My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio

Dari hasil jalan-jalan saya selama beberapa hari di Brisbane, Queensland pada bulan Agustus 2017, ada beberapa hal yang bisa membuat pengeluaran menjadi hemat. Berikut adalah beberapa tip jalan-jalan hemat di Brisbane.

1. Gunakan City Loop dan CityHopper
City Loop dan CityHopper adalah bus dan kapal yang bisa digunakan sebagai alat transportasi di seputaran pusat kota Brisbane. Jadi kalau memang tujuan kita berada di area yang dekat dengan pemberhentian mereka, tentu sebaiknya memanfaatkan fasilitas ini. Saya sendiri sempat mencoba dua kali naik CityHopper.   



2. Gunakan Go Card
Alat transportasi di Brisbane yang menggunakan jaringan TransLink, baik itu bus, kereta, maupun ferry menerima dua jenis pembayaran, yaitu menggunakan uang tunai dan go card. Untuk menghemat biaya transportasi saya menggunakan go card. Karena bila membayar dengan kartu ini bisa menghemat ongkos sampai 20% untuk perjalanan yang dilakukan di luar jam-jam sibuk. Go card bisa dibeli di Visitor Information Centre atau mini market-mini market seperti 7-Eleven. Enaknya lagi, ketika sudah tidak dibutuhkan, go card bisa dikembalikan di Visitor Information Centre dan uang deposit/pembelian kartu sebesar 10 AUD serta sisa uang yang ada di kartu akan dikembalikan.

3. Manfaatkan potongan harga di buku Brisbane Visitor Guide
Saat mendarat di Brisbane, saya mampir ke pusat informasi untuk mencari tahu beberapa hal. Nah, di sini saya mendapatkan buku Brisbane Visitor Guide yang berisi panduan tempat-tempat menarik di Brisbane. Termasuk di dalamnya ada kupon potongan harga dan penawaran istimewa untuk atraksi-atraksi wisata.



4. Beli tiket wisata secara online

Untuk beberapa tempat wisata yang berbayar menyediakan harga tiket berbeda antara yang dibeli secara online dengan beli langsung. Contohnya ketika saya mengunjungi Lone Pine Koala Sanctuary. Harga tiket untuk orang dewasa bila membeli langsung di sana adalah 36 AUD sedangkan bila membeli secara online di situs mereka lebih murah 10%, yaitu 32.40 AUD. 

5. Minum air keran
Daripada membeli air dalam kemasan yang harganya antara 2-3 AUD, lebih baik bawa botol isi ulang dan isi air di tap/keran-keran air. Seperti di kota-kota Australia lainnya, air keran di Brisbane aman untuk langsung diminum. Hal ini bisa diterapkan juga ketika makan di restoran. Daripada memesan minuman yang berbayar lebih baik pesan tap water saja yang gratis.  




6. Kunjungi tempat-tempat wisata gratis di Brisbane

Ada beberapa tempat wisata gratis yang tersebar di pusat kota Brisbane. Brisbane Museum dan Clock Tower Tour yang berada di City Town Hall, City Botanic Gardens, dan Parklands di South Bank adalah beberapa tempat wisata gratis yang bisa dikunjungi. Meskipun gratis namun fasilitas dan pelayanan yang diberikan harus saya acungi jempol. Semuanya rapi dan tertata baik.  

Itulah beberapa tip hemat saat jalan-jalan ke Brisbane. Punya tip hemat lainnya? Share di kolom komentar ya.. :)


----------@yanilauwoie----------



Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • 4 Atraksi Wisata Gratis di Brisbane, Australia
  • 3 Kawasan Belanja di Hobart, Tasmania
  • Ingin Memegang dan Menggendong Koala di Australia? Datang ke Lone Pine Sanctuary, deh!
  • Ada Razia di Tram di Melbourne, Deg-degan Sampai ke Ubun-ubun
  • Belanja Murah Barang Branded di DFO Brisbane, Australia

Sama seperti kota-kota besar di Australia lainnya, Brisbane memiliki beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi tanpa harus mengeluarkan uang. Berikut adalah beberapa atraksi wisata gratis di Brisbane yang sempat saya kunjungi pada bulan Agustus lalu. 



