Jalan-jalan ke Kopenhagen: Dapat Lambaian Tangan dari Ratu Denmark, Margrethe II
Saya yang bebas berkeliaran di halaman dalam istana Amalienborg
Sebelumnya, saya memang tidak tahu siapa Ratu Denmark namun itu tidak mengurangi rasa senang saya begitu mendapat lambaian tangan darinya. Hehe...
Siang itu, pada bulan Oktober 2018, saya, Asri dan Stacey memutuskan untuk mengikuti free walking tour keliling Kopenhagen yang diselenggarakan oleh SANDEMANs. Meeting point dari tur ini adalah City Hall Square dan berakhir di perairan yang berada di area istana Amalienborg, tempat tinggal para keluarga Kerajaan Denmark. Klik ini untuk yang ingin tahu lebih banyak tentang istana Amalienborg.
Menurut sang pemandu kami, Martin, keluarga Kerajaan Denmark berbeda dengan yang lainnya, mereka cenderung lebih santai. Contohnya, Pangeran Frederik bisa bersepeda atau keluar berbelanja tanpa dikawal.
Martin juga cerita bahwa dulu dia satu sekolah dengan sang pangeran dan saat mereka bertemu di salah satu klub, sang pangeran tanpa sungkan menyapanya, "do I know you from school?"
Mendengar cerita Martin saya jadi paham kenapa Martin bisa dengan mudahnya membawa kami para peserta tur ke halaman dalam istana Amalienborg. Saya melihat royal palace ini tidak dijaga terlalu ketat. Meskipun ada para pengawal kerajaan terlihat siaga berjaga tapi siapapun bisa masuk paling tidak ke bagian halaman istana ini.
Selesai mengikuti free walking tour, saya, Asri dan Stacey meninggalkan perairan dan kembali masuk ke halaman dalam istana karena kami ingin melihat pergantian pengawal kerajaan yang saat itu terjadi tepat pukul 14.00.
Bisa sedekat ini dengan para pengawal kerajaan Denmark
Dibandingkan dengan pergantian pengawal kerajaan di istana Buckingham Inggris, pergantian pengawal kerajaan yang berlangsung di sini lebih sederhana dan terasa lebih akrab, mengingatkan saya akan pergantian pengawal kerajaan di Praha, Ceko. Pasalnya, para pengunjung, termasuk saya, bisa dengan bebasnya mendekat dan mengikuti kemanapun pergerakan para pengawal kerajaan ini. Jadi enak sekali untuk ambil foto maupun video. Ya tentunya, saya juga tahu diri untuk tidak berdiri terlalu dekat yang dapat mengganggu jalannya upacara.
Upacara pergantian pengawal kerajaan ini memakan waktu sekitar 10 menit. Namun bukan berarti seluruh wisatawan yang hadir siang itu serta merta meninggalkan lokasi setelah upacara selesai. Petualangan dilanjutkan dengan berfoto ria dengan para pengawal kerajaan yang bertugas. Jangan harapkan bisa dapat selfie ya, soalnya mereka berdiri layaknya patung yang tak bernyawa. Hanya beberapa menit sekali mereka bergerak untuk berganti formasi.
Sasaran saya, Asri, dan Stacey pada hari itu adalah seorang pengawal kerajaan bernama Karl yang umurnya sekitar 20-an tahun. Saya tahu tentang Karl karena ada satu orang kakek dan dua orang nenek yang berkata bahwa Karl adalah cucu mereka. Lucunya, oma dan opa ini sama kelakuannya dengan kami para turis, yaitu tidak berhenti-henti memotret dan foto bareng Karl. Soalnya mereka bangga Karl bisa terpilih sebagai salah satu pengawal kerajaan.
Karl, ayo dong, nengok ke kamera!
Saat kami masih berusaha untuk foto-foto dengan Karl, dua mobil tiba-tiba datang ke arah gerbang yang dijaga oleh Karl. Karl dan beberapa penjaga lainnya pun langsung bergerak sigap, berganti formasi dan tahu-tahu gerbang yang dijaga Karl terbuka.
Tidak tahu siapa sebenarnya yang ada di dalam mobil, Asri mengomandani kami untuk melambaikan tangan. Saya pun refleks ikut melambaikan tangan. Seorang wanita berambut pirang keputihan yang diikat dan berkacamata, duduk di kursi belakang mobil, tersenyum dan melambai balik dari dalam mobil pertama. Di belakangnya, terdapat satu mobil lagi dengan dua orang pria di dalamnya.
Saat kedua mobil sudah masuk dan gerbang kembali ditutup, salah satu oma Karl yang berbaju gelap berkata bahwa di mobil pertama adalah sang ratu Denmark, yaitu Ratu Margrethe II. "You are so lucky," kata sang nenek.
Wuaaaah... Mendengar ini kami langsung melonjak kesenangan karena sukses disenyumi dan dilambaikan tangan oleh sang ratu. Saya tentu senang bukan main karena di suatu siang yang random tanpa ada ekspektasi apa-apa, saya bisa melihat dan dipandang balik oleh sang ratu. Kalau bukan beruntung, apa coba namanya?
Namun sejujurnya saya tidak benar-benar yakin bahwa yang kami lihat adalah Ratu Denmark. Karena itulah, sesampainya di hotel saya dan teman-teman langsung browsing seperti apa penampakan Ratu Denmark. Begitu melihat deretan foto yang disajikan Google, kami bertiga memutuskan bahwa memang benar yang melambaikan tangan kepada kami adalah Ratu Margrethe II. Soalnya mirip banget, sih!
Kalau menurut kamu bagaimana? Beneran nggak yang melambaikan tangan kepada saya itu Ratu Denmark?
----------@yanilauwoie----------
Blog Sebelumnya:
0 komentar