Saya menduga jawabannya hanya antara "boleh" atau "tidak". Tapi ternyata jawaban sang pramugari di luar dugaan. Begini jawabannya, "I can't say no but I also can't say yes," sambil diikuti senyuman manis. Hah? Kok jawabannya aneh. Tidak dilarang namun juga tidak diperbolehkan. Lalu maksudnya bagaimana? Terserah penumpangkah? 

Setelah berdiskusi dengan Asri, teman perjalanan saya, dia menyarankan saya membawanya secara terang-terangan yang dapat dilihat oleh semua orang. Saya setuju dengan ide tersebut karena dengan demikian seluruh awak kabin bisa melihat saya membawa bantal tersebut. Kalau seandainya hal tersebut dilarang, mereka harusnya menghentikan saya dan saya akan mengembalikan bantal tersebut. 

Momen penentuan pun terjadi. Ketika mau turun pesawat, saya sengaja memeluk bantal tersebut di dada saya sehingga siapapun yang melihat saya dari arah depan dipastikan akan melihat bantal tersebut. Saya sesungguhnya deg-degan tapi saya pikir hal terburuk yang akan terjadi adalah saya diminta meninggalkan bantal tersebut. 

Namun apa yang terjadi? Berpasang-pasang mata awak kabin melihat saya memeluk bantal tersebut, termasuk pramugrari yang saya tanya tadi. Namun tidak ada satupun di antara mereka yang menghentikan tindakan saya. Mereka semua hanya mengucapkan terima kasih dan tersenyum. Saya pun bisa turun pesawat dengan tenang. 

Setelah bantal pesawat, eksperimen selanjutnya adalah dengan selimut pesawat. Kali ini saya lakukan berdua Asri. Saat itu kami dalam perjalanan dengan menggunakan pesawat Qatar Airways tujuan Doha - Singapura. Karena tahu kami akan bermalam di bandara Changi sebelum lanjut penerbangan pertama dengan Garuda Indonesia keesokan harinya, kami pikir selimut akan sangat berguna untuk menghangatkan kami.

Lagi-lagi karena tidak mau mengambil diam-diam, kami mengajukan pertanyaan kepada salah satu pramugrai apakah boleh membawa pulang selimut pesawat? Dan jawaban sang pramugari lagi-lagi mengambang tanpa memberikan kepastian. Begini kurang lebih katanya, "Sebenarnya tidak boleh tapi banyak orang membawanya dan tidak apa-apa karena tidak akan ada yang mengecek juga," sambil diikuti senyuman manis.  

Saya sebenarnya agak bingung mendengar jawabannya, karena ada kata "tidak boleh" sekaligus "tidak apa-apa" di dalam satu kalimat. Akhirnya saya lagi-lagi melakukan hal yang sama untuk selimut ini seperti halnya ketika membawa pulang bantal. Saya tidak memasukkannya dalam tas. Jadi bila memang selimut dilarang untuk dibawa pulang maka seseorang dari banyaknya awak kabin yang melihat saya turun dengan membawa selimut seharusnya menghentikan saya. Namun lagi-lagi saya, dan kali ini juga dengan Asri, bisa membawa keluar selimut itu dari pesawat tanpa kendala sama sekali. 

Jadi apa yang bisa saya simpulkan dari eksperimen ini? Sebenarnya tidak boleh membawa pulang selimut dan bantal pesawat Qatar Airways namun mereka tidak melarang bila ada penumpang yang melakukannya. Kenapa mereka tidak memberikan pengumuman atau peraturan yang tegas perihal ini? Hanya mereka yang tahu. 

Bagaimana dengan maskapai lainnya? Saya belum tahu karena baru kali ini saya melakukan eksperimen ini. Mungkin yang sudah punya pengalaman membawa pulang selimut dan bantal pesawat dari maskapai lain bisa berbagi di kolom komentar, ya. 



Share:

11 komentar

  1. Saya juga ragu mau bawa pulang selimut daripada beresiko dn malu sy tdk pernah membawa pulang...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar... Makanya saya sengaja bertanya terlebih dahulu. Hehehehe...

      Delete
  2. Aku *mati penasaran sama hal ini wkwkwk

    Mungkin kedepannya akan kucoba juga seperti yg mbak lakukan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tos ah.. Banyak kok, yang penasaran sebenarnya. Hehehehe...

      Nanti kabari ya bagaimana hasil percobaannya... :D

      Delete
  3. Punya koleksi 2 selimut Etihad & 1 selimut Saudia. Yang penting ngomong sih sama pramugarinya. Jawaban pramugari emang ngambang gitu. Tapi mungkin karena waktu itu saya bawa anak-anak, mungkin mereka ga tega mau bilang ga boleh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin memang SOP mereka ya untuk memberikan jawaban ngambang. Hehehe...

      Delete
  4. Waktu ke Turkey, pernah naik Turkish dan Etihad. Sy ga bawa selimut turkish karena direct flight. Perjalanan naik Etihad pertama kali, sy ga berani bawa bantal. Tapi setelah baca review seseorang, saya memberanikan bawa selimut dan bantal, karena transit cukup lama di Abu Dhabi dan malam hari pula. Hasilnya aman saja. Ada juga penumpang yg bawa utk istirahat di bandara. Ada yg mereka tinggalkan dibandara ada yg bawa pulang. Klu sy bawa pulang kerumah😁. Nah, hari ini sy mau naik Qatar Airways ke Turkey, transit Doha. Kayaknya pengen nyoba deh, tapi klu dapat jawaban ngambang dari Pramugari, mikir jadinya😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagaimana jadinya Mbak Intana? Coba di-share pengalamannya ketika terbang ke Turkey kemarin. Hehehehe...

      Delete
  5. saya mungkin diantara banyak orang yg membawa selimut diam2 dan memasukannya kedalam tas, apakah saya termasuk mencuri ya? 🤔🤔🤔

    ReplyDelete
  6. Akhirnya bisa tenang juga setelah baca artikel ini. Almarhum ayah saya melakukan hal serupa di garuda. Jawaban pramugari kurang lebih sama. Jadi beliau bawa selimutnya. Saya bingung apakah harus dikembalikan sepeninggalnya. Sekarang ini menjadi kenang-kenangan kami.

    ReplyDelete
  7. saya juga waktu naik garuda ke PTK membawa selimut yg ditawari pramugari karena ketidaktahuan saya yg saya pikir souvernir wkwk dan jg melihat ada ibu2 membawa selimut tsb. jadi saya ikuti saja hehe, dan saya juga sudah bertanya ke admin garuda di ig malah disuruh nanya ke kantor GA terdekat

    ReplyDelete