1. CityHopper
Lebih dari sekedar alat transportasi, kapal CityHopper sudah menjadi bagian dari objek wisata itu sendiri. Dengan kapal ini, kita bisa berkeliling kota Brisbane melalui jalur air dan melihat pemandangan-pemandangan spektakuler sepanjang perjalanan. Kita bisa naik dan turun di perhentian-perhentian yang menjadi rute mereka, yaitu North Quay, South Bank 3, Maritime Museum, Thornton Street, Eagle Street Pier, Holman Street, Dockside dan Sydney Street. CityHopper yang beroperasi di atas Brisbane River ini ada setiap 3 menit sekali mulai dari jam 6 pagi sampai tengah malam. Saya naik kapal ini dua kali pada pagi dan malam hari. Harus saya akui pemandangan kota Brisbane yang gemerlap di malam hari lebih terlihat memukai daripada pagi hari. Saran saya, bila ingin mendapatkan pemandangan yang bagus, pilihlah posisi duduk di bagian atas tapi siap-siap dengan dinginnya hembusan angin, ya. 



2. South Bank Parklands
Dari CityHopper, saya sempat turun di South Bank 3 dan berjalan-jalan di Parklands-nya. Area yang memiliki luas sekitar 17 hektare ini menyajikan banyak hal yang menarik. Mulai dari taman yang dipenuhi pepohonan dan bunga-bunga, taman bermain anak-anak, sampai pantai buatan bernama Street Beach yang memiliki kolam renang. Semua fasilitas gratis ini tertata rapi dan cantik. Sayangnya saat saya berkunjung ke sini, cuaca sedang dingin. Jadi saya hanya bisa terkagum-kagum saja mengamati tempat ini tanpa bisa mencoba kolam renangnya. Di sini juga terdapat Brisbane sign yang menjadi ikon ibukota negara bagian Queensland ini. Foto dengan sign ini membuat saya merasa 'sah' berkunjung ke Brisbane. 



3. Museum of Brisbane + Clock Tower
Baik Museum of Brisbane dan Clock Tower of Brisbane sama-sama berada di Brisbane City Hall yang beralamat di 64 Adelaide St, Brisbane City, Queensland, 4000. Saat berkunjung ke museumnya sedang ada pameran 100% Brisbane di mana banyak sekali karya dan informasi yang menggambarkan tentang kota Brisbane. Dari museum, saya kemudian mengikuti Clock Tower Tour. selama sekitar 15 menit, seorang pemandu menemani naik ke ketinggian sekitar 64 meter. Tower-nya sendiri memiliki tinggi sekitar 87 meter. Sang pemandu menceritakan banyak hal tentang jam yang sudah berusia sekitar 89 tahun tersebut. Dia bilang, ini adalah jam analog tertua di Australia. Karena peserta Clock Tower sangat dibatasi, saran saya begitu sampai museum, segera daftar untuk ikutan Clock Tower tour kepada resepsionis museum. Sambil menunggu giliran tur, kita bisa melihat-lihat museum terlebih dahulu. 



4. City Botanic Gardens
Jalan-jalan sore di taman yang sudah ada sejak tahun 1828 ini menjadi salah satu aktivitas yang saya lakukan ketika jalan-jalan ke Brisbane. Pemandangan yang serba hijau membuat perasaan lelah setelah berjalan-jalan seharian menjadi hilang. Kalau ditanya apa yang paling saya sukai dari taman seluas sekitar 20 hektare ini, saya akan menjawab Formal Flower Garden. Saat saya ke sana, area ini dipenuhi oleh display bunga-bunga yang sangat cantik. Melihatnya membuat perasaan lelah berganti menjadi gembira. 

----------@yanilauwoie----------



Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • 3 Kawasan Belanja di Hobart, Tasmania
  • Ingin Memegang dan Menggendong Koala di Australia? Datang ke Lone Pine Sanctuary, deh!
  • Ada Razia di Tram di Melbourne, Deg-degan Sampai ke Ubun-ubun
  • Belanja Murah Barang Branded di DFO Brisbane, Australia
  • 5 Objek Wisata Gratis di Hobart, Tasmania yang Keren untuk Difoto

Ada beberapa kawasan belanja di Hobart. Namun dari hasil saya berkeliling di Hobart pada bulan Agustus 2017, ada tiga kawasan belanja yang menurut saya tidak boleh dilewatkan kalau kebetulan sedang jalan-jalan di ibukota negara bagian Tasmania, Australia ini.



1. Elizabeth Street Mall
Kalau ingin wisata belanja dengan harga terjangkau di Hobart, datang ke tempat ini adalah pilihan yang tepat. Pasalnya di area yang merupakan salah satu pusat belanja terbesar di Hobart ini ada beberapa toko yang menjual barang-barang dengan harga yang cukup terjangkau, seperti Target dan Cotton On. Selain itu di sini juga ada supermarket Woolworths yang menjual produk-produk dengan harga ramah kantong.   



2. Cat and Fiddle Arcade
Salah satu lokasi belanja populer ini terletak berdekatan dengan Elizabeth Street Mall. Bahkan bisa dibilang menjadi satu kesatuan. Di pusat belanja yang terletak antara Murray dan Collin Street ini ada banyak pilihan toko untuk dijelajahi. Sebut saja toko pakaian untuk pria, wanita, dan anak-anak, toko perhiasan dan aksesoris, toko sepatu, dan banyak lagi lainnya. Kalau ke sini, jangan lupa mampir ke square-nya untuk melihat Cat and Fiddle Clock yang berbunyi dan memberikan atraksi di jam-jam tertentu.  


3. Salamanca Place
Mencari barang-barang seni yang terlihat unik dan nggak biasa? Coba deh, datang ke Salamanca Place. Di sini terdapat Salamanca Arts Centre yang menawarkan aneka produk seni yang nggak pasaran. Selain itu, ada juga toko Made In Tasmania yang menjual barang-barang produksi Tasmania. Mulai dari pakaian, aksesoris, sampai souvenir. Cocok untuk dijadikan oleh-oleh khas Tasmania. Usahakan mengunjungi Salamanca Place di hari Sabtu karena setiap hari Sabtu digelar Salamanca Market. Di market ini bisa ditemui produk-produk artisan yang unik dan kreatif. Bukan hanya itu, ada juga makanan-makanan enak. Saya sempat mencoba Scallop Pie dari Smiths yang rasanya bikin nagih! 

Punya kawasan belanja favorit di Hobart selain tiga tersebut? Mau dong, dibagi rekomendasinya di kolom komentar ya... :)


----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Ingin Memegang dan Menggendong Koala di Australia? Datang ke Lone Pine Sanctuary, deh!
  • Ada Razia di Tram di Melbourne, Deg-degan Sampai ke Ubun-ubun
  • Belanja Murah Barang Branded di DFO Brisbane, Australia
  • 5 Objek Wisata Gratis di Hobart, Tasmania yang Keren untuk Difoto
  • Fitzroy Gardens, Taman Wajib Kunjung di Melbourne, Australia

Saya dan Rodney

Merupakan binatang asli Australia tidak menjadikan koala mudah untuk ditemukan di mana saja di Australia. Apalagi untuk memegang atau menggendong koala di Australia, lebih terbatas lagi pilihan lokasinya. Soalnya, tidak semua negara bagian di Australia memperbolehkan kita untuk memegang atau memeluk koala. Menurut situs Tourism Australia, Australia.com, kita hanya bisa memegang, menggendong, atau memeluk koala di negara bagian Queensland dan South Australia. 

Karena itu meskipun bolak-balik Melbourne sejak 2014, saya belum pernah menggendong atau memeluk koala di Melbourne karena memang terlarang. Saya hanya pernah melihat dan foto bareng dengan koala di Healesville Sanctuary (berjarak sekitar 1 jam perjalanan dengan mobil dari kota Melbourne) pada Mei 2015. Itu saja sudah sukses bikin perasaan saya luar biasa senang.  

Nah, ide untuk foto sambil menggendong atau memeluk koala ini datang dari teman saya, Stacey saat dia berkunjung ke Australia. Dia ingiiiin banget bisa memeluk binatang yang jumlahnya semakin sedikit itu. Untuk menemaninya, saya pun terbang dari Melbourne ke Brisbane (ibukota Queensland). Lagipula, saya belum pernah berkunjung ke Brisbane, jadi saya pikir ya sekalian jalan-jalan.

Stacey rupanya sudah melakukan "PR"-nya dengan meng-googling beberapa tempat di Queensland. Lalu dia keluar dengan satu nama, yaitu Lone Pine Koala Sanctuary. "Taylor Swift dan Ed Sheeran juga foto sama koala di situ," katanya. Nggak jelas apakah dia milih tempat itu karena artis-artis tersebut atau memang lokasinya yang dekat dari kota Brisbane.  
Cara menuju Lone Pine Koala Sanctuary dari Brisbane pun sangat mudah. Hanya dengan sekali naik bus 445 dari stop 41 di Adelaide Street, dekat dengan Brisbane City Hall dan turun tepat di depan Lone Pine Koala Sanctuary. Perjalanannya memakan waktu sekitar 30 menit dengan tiket bus seharga 3.12 AUD. Harga tersebut menggunakan Go Card. Kalau bayar tunai, lebih mahal sekitar 20%.  

Sedangkan harga tiket masuk Lone Pine Koala Sanctuary seharga 36 AUD. Dengan harga ini sebenarnya kita sudah bisa menyentuh dan foto bareng koala (dengan kamera pribadi) tanpa harus bayar lagi. Tapi koalanya digendong oleh ranger. Jadi foto barengnya ya nggak eksklusif karena sang ranger ikut kefoto. Acara foto sama koala ini terbuka mulai pukul 13.00-13.30. 

Tapi kan, sudah datang jauh-jauh ke Brisbane kurang lengkap kalau nggak bisa menggendong koala. Karena itu saya dan Stacey membeli tiket lagi seharga 20 AUD. Dengan harga segitu, kita sudah bisa menggendong koala, mendapatkan foto ukuran 5R yang sudah dicetak, dan link untuk mengunduh foto tersebut. Mereka juga menyediakan paket foto yang dicetak di kartu pos dan kalendar. Tentu harganya lebih mahal. 


Stacey di sesi foto bareng koala (tanpa menggendong)

Untuk bisa foto sambil menggendong koala ini, mereka membatasi waktunya hanya pukul 10.00 - 13.00 dan 14.00 - 16.00. Karena saat beli tiket untuk gendong koala waktunya sudah mepet jam 13.00, akhirnya kami harus menunggu sesi foto pukul 14.00. Sambil menunggu waktu, kami pun ikutan sesi foto (tanpa menggendong) yang berlokasi di tempat yang sama. Lumayan pemanasan sebelum menggendong koala. Hehehe.

Menjelang pukul 14.00, jalur antrian untuk sesi foto sambil menggendong koala dibuka. Kami pun langsung ikutan mengantri. Tepat pukul 14.00, empat orang ranger datang ke lokasi foto dengan menggendong empat koala. Satu per satu orang di depan kami mendapat giliran. Saya melihat Stacey terlihat sangat bersemangat. Saya sendiri merasa campur aduk. Antara deg-degan, semangat, dan penasaran akan seperti apa rasanya bisa memegang koala. 

Setelah Stacey, tibalah giliran saya. Ranger di depan saya yang bernama Alyson menginstruksikan posisi di mana saya harus berdiri dan bagaimana saya harus memposisikan tangan saya untuk menggendong koala. Setelah melihat saya siap, Alyson kemudian membuka kepalan tangan Rodney dan meletakkannya di tangan saya. Sedangkan tangan Rodney diposisikan di dekat bahu saya. Ketika Rodney menengok bukan ke arah kamera, Alyson berbicara lembut kepada Rodney untuk melihat ke arah kamera sambil pelan-pelan mengarahkan kepala Rodney ke kamera. 

Saya dan Rodney pun difoto oleh fotografer yang bertugas. Setelah pria tersebut selesai memotret saya, Alyson memberikan kesempatan kepada Stacey untuk memotret saya menggunakan kamera pribadi. Saat Alyson berusaha mengambil kembali Rodney, saya sempat bertanya lebih jauh tentangnya. "Umurnya 10 tahun dengan berat sekitar 10 kilogram. He is our biggest boy," ucapnya menjawab rasa penasaran saya. 

Selesai foto, kami menuju toko tempat kami membeli tiket foto menggendong koala yang letaknya berdekatan dengan lokasi foto. Tidak sampai 5 menit, foto kami sudah tercetak. Lalu bagaimana rasanya menggendong koala selain terasa berat? Hehehehe. Bulu koala tidak selembut yang saya bayangkan sebelumnya tapi tidak bisa dibilang kasar juga. 


Saya heran dengan diri saya sendiri karena saya sama sekali tidak takut saat Rodney ada di gendongan saya padahal sebelumnya saya sempat khawatir kena cakar kuku-kuku panjangnya. Kayaknya rasa khawatir itu lenyap tergantikan dengan perasaan senang karena akhirnya saya bisa menyentuh koala. 

Dan saya setuju dengan ucapan Stacey begitu ia selesai menggendong koala, "Now, I am officially in Australia." It's so worth it!




----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Ada Razia di Tram di Melbourne, Deg-degan Sampai ke Ubun-ubun
  • Belanja Murah Barang Branded di DFO Brisbane, Australia
  • 5 Objek Wisata Gratis di Hobart, Tasmania yang Keren untuk Difoto
  • Ini 5 Hal yang Saya Lakukan untuk Mencegah Kecopetan Saat Jalan-jalan ke Luar Negeri
  • Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum ke Luar Negeri Agar Tidak Kena Masalah









Tram di Melbourne

Perihal adanya razia di tram-tram di Melbourne, Australia saya sudah tahu lama. Tapi saya baru mengalaminya sendiri pada Agustus 2017. Kejadian itu bikin deg-degan sampai ke ubun-ubun!

Siang itu, saya, Stacey, dan Selvy dalam perjalanan menuju Universitas Melbourne. Kami naik tram dari sudut Swanston dan Bourke Street. Lupa, naik tram nomor berapa karena semua tram yang lewat jalan itu, pasti akan melewati Universitas Melbourne. Saat naik, kami memang berada di free tram zone tapi saya tahu kami akan turun di luar free tram zone, karena itu touch on myki adalah suatu keharusan. (untuk yang belum tahu mengenai sistem transportasi tram bisa baca di tautan ini dan sistem pembayaran dengan kartu myki bisa baca di tautan ini).

Karena itu, begitu tram mencapai pemberhentian di Melbourne Central (satu stop dari kami naik tram), kami langsung touch on kartu myki kami di mesin yang ada di dekat pintu. Stacey yang melakukan touch on untuk ketiga kartu kami karena dia yang berada paling dekat dengan mesin tersebut.  

Tidak lama begitu tram berjalan meninggalkan Melbourne Central, tiba-tiba ada seorang wanita berambut pirang berdiri dan menghampiri seorang penumpang. Wanita tersebut menunjukkan ID yang tergantung di dadanya. Belum begitu paham apa yang sebenarnya terjadi, ada satu wanita berambut pendek yang juga melakukan hal yang sama. Lalu saya melihat seorang pria di belakang saya dan satu pria di depan saya, juga melakukan hal sama. Mereka meminta kartu-kartu myki para penumpang untuk dicek di alat yang mereka bawa. Saat itulah saya paham bahwa mereka adalah para petugas yang melakukan razia. Para petugas mengecek para penumpang apakah sudah touch on atau belum. 

Melihat mereka, beberapa penumpang terlihat panik. Salah satu penumpang pria langsung buru-buru mengeluarkan kartu mykinya dan touch on di mesin. Aksi tersebut tertangkap mata petugas wanita yang berambut pirang. Sang petugas langsung menghampiri pria tersebut dan menegurnya. "Kenapa kamu baru touch on sekarang?" tanya si petugas dengan suara tegas. Sang pria berusaha membela diri dengan berkata kurang lebih, "Lho, kan free tram zone-nya juga baru lewat." Si petugas tampaknya tidak puas dengan jawabannya dan menyerocos panjang lebar yang saya sudah tidak bisa menangkap lagi keseluruhan perkataannya karena jantung saya ikut berdebar. 

Saya melihat Stacey dan Selvy yang juga kelihatan panik. Saya berusaha tenang dan menjelaskan ke mereka situasi apa yang sedang mereka hadapi. Padahal sesungguhnya saya pun deg-degan banget. Saya minta ke mereka untuk mengeluarkan kartu myki mereka dan siap-siap diperiksa petugas.  

Di kepala saya berkecamuk berbagai pemikiran. Saya mulai mengingat-ingat ada berapa saldo yang tersisa di kartu myki saya. Apakah saldo tersebut cukup untuk melakukan perjalanan ini? Kalau ternyata tidak cukup bagaimana? Apakah saya akan didenda seperti halnya penumpang yang ada di depan saya? Pikiran itu keluar saat saya melihat salah satu petugas pria sedang mencatat di sebuah kertas di depan seorang penumpang wanita. Saya melihatnya seperti melihat seorang polisi Indonesia yang memberikan surat tilang kepada sopir ketika melakukan pelanggaran. 

Tram tahu-tahu sudah sampai pada pemberhentian berikutnya. Dua orang pria turun dari tram. Salah satunya adalah pria yang tadi ketangkap basah baru touch on dan satunya adalah pria yang sempat bersitegang dengan petugas pria. Saya pikir petugas pria tersebut akan menghampiri kami setelah itu tapi ternyata tidak. Dia melewati kami setelah bersitegang dengan penumpang pria tersebut. Bahkan tidak ada satupun petugas yang menghampiri kami. Padahal mereka jelas melihat kami. 

Di tengah deg-degan dan bingung kenapa petugas tidak menghampiri kami, seorang penumpang wanita yang sedang diperiksa oleh petugas wanita berambut pendek berbicara kepada Stacey dengan behasa mandarin. Stacey menyahut dengan berkata bahwa dia tidak bisa bahasa Mandarin. Kami menduga wanita tersebut tidak bisa bicara bahasa Inggris makanya dia mengharapkan bantuan Stacey yang diduganya bisa bahasa Mandarin.  

Tidak sanggup lagi berada dalam situasi menegangkan dan bikin deg-degan, saya mengajak Stacey dan Selvy untuk turun di Lincoln Square/ Swanston Street. Saya tahu ini saya seharusnya turun satu stop lagi di depan, tapi daripada jantung ini terus dipacu mending saya jalan deh, yang nggak sampai 10 menit juga. 

Turun dari tram, kami langsung ribut menceritakan betapa peristiwa itu sungguh mendebarkan. Pengalaman pertama melihat razia yang bikin deg-degan luar biasa. Kami akhirnya bisa berkesimpulan bahwa petugas-petugas tersebut sudah ada di dalam tram saat kami naik karena kami tidak melihat mereka naik dari Melbourne Central. Dari situ juga kami berkesimpulan mereka melihat kami sudah touch on karena itu mereka sama sekali tidak menghampiri kami. Pfuuuih, ada untungnya juga kan, taat aturan? Daripada kena denda yang harganya berkali-kali lipat daripada harga ongkos itu sendiri. 


Booking.com


----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:

  • Belanja Murah Barang Branded di DFO Brisbane, Australia
  • 5 Objek Wisata Gratis di Hobart, Tasmania yang Keren untuk Difoto
  • Ini 5 Hal yang Saya Lakukan untuk Mencegah Kecopetan Saat Jalan-jalan ke Luar Negeri
  • Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum ke Luar Negeri Agar Tidak Kena Masalah
  • Banyak Barang Murah Dijual di Factory Outlet yang Tidak Jauh dari Melbourne Ini

Direct Factory Outlets (DFO) memang dikenal sebagai salah satu tempat belanja barang branded harga murah di Australia. Setelah sempat beberapa kali mengunjungi DFO yang ada di kota Melbourne, bulan Agustus lalu saya berkesempatan untuk belanja di DFO yang ada di kota Brisbane. Harga barang-barang di DFO Brisbane sama murahnya dengan yang ada di Melbourne. 

Saya sempat masuk ke toko brand asal Australia, Cotton On. Di sini dijual tank top yang harganya hanya 2 AUD. Ada juga atasan seharga 5 AUD. Di toko yang sama, dijual juga sneakers dan flat shoes dari Rubi Shoes (Cotton On sister brand) dengan kisaran harga 3 AUD dan 5 AUD. 


Penawaran sepatu murah juga ada di toko Platypus. Di sini saya menemukan sepatu-sepatu Nike, Puma, dan sebagainya yang didiskon sampai dengan 70%. Diskon yang sama juga diberikan oleh toko Fossil. Jam-jam keren baik untuk pria maupun wanita diskonnya ada yang mencapai 70%.   

Ingin mencari bikini kualitas bagus tapi dengan harga murah, bisa mampir ke toko Billabong. Hanya dengan 15 AUD sudah bisa mendapatkan tiga buah bikini. Dari harga awal kisaran 39.99 AUD dan 45.99 AUD per buahnya. Bebas memilih mau top semua, bottom semua, dua top satu bottom atau sebaliknya dengan model yang berbeda. 


Selain brand-brand tersebut di atas, brand seperti Calvin Klein, Levi's, Esprit, Skechers, dan Tommy Hilfiger juga memberikan penawaran istimewanya. Total ada lebih dari 100 brand yang menjual produk-produknya di DFO Brisbane. Mulai dari brand yang khusus menjual kebutuhan wanita, pria, uniseks, anak-anak, dan aksesoris ada di sini. 

Dari hasil pengamatan saya, barang-barang yang dijual dengan potongan harga sangat miring adalah barang-barang penghabisan musim sebelumnya. Tapi tentu saja dengan kualitas yang masih bagus. Selain itu kita juga bisa pilih-pilih dulu sebelum belanja jadi tak perlu khawatir dapat barang berkualitas jelek. 

DFO Brisbane berada di Skygate yang dekat sekali dengan Bandara Brisbane. Untuk sampai ke sini, saya menggunakan bus gratis, yaitu Skygate Airport Transfer Bus. Dari bandara domestik hanya dibutuhkan waktu sekitar 6 menit untuk sampai Skygate.   

Siap belanja di DFO Brisbane? Siapkan koper besar ya :)

----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • 5 Objek Wisata Gratis di Hobart, Tasmania yang Keren untuk Difoto
  • Ini 5 Hal yang Saya Lakukan untuk Mencegah Kecopetan Saat Jalan-jalan ke Luar Negeri
  • Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum ke Luar Negeri Agar Tidak Kena Masalah
  • Banyak Barang Murah Dijual di Factory Outlet yang Tidak Jauh dari Melbourne Ini
  • Open House Melbourne, Acara Tahunan yang Seru Untuk Didatangi




Constitution Dock

Perjalanan saya ke Hobart selama 6 hari 5 malam pada bulan Agustus 2017 membuat saya menarik satu kesimpulan. Hobart adalah kota yang sangat cantik! Posisinya yang berada di antara pegunungan dan perairan, membuat Hobart dianugerahkan pemandangan yang menyegarkan mata. Karena itu untuk pencinta foto tidaklah sulit untuk mencari tempat untuk dijadikan objek foto bagus di ibukota negara bagian Tasmania, Australia ini. Enaknya lagi, tempat-tempat tersebut bisa dikunjungi gratis. Berikut adalah 5 objek wisata gratis di Hobart, Tasmania yang keren untuk difoto.



1. Constitution Dock
Berada berdampingan dengan Derwent River membuat Hobart memiliki beberapa dermaga yang berada di tengah kota. Salah satu di antaranya adalah Constitution Dock yang terletak di sebrang Tasmanian Museum and Art Gallery. Untuk penyuka tema nautical, foto-foto di lokasi ini bisa jadi pilihan. Selain mendapatkan pemandangan sungai, kapal-kapal yang bersandar juga menjadi daya tarik tersendiri. Consitution Dock ini berderet dengan Victoria Dock. Untuk sampai ke sini, bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari pusat kota Hobart. 




2. Battery Point
Sign board bertuliskan "Welcome to Historic Battery Point" menyambut saya begitu saya memasuki area Battery Point. Tidak aneh bila area ini termasuk area bersejarah karena Battery Point adalah suburb tertua di Hobart. Didirikan pada awal abad ke-19, area ini dulunya merupakan tempat penyimpanan baterai senjata yang digunakan sebagai alat pertahanan Hobart. Kini, Battery Point menjadi salah satu suburb bergengsi di Hobart. Ingin mendapatkan angle foto keren di area yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Salamanca Market ini? Coba telusuri jalanan utama, Hamden Road. Dari sini, saya bisa mendapatkan foto cantik dengan latar belakang Mount Wellington. 




3. General Post Office (GPO)
Terletak di pusat kota, tepatnya di 9 Elizabeth Street bikin bangunan ini mudah ditemukan. Apalagi dengan desain bangunannya yang bergaya Edwardian Baroque, tentu membuat bangunan yang dibangun pada tahun 1905 ini mudah mencuri perhatian. Karena letaknya yang berada di sudut antara Elizabeth dan Macquarie Street, saya sarankan untuk mengambil foto dari sebrang serong jalan, sehingga makin banyak bagian gedung termasuk tower-nya masuk ke dalam foto.  




4. Royal Tasmanian Botanical Gardens
Taman yang memiliki luas 14 hektar ini akan berusia 200 tahun pada tahun 2018. Mengunjungi tempat ini sungguh memanjakan mata saya. Sepanjang mata memandang saya melihat pepohonan dan bunga-bunga yang tertata cantik. Untuk mendapatkan koleksi foto yang bagus, saya sarankan untuk datang ke Conservatory, Japanese Garden, dan Fernery. Jangan lupa kunjungi juga bagian visitor centre-nya karena dari jendela besar yang ada di sini, saya mendapatkan pemandangan taman yang hijau yang berpadu dengan birunya air dari Derwent River. Cantik! Taman ini bisa dijangkau dengan naik bus Red Decker dari Tasmanian Travel & Information Centre yang terletak di sudut Elizabeth dan Davey Street. 




5. Mount Nelson Signal Station Reserve
Dari sini, saya bisa melihat pemandangan kota Hobart serta pulau-pulau kecil lain di sekitarnya seperti Bruny dan Betsy Island. Paduan langit dan laut biru serta pulau-pulau yang terlihat hijau membuat tempat ini cantik untuk difoto. Selain menawarkan pemandangan keren, di sini juga terdapat signal station yang berusia cukup tua. Dibangun pada tahun 1811, signal station ini merupakan yang pertama yang menghubungkan komunikasi antara kota Hobart dengan Port Arthur (kota kecil yang bila ditarik garis lurus berjarak sekitar 43,8 km dari Hobart). Untuk mengunjungi Mount Nelson Signal Station Reserve, saya naik bus 457 dari pusat kota Hobart dan sampai di sini dalam waktu sekitar 30 menit.  


----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h



Blog Sebelumnya:
  • Fitzroy Gardens, Taman Wajib Kunjung di Melbourne, Australia
  • Ini 5 Hal yang Saya Lakukan untuk Mencegah Kecopetan Saat Jalan-jalan ke Luar Negeri
  • Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum ke Luar Negeri Agar Tidak Kena Masalah
  • Banyak Barang Murah Dijual di Factory Outlet yang Tidak Jauh dari Melbourne Ini
  • Open House Melbourne, Acara Tahunan yang Seru Untuk Didatangi



Conservatory saat saya datang di akhir musim dingin, 27 Agustus 2017

Fitzroy Gardens memang tidak sebesar Royal Botanical Gardens tapi taman ini wajib dikunjungi bila ingin melihat bunga-bunga cantik dan harum di Melbourne. Apalagi lokasinya juga dekat sekali dengan CBD sehingga mudah untuk menjangkaunya.

Pertama kali saya ke sini adalah saat musim gugur atau autumn pada Mei 2017. Dari pintu masuk taman, saya sudah disambut oleh pohon-pohon yang daun-daun kuningnya mulai berguguran. Kuningnya dedaunan yang berserakan di atas rumput yang hijau membuat taman ini terlihat cantik sekali. Nggak heran banyak orang mengincar taman ini untuk dijadikan lokasi sesi foto musim gugur. Seperti siang itu, saat saya melihat seorang wanita muda sedang bergaya dengan melempar-lempar dedaunan di depan kamera bertripod.

Ternyata pepohonan tersebut bukan satu-satunya pesona taman ini. Pesona lainnya terletak di dalam bangunan bernama Conservatory. Di sini, saya menemukan aneka bunga warna-warni yang tertata rapi dan cantik di antara dekorasi jembatan. Bunga-bunga ini membuat saya tidak tahan untuk memotret terus-menerus.

Akhir pekan kemarin, 27 Agustus 2017 saya datang lagi ke taman ini dengan dua orang teman saya yang berkunjung dari Indonesia. Saya merasa harus menunjukkan taman ini kepada mereka. Dan ternyata pilihan saya tidak salah. Meskipun saya tidak lagi melihat daun-daun kuning berguguran, ranting-ranting pohon yang gundul tetap terlihat memesona. Saya nggak habis pikir, kok bisa pohon gundul tetap terlihat cantik?


Conservatory saat saya datang di musim gugur, Mei 2017

Conservatory-nya juga tidak kalah cantik. Bunga-bunga aneka warna memenuhi tempat ini. Bunga-bunganya terlihat berbeda dengan kedatangan saya sebelumnya yang banyak didominasi warna merah. Kali ini, bunga-bunga warna pink dan ungu mendominasi. Dekorasinya juga berbeda. Tidak ada lagi jembatan di tengah ruangan namun digantikan dengan patung orang yang memiliki air pancuran. Aduh, saya dan teman-teman saya betah lama-lama di sini. Karena sejauh memandang, mata kami benar-benar dimanjakan oleh keindahan.

Menurut seorang petugas yang saya temui di sini, Conservatory memiliki lima dekorasi yang berbeda per tahunnya. Desainnya disesuaikan dengan sedang ada pameran bunga apa pada saat itu. Durasi pergantian dekorasinya juga fleksibel, tidak tergantung pada musim. Sejauh ini saya sudah melihat dua dekorasi. Penarasan ingin melihat dekorasi-dekorasi lainnya di pameran-pameran bunga berikutnya. 


Cook's Cottage saat musim gugur

Oh iya untuk yang pencinta sejarah, wajib juga ke sini. Karena di sini terdapat Cook's Cottage. Dibangun pada tahun 1755, Cook's Cottage merupakan bangunan paling tua di Australia. Rumah ini awalnya berlokasi di Yorkshire, Inggris dan dibangun oleh orang tua James Cook. Lalu rumah ini dibawa ke Melbourne oleh Sir Russell Grimwade pada tahun 1934. Jangan tanya saya deh, bagaimana caranya memindahkan satu rumah utuh ke benua lain, membayangkannya saja sudah bikin saya bingung.

Jadi untuk pencinta bunga atau sejarah, saya sangat merekomendasikan untuk berkunjung ke Fitzroy Gardens. You'll love this gardens as much as I do :)


Alamat: Wellington Parade, East Melbourne
Waktu buka: 24 jam (kecuali Cook's Cottage: 09.00 - 17.00)
Tiket masuk: Gratis (kecuali Cook's Cottage, bayar: 6.50 AUD)
Info lengkap: bisa kunjungi situsnya di sini 

----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Ini 5 Hal yang Saya Lakukan untuk Mencegah Kecopetan Saat Jalan-jalan ke Luar Negeri
  • Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum ke Luar Negeri Agar Tidak Kena Masalah
  • Banyak Barang Murah Dijual di Factory Outlet yang Tidak Jauh dari Melbourne Ini
  • Open House Melbourne, Acara Tahunan yang Seru Untuk Didatangi
  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ▼  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ▼  September (8)
      • Tip Jalan-jalan Hemat di Brisbane, Australia
      • 4 Atraksi Wisata Gratis di Brisbane
      • 3 Kawasan Belanja di Hobart, Tasmania
      • Ingin Memegang dan Menggendong Koala di Australia?...
      • Ada Razia di Tram di Melbourne, Deg-degan Sampai k...
      • Belanja Murah Barang Branded di DFO Brisbane, Aust...
      • 5 Objek Wisata Gratis di Hobart, Tasmania yang Ker...
      • Fitzroy Gardens, Taman Wajib Kunjung di Melbourne,...
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes