Hati-hati Menggunakan Maskapai Ryanair

Pesawat Ryanair yang saya tumpangi dari Edinburgh ke London

Dua kali menggunakan maskapai Ryanair, dua kali juga saya mengalami kejadian tidak menyenangkan. Yang terbaru adalah saat saya terbang dari Edinburgh, Skotlandia ke London, Inggris pada Oktober 2018. Saya harus mengeluarkan uang tambahan sebesar 55 pounds untuk bisa check in!

Hari itu, saya dan teman saya, Stacey memiliki jadwal keberangkatan pukul 18.15 waktu setempat. Saya merasa tenang saat sampai bandara Edinburgh karena kami sampai sekitar dua jam sebelum jadwal keberangkatan pesawat. Tapi perasaan tenang itu langsung berganti begitu sampai di loket check in dan bertemu dengan petugas Ryanair. 

Dia bilang kami nggak bisa check in di bandara dan harus check in online yang bisa dilakukan maksimal dua jam sebelum keberangkatan. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 16.14. "Kalian punya waktu satu menit untuk check in online atau kalian harus bayar untuk check in di loket sebelah sana", tunjuk si wanita. 

Apa? Saya tidak yakin kami bisa melakukan hal tersebut hanya dalam waktu satu menit. Meskipun demikian, Stacey sempat mencoba, dan benar dugaan saya, waktu tersebut terlalu singkat. Akhirnya saya bertanya lagi kepada petugas tersebut, loket mana yang harus kami tuju untuk bisa check in.  

Dia menjelaskan bahwa kami harus ke loket Swissport yang lokasinya dekat dengan Starbuck. Kami pun meluncur menuju ke sana. Kami jelaskan situasinya dan petugas wanita di Swisssport berkata bahwa kami harus membayar 55 pounds per orang untuk bisa check in. 

Apa? Lagi-lagi saya syok. Ini gila namanya! Harga tiketnya saja cuma 16 pounds, masa bayar check in sampai 55 pounds. Saya kesal bukan main mendengarnya. Rasanya ingin meninggalkan bandara dan menggunakan bus atau kereta saja untuk kembali ke London. Saya merasa tidak ingin memuaskan mereka dengan memberikan 55 pounds tersebut. Tapi Stacey benar, kembali ke kota dan mencari stasiun bus atau kereta hanya akan membuang waktu kami. Akhirnya tanpa ikhlas saya membayar 55 pounds untuk check in.  

Saya kemudian bertanya kepada petugas tersebut apakah kebijakan tidak bisa check in di bandara ini berlaku untuk seluruh maskapai di bandara Edinburgh atau hanya Ryanair saja. "Hanya untuk Ryanair saja," jawabnya. Mendengar jawaban tersebut, saya lagi-lagi merasa teperdaya oleh maskapai asal Irlandia ini, sama seperti peristiwa lima tahun lalu saat saya harus mengeluarkan 105 euro untuk membayar bagasi. Cerita lengkapnya bisa dibaca di tautan ini

Setelah membayar, kami kembali ke loket Ryanair untuk menyerahkan bon check in dan mendapatkan boarding pass. Ketika menunggu boarding pass dicetak, saya bertanya sama petugas wanita yang melayani kami, sejak kapan kebijakan tidak bisa check in di bandara ini berlaku? 

"Ini memang sudah peraturan Ryanair?" jawabnya. 
"Iya sejak kapan?" cecar saya. 
"Selama yang kami tahu sudah demikian peraturannya," jawabnya. 
"Kami mengirimkan email untuk memberitahukan perihal ini," petugas wanita lainnya ikut berbicara. 

Memang benar sih, ada email tersebut. Stacey, yang melakukan pembelian tiket untuk kami berdua, mengeceknya saat kami menunggu untuk mengambil boarding pass. Tapi email itu baru dikirimkan dua hari sebelum hari keberangkatan kami, bukan saat pertama kali dapat email saat pembelian tiket. Stacey tidak memperhatikan email tersebut karena sejak melakukan pembelian tiket, Ryanair selalu mengemail aneka promosi/penawaran, jadi saat Stacey menerima email pemberitahuan check in online tersebut, dia tidak membukanya karena dia menduga itu adalah email promosi lainnya.

Sementara saya yang pernah menggunakan maskapai ini lima tahun lalu tidak ingat sama sekali akan adanya peraturan ini. Yang saya ingat adalah saya harus membayar harga bagasi yang mahal sekali. Karena saat ke Edinburgh saya hanya membawa ransel, koper saya tinggalkan di London, saya merasa tidak perlu mengkhawatirkan urusan bagasi. Eh ternyata mengalami kasus tidak menyenangkan lainnya.  

Saya sadar saya tidak bisa menyalahkan Ryanair untuk hal ini karena mereka sudah melakukan prosedur sesuai peraturan yang berlaku, mereka sudah mengirimkan email pemberitahuan. Perihal kami yang tidak teliti karena tidak membaca email bukanlah salah mereka. Tapi bukan berarti saya tidak kesal luar biasa perihal ini. Saking kesalnya, saya meninggalkan loket Ryanair tanpa mengucapkan terima kasih kepada sang petugas. 

Pergi dari loket kami langsung menuju gate yang ditentukan. Pesawat berangkat sekitar pukul 18.35. Tidak lama dari pesawat take off, saya langsung tertidur. Nah, tidurnya saya ini mengarahkan pada satu peristiwa lain yang membuat saya merasa, "kok begini sih, pelayanan Ryanair?" 

Pasalnya saya baru terbangun ketika saya mendengar suara gabruk dan merasakan guncangan. Saya langsung tersadar dan melihat bahwa pesawat sudah mendarat. Guncangan bukan satu-satunya yang membuat saya kaget, menit berikutnya saya tersadar bahwa saya tidak memakai seat belt. Saya melepasnya sesaat sebelum tidur. 

Saya heran kenapa petugas tidak mengingatkan saya. Saya duduk di kursi 4D, di lorong, memakai pakaian warna cokelat terang dan tidak memakai kain apapun yang bisa menutupi pandangan awak kabin ke seat belt saya. Intinya kalau awak kabin melihat pinggang saya, dia pasti tahu seat belt saya tidak terpasang.  

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah saya naik pesawat, saya tidak mengenakan seat belt saat mendarat. Biasanya awak kabin maskapai-maskapai lain selalu mengingatkan saya dan penumpang lain. Bahkan mereka tak sungkan membangunkan penumpang yang tertidur agar tetap mengikuti prosedur demi keamanan bersama. 

Saya sudah malas untuk mengkonfrontasi hal ini kepada awak kabin yang bertugas. Rasanya ingin cepat-cepat keluar dari pesawat dan kalau bisa tidak menggunakan lagi maskapai ini, meskipun harus diakui Ryanair adalah maskapai termurah untuk penerbangan antar negara di di Eropa.

Tapi ya saya harus menerima kenyataan bahwa "ada uang ada barang" adalah pepatah yang cocok ditujukan kepada Ryanair. Saya membayar murah dan seperti itulah pelayanan yang saya terima. 

Hal lain yang saya pelajari dari kasus ini adalah bahwa saya harus sangat hati-hati bila ingin kembali menggunakan Ryanair. Harus membaca semua peraturannya dengan sangat detail karena mereka memiliki peraturan yang berbeda dengan peraturan maskapai pada umumnya. Terlebih lagi untuk orang seperti saya yang jarang sekali naik maskapai ini, harus ekstra teliti. 

Punya pengalaman serupa dengan Ryanair?


Booking.com ----------@yanilauwoie----------

Share:

0 komentar