Arashiyama Bamboo Forest, Kyoto: Lah, Gini Doang?
Pernah nggak, ngiler mengunjungi satu tempat karena melihat foto-foto yang bagus tersebar di situs-situs perjalanan atau media sosial? Nah, itu yang menjadi alasan saya saat memutuskan mengunjungi Arashiyama Bamboo Forest atau Arashiyama Bamboo Grove di Kyoto, Jepang. Saya naksir karena tempat ini terlihat fotogenik. Tapi bagaimana realitanya?
Saya tidak punya banyak waktu di Kyoto. Karena itu, layaknya turis yang baru pertama kali menginjak suatu tempat, saya mengunjungi tempat-tempat wisata yang banyak direkomendasikan di berbagai situs, termasuk di antaranya Arashiyama Bamboo Forest.
Berdasarkan penelurusan yang saya temukan, foto yang saya lihat adalah suatu jalan kecil atau gang yang kiri kanannya dipenuhi pohon bambu yang menjulang tinggi. Gambar tersebut terlihat sangat hijau dan teduh, membuat saya tertarik!
Karena itu, saat saya dan Biru punya satu hari untuk mengeksplorasi Arashiyama pada April 2019, saya wanti-wanti sama Biru bahwa kami harus mengunjungi Arashiyama Bamboo Forest.
Karena itu, saat saya dan Biru punya satu hari untuk mengeksplorasi Arashiyama pada April 2019, saya wanti-wanti sama Biru bahwa kami harus mengunjungi Arashiyama Bamboo Forest.
Untuk mempermudah keliling Arashiyama, kami menyewa sepeda elektrik. Dengan begini, lokasi yang dijelajahi bisa lebih luas dan kaki pun bebas pegal. Lokasi Arashiyama Bamboo Forest sendiri tidaklah terlalu sulit ditemukan. Tidak jauh dari Arashiyama - Sagano Station. Sekitar lima menit mengayuh sepeda dari stasiun tersebut, kami sudah sampai di mulut gang Arashiyama Bamboo Forest.
Melihat manusia yang luar biasa penuhnya, kami putuskan untuk melihat-lihat tempat lain dulu di Arashiyama, termasuk ke Togetsukyo Bridge dan Adashino-Nembutsu-ji Temple, yang letaknya berada di atas bukit dan cukup jauh dari Arashiyama Bamboo Forest.
Setelah mengelilingi Arashiyama, baru pada sore harinya kami mengunjungi Bamboo Forest, yang menjadi destinasi terakhir pada hari itu. Setelah menyasar ke sana ke mari dan diburu waktu karena harus mengembalikan sepeda tepat pukul 17.00, akhirnya sampai juga ke tujuan.
Lalu kami memutuskan untuk memarkir sepeda dan berjalan kaki karena ramainya manusia. Setelah berjalan ke sana kemari, saya mulai merasa, kok biasa saja, ya? Apa jangan-jangan saya berada di lokasi yang salah?
Saya pun berjalan lebih jauh lagi. Kali ini saya yakin berada di lokasi yang tepat tapi, kok, gini, doang? Jauh banget sama yang saya lihat di foto. Pohon bambunya terlihat jarang dan manusianya terlalu banyak, jadi jauh banget dari kesan rimbun dan teduh yang saya harapkan.
Saya pun mengunggah foto Bamboo Forest ini di Instagram Story saya dengan mengungkapkan apa yang saya rasakan. Tak diduga banyak yang merespon. Ada yang merespon bahwa saya salah lokasi, ada yang bilang bahwa pohon bambunya sedang tidak rimbun dan ada juga yang sependapat dengan saya bahwa pohon bambu tersebut, "ya gitu, doang".
"Di kampung gue juga banyak kayak gitu, mah", ucap salah satunya yang sudah bolak-balik ke Jepang, termasuk mengunjungi si Bamboo Forest. Hahaha...
Saya paham tiap orang pasti memiliki pengalaman yang berbeda-beda saat mengunjungi suatu tempat, termasuk Bamboo Forest ini. Tapi kalau berdasarkan pengalaman pribadi saya, kalimat yang paling tepat untuk menggambarkannya adalah: "Lah gini, doang? Di Indonesia juga banyak kalau cuma bambu kayak gini, doang!"
Pernah ke Bamboo Forest ini juga? Sependapat dengan saya atau justru beda? Jangan ngamuk ya kalau pendapatnya beda. Hahaha...
Setelah mengelilingi Arashiyama, baru pada sore harinya kami mengunjungi Bamboo Forest, yang menjadi destinasi terakhir pada hari itu. Setelah menyasar ke sana ke mari dan diburu waktu karena harus mengembalikan sepeda tepat pukul 17.00, akhirnya sampai juga ke tujuan.
Lalu kami memutuskan untuk memarkir sepeda dan berjalan kaki karena ramainya manusia. Setelah berjalan ke sana kemari, saya mulai merasa, kok biasa saja, ya? Apa jangan-jangan saya berada di lokasi yang salah?
Saya pun berjalan lebih jauh lagi. Kali ini saya yakin berada di lokasi yang tepat tapi, kok, gini, doang? Jauh banget sama yang saya lihat di foto. Pohon bambunya terlihat jarang dan manusianya terlalu banyak, jadi jauh banget dari kesan rimbun dan teduh yang saya harapkan.
Saya pun mengunggah foto Bamboo Forest ini di Instagram Story saya dengan mengungkapkan apa yang saya rasakan. Tak diduga banyak yang merespon. Ada yang merespon bahwa saya salah lokasi, ada yang bilang bahwa pohon bambunya sedang tidak rimbun dan ada juga yang sependapat dengan saya bahwa pohon bambu tersebut, "ya gitu, doang".
"Di kampung gue juga banyak kayak gitu, mah", ucap salah satunya yang sudah bolak-balik ke Jepang, termasuk mengunjungi si Bamboo Forest. Hahaha...
Saya paham tiap orang pasti memiliki pengalaman yang berbeda-beda saat mengunjungi suatu tempat, termasuk Bamboo Forest ini. Tapi kalau berdasarkan pengalaman pribadi saya, kalimat yang paling tepat untuk menggambarkannya adalah: "Lah gini, doang? Di Indonesia juga banyak kalau cuma bambu kayak gini, doang!"
Pernah ke Bamboo Forest ini juga? Sependapat dengan saya atau justru beda? Jangan ngamuk ya kalau pendapatnya beda. Hahaha...
0 komentar