Wanita Paruh Baya di Red Light District Amsterdam
Nggak boleh foto rumah-rumah dengan lampu merahnya, jadi saya foto areanya saja
Perihal keberadaan Red Light District di Amsterdam, Belanda saya sudah tahu sejak lama namun benar-benar bisa menyaksikannya dengan mata kepala sendiri baru terjadi pada tahun 2018.
Saya mendatangi area prostitusi ini melalui jasa free walking tour yang saya ikuti ketika berada di Amsterdam. Pemandu saya saat itu, Rocco menjelaskan ada empat hal yang membuat area ini sangat mendunia. Pertama, prostisusi dilegalkan di Belanda sehingga Red Light District ini bisa beroperasi secara bebas dengan sepengetahuan pemerintah. Kedua, semua wanita yang bekerja di sini adalah self-employed, dalam artian mereka yang menentukan sendiri peraturan yang mereka mau, seperti berapa harga untuk jasa mereka, apa yang mereka mau dan tidak mau lakukan ketika bercinta, dan siapa tamu yang mau mereka terima. Ketiga, memiliki area yang luas. Keempat, berada di pusat kota yang dekat dengan gereja Katholik.
“Saya sempat mengobrol dengan sekitar lima wanita pekerja seks di sana. Mereka memang sengaja memilih pekerjaan tersebut karena mereka senang menjalaninya dan itulah profesi mereka,” ungkap Rocco.
Selanjutnya sang pemandu yang asli orang Belanda ini menjelaskan kenapa pemerintah memutuskan untuk melegalisasi prostitusi. Menurutnya, salah satu alasannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada wanita yang memang ingin menjalani profesi tersebut. Namun selain itu, dengan adanya peraturan yang tegas diharapkan bisa mencegah perdagangan perempuan. Namun sayangnya orang-orang tak bertanggungjawab tetap bisa menemukan celah untuk melakukan pelanggaran.
Sebelum memasuki area Red Light District, Rocco memperingati semua peserta tur untuk tidak mengambil gambar mereka dan menghormati mereka. “Karena biar bagaimanapun mereka adalah manusia yang harus kita hormati,” pesan Rocco.
Berusaha mengikuti pesan Rocco, saya sebisa mungkin berusaha menjaga mata saya dan tidak terlalu banyak memeloti tiap rumah yang saya lewati. Namun saya tidak bisa menutupi rasa terkejut ketika saya sempat melihat seorang wanita paruh baya ber-lingerie menempel di jendela. Saya tidak tahu mana yang membuat saya lebih terkejut, posenya yang menempel di jendela, usianya yang sudah paruh baya yang sangat terlihat jelas pada tampilannya, badannya yang sedikit gempal, atau karena rambut keritingnya yang megar. Yang jelas saya kaget ketika saya berjalan melewatinya.
Saya kembali teringat ucapan Rocco bahwa wanita-wanita ini bekerja karena mereka senang dengan profesi yang mereka jalani. Bila sang wanita di jendela yang baru saja saya lihat itu termasuk dari mereka, saya penasaran apa yang disukainya dari profesi tersebut sehingga ia tetap menjalaninya di usianya yang sudah tidak muda lagi.
0 komentar