Toilet Transparan di Amsterdam
Pintu kaca di setiap bilik
Pakai toilet kering (tanpa ada fasilitas untuk membasuh) tentunya sudah sering saya lakukan. Memasukkan tisu ke dalam toilet juga bukan lagi suatu hal yang bikin saya kaget. Tapi memakai toilet yang transparan, baru kali ini saya coba.
Toilet ini saya temukan ketika sedang berkunjung ke Cobra Cafe di Rijkmuseum, Amsterdam, Belanda. Letak toilet ini ada di lantai bawah kafe. Jadi saya harus turun tangga dulu untuk menuju toilet.
Untuk bisa mengakses toilet ini harus bayar 0,50 euro tapi gratis untuk pengunjung kafe. Say bahkan diberikan koin 0,50 euro oleh pelayan restoran namun dengan syarat, saya harus memberinya bon toilet ke dia. Bