My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio

Di lokasi-lokasi wisata seperti Madame Tussauds Sydney, Sea Life Sydney Aquarium, Wild Life Sydney Zoo atau Sydney Tower Eye dijual berbagai merchandise untuk dijadikan oleh-oleh. Tapi seperti lokasi wisata kebanyakan harga yang dijual di sini lebih mahal meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa desain merchandise yang mereka jual lebih cantik daripada yang dijual di market. Tapi kalau yang dicari adalah yang murah meriah, tentu market seperti Paddy's Markets wajib dikunjungi.

Paddy's Markets ini terletak di Market City, Hay Street dan Thomas Street, Sydney. Kalau di Indonesia, tempat ini seperti pasar modern. Jadi bukan cuma menjual barang-barang untuk oleh-oleh tapi juga menjual sayuran dan buah-buahan. Saya sempat ke sini dan membeli jeruk mandarin yang harganya cuma 1,49 AUD per kilo gram. Nggak membeli 1 kilo juga sih, saya hanya membeli 3 buah untuk dikonsumsi selama 3 hari saya di Sydney. 

Selain sayuran dan buah, Paddy's Markets juga memiliki stand-stand penjual pakaian dan sepatu. Saya sempat melihat sepatu booth kece dengan harga 40 AUD. Kalau tidak ingat bahwa koper saya pas-pasan dan tidak bisa menampung barang lagi, tentu saya sudah beli itu booth. Saat saya ke Sydney pada 3 - 5 Mei 2015 cuaca di sana sedang musim gugur dan akan masuk musim dingin karena itu booth atau pakaian dingin banyak ditemui di Paddy's Markets.


Nah, untuk membeli oleh-oleh seperti magnet, gantungan kunci, T-Shirt dan merchandise lainnya, di sini gudangnya. Harganya? Sudah pasti murah. 1 pack yang berisi 3 buah magnet harganya hanya 2 AUD. Kalau membeli 3 pack harganya lebih murah lagi, hanya 5 AUD. Sayangnya saya tidak sempat belanja oleh-oleh di sini karena saya masih harus terbang ke Melbourne untuk destinasi selanjutnya. Tapi sepenglihatan saya selama 3 hari di Sydney, Paddy's Markets adalah tempat beli oleh-oleh termurah di Sydney. Untuk jam buka tutup-nya Paddy's Markets bisa dilihat di sini.
----------@yanilauwoie----------
Booking.com


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Baca Juga:
  • Mudahnya Mengurus Visa Australia
  • Tempat Belanja Oleh-oleh di Melbourne, Australia
  • Tempat Melihat Koala di Australia
  • Wine Tasting di Australia
Blog Sebelumnya:
  • Free Things to Do in Sydney, Australia
  • GADIS, Irlandianya Saya
  • Kenapa Travel Blogger Dipercaya?
  • Tip Hemat Jalan-jalan di Sydney
   




Ini adalah hal-hal tidak berbayar yang saya lakukan saat berkunjung ke Sydney, Australia di awal Mei 2015 lalu. Lumayan bisa menghemat pengeluaran :) 

1. Nongkrong di Sydney Opera House. Kalau masuk untuk menonton pertunjukan di Opera House tentu harus mengeluarkan uang. Tapi bila sekedar ingin foto atau duduk-duduk di sekitar Opera House, bisa dilakukan gratis. Coba duduk di tangga depan pintu masuk Opera House untuk mendapatkan pemandangan laut dan gedung-gedung pencakar langit di Circular Quay. Atau coba duduk di bagian samping Opera House yang dekat laut. Di sini disediakan tempat duduk dari batu yang memanjang. 

2. Jalan-jalan di Sydney Harbour Bridge dan The Rocks. Tidak jauh dari Opera House, ada jembatan yang juga merupakan ikon Sydney. Saya cukup menikmati berjalan-jalan di sekitar Harbour Bridge. Berdekatan dengan Harbour Bridge, ada The Rocks yang merupakan area bersejarah di Sydney. Menjelajah di sekitaran The Rocks mengingatkan saya akan Eropa.  

3. Sun bathing di Royal Botanic Gardens. Saya sih sudah cukup tanning, jadi nggak perlu lagi sun bathing lagi ;p Tapi kalau yang suka sun bathing, selain pantai mungkin bisa mencoba di taman. Paling nggak, itu yang saya lihat saat ke taman ini. Beberapa hari diguyur hujan, membuat matahari sangat dirindukan. Jadi ketika akhirnya matahari muncul di Sydney pada 5 Mei 2015, banyak orang yang sun bathing di taman ini. Saya sendiri cukup menikmati berjalan kaki keliling taman yang indah dan tertata cantik ini. Oh iya, dari sini kita juga bisa melihat Sydney Opera House dan Sydney Harbour Bridge.

Hijaunya Royal Botanic Gardens

4. Hunting foto di Queen Victoria Building. Well, sebenarnya ini adalah pusat perbelanjaan barang-barang branded, seperti Victoria's Secret, Ralph Lauren, Nine West, dll. Tapi arsitektur bangunannya yang seperti bangunan-bangunan Eropa abad pertengahan bikin tangan gatel ingin memotret terus. 

5. Menjelajah Darling Harbour. Lokasi ini punya banyak destinasi menarik untuk turis. Madame Tussauds Sydney, Sea Life Sydney Aquarium, Wild Life Sydney Zoo dan Chinese Garden of Friendship adalah beberapa di antaranya. Namun semuanya tentu saja mengharuskan kita membayar tiket masuk. Nah untuk yang gratisan kita bisa duduk-duduk cantik di dermaganya. Paduan gedung-gedung pencakar langit, laut dan kapal-kapal wisata jadi pemandangan yang cukup oke untuk dinikmati.

6. Keliling dengan free city shuttle bus. Ada beberapa Sydney free city shuttle bus. Saya sempat mencoba Sydney CBD shuttle nomor 555. Bus ini melewati area sekitaran city centre, di antaranya melewati Town Hall, Queen Victoria Building dan Circular Quay, area di mana Sydney Opera House, Sydney Harbour Bridge dan The Rocks berada. Untuk tahu jadwal dan rute bus 555 bisa dilihat di sini. (Update 26 November 2016: Menurut info yang saya terima dari seorang teman, Sydney CBD shuttle nomor 555 sudah tidak ada lagi. Kalau ada yang tahu apakah ada free shuttle lainnya sebagai pengganti 555, kabari saya ya...)





----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Baca Juga:
  • 1 Jam Transit di Bandara Sydney? Nggak Cukup!
  • Australia? Indonesia Banget!
  • Tempat Melihat Koala di Australia
  • Wine Tasting di Australia
Blog Sebelumnya:
  • GADIS, Irlandianya Saya
  • Kenapa Travel Blogger Dipercaya?
  • Tip Hemat Jalan-jalan di Sydney
  • I Come from Indonesia
Saya masih ingat betul perjalanan ke luar negeri pertama saya adalah saat saya dikirim ke Singapura untuk meliput launching produk HP oleh kantor saya, GADIS. GADIS bukan hanya membuat saya memiliki passport untuk pertama kalinya tapi membantu saya untuk melihat dunia! Termasuk negara impian saya, Irlandia.

Tuhan memang mendengarkan kita. Meskipun itu bukan diucapkan dalam bentuk doa yang khusyuk. Waktu itu, saya berada dalam perjalanan pulang dari kampus. Di dalam bus, saya dan teman kuliah saya, Ina bercakap-cakap tentang keinginan kami menjadi wartawan. Dari obrolan ringan itu keluar kurang lebih kata-kata seperti ini dari saya, "Kalau sudah jadi jurnalis pasti akan jalan-jalan ke luar negeri. Minimal Singapura akan kesentuh." 

Rupanya ucapan itu direkam Tuhan dan diwujudkan beberapa tahun setelah percakapan tersebut. Tahun 2010, bukan cuma mendapatkan "hadiah" jalan-jalan ke luar negeri untuk pertama kalinya tapi saya juga beruntung bisa diinapkan di Hard Rock Hotel, Sentosa Island oleh pengundang. Saya yang belum pernah menginap di hotel bintang 5 dengan noraknya memotret tiap sudut hotel. Tidak menyangka bahwa ucapan itu akan terwujud.



Perjalanan ke luar negeri pertama saya

Selama hampir 9 tahun di GADIS, 3 kali saya diberi tugas liputan ke luar negeri. Setelah Singapura, saya sempat ke Korea Selatan untuk meliput tempat-tempat wisata di sana pada tahun 2012 dan ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk liputan pesawat terbang AirAsia yang berdesain Taylor Swift pada tahun 2014.



Melihat salju pertama kalinya di Korea Selatan


Berkat GADIS juga saya bisa menginjakkan kaki di antaranya di Cina, Vietnam, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Praha dan Australia. Bukan karena liputan sih, tapi saya bisa liburan ke berbagai negara di 3 benua tersebut karena penghasilan yang saya dapat dari GADIS. Termasuk mewujudkan impian mengunjungi Irlandia.

Mengunjungi Irlandia adalah impian saya sejak masa sekolah. Negara yang setelah saya kunjungi ternyata membuat saya makin jatuh hati kepadanya. Negara yang rasanya ingin saya kunjungi berulang-ulang dan bahkan tinggal di sana. Dan, negara yang menunjukkan pada saya bahwa menggapai mimpi jauh lebih indah dari mimpi itu sendiri.  



Saya di negara impian, Irlandia

Kalau diibaratkan negara, GADIS itu Irlandianya saya. Saya sayang sama GADIS! Semua hal yang saya alami di GADIS membuat saya makin terikat dengan tempat ini. Tapi sama seperti Irlandia, meskipun saya ingin terus berada di Irlandia, saat ini saya butuh melihat negara-negara lain dulu karena itu akan memperkaya saya! 

Saya menulis ini di hari terakhir saya di GADIS. Rasanya sama seperti ketika saya sedang menunggu boarding untuk meninggalkan Dublin, Irlandia. Berbagai emosi tercampur aduk. Sedih, takut tapi juga excited karena petualangan baru yang akan saya dapat di depan.

I heart you GADIS and I have no regret at all because I had so much fun! Bismillah, here we go again :)

----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Kenapa Travel Blogger Dipercaya?
  • Tip Hemat Jalan-jalan di Sydney
  • I Come from Indonesia
  • Wine Tasting di Australia
  • Tempat Melihat Koala di Australia
"Sekarang kalau liputan presscon, yang datang bukan cuma wartawan aja, banyak juga blogger," ucap koordinator liputan GADIS, Egi pada saya di suatu siang. Saya setuju dengan Egi. Saya pernah hadir di presscon launching travel directory, Postcard & Tag, saat itu travel blogger yang hadir tidak sedikit jumlahnya. Lalu apa yang membuat para brand saat ini mempercayai mereka?


Kartupos, salah satu travel blog yang saya suka. Foto: Dok. Kartupos.co.id

Hasil survey yang dilakukan oleh agoda.com kepada 5.500 responden dari seluruh dunia pada bulan April dan Mei 2015 menyatakan bahwa sumber panduan wisata terbaik adalah: 
  1. Forum online: 34%
  2. Blog dan situs perjalanan independen (pribadi): 28%
  3. Masukan dari penduduk setempat: 13%
  4. Buku panduan wisata cetak: 12%
  5. Aplikasi Perjalanan (apps): 9%
  6. Lain-lain: 4%

Saya tidak heran bila blog masuk ke dalam hasil survey tersebut, bahkan menempati posisi no.2, karena saya sendiri termasuk orang yang mendapatkan banyak manfaat dari travel blog-travel blog yang ditulis secara independen ini. 

Ini alasan saya kenapa menggunakan travel blog sebagai bahan referensi:

1. Mudah dan cepat. Saya tidak mungkin mendapatkan katalog wisata demi mendapatkan rekomendasi tempat wisata yang harus dikunjungi di suatu daerah tiap kali saya mau bepergian. Tentu lebih mudah dan cepat bagi saya untuk blog walking ke beberapa travel blog untuk mendapatkan rekomendasi tempat menarik.

2. Lebih personal. Apa yang ditulis di blog pribadi umumnya sangat apa adanya, sehingga saya bisa mendapat pengalaman personal dari penulisnya. Ini bisa membantu penilaian saya untuk mengunjungi suatu tempat atau tidak.

3. Lebih detail. Kelebihan blog pribadi adalah tidak adanya batasan kata atau halaman seperti tulisan di media massa, sehingga penulisnya bisa menuliskan pengalamannya lebih detail. Kedetailan ini lah yang membuat saya menyukai membaca travel blog. 

4. Rekomendasi tempat unik. Tempat ekstrem, terpencil, atau yang aneh-aneh lainnya ada semua di berbagai travel blog. Bahkan kadang, suatu tempat tenar terlebih dahulu di kalangan travel blogger, baru akan diulas di media massa.

5. Mendapat pelajaran. Saat saya mau apply visa schengen melalui Kedutaan Jerman di Jakarta pada tahun 2013 lalu, saya banyak membaca pengalaman orang-orang lewat blognya. Dari situ saya banyak belajar apa yang harus saya siapkan dan apa yang tidak boleh saya lakukan agar visa saya di-granted.

Lalu untuk menjawab pertanyaan di atas kenapa para brand mempercayai para tavel blogger? Mungkin simpelnya seperti ini, selama masih banyak orang seperti saya yang menyukai travel blog sebagai panduan dalam berwisata, maka brand melihat ini sebagai peluang untuk membantunya mempromosikan produknya lewat tulisan para travel blogger.

Iya nggak, sih?


----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Tip Hemat Jalan-jalan di Sydney
  • I Come from Indonesia
  • Wine Tasting di Australia
  • Tempat Melihat Koala di Australia
  • Australia Trip: My First Trivia

Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ▼  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ▼  June (4)
      • Tempat Belanja Oleh-oleh di Sydney, Australia
      • Free Things to Do in Sydney, Australia
      • GADIS, Irlandianya Saya
      • Kenapa Travel Blogger Dipercaya?
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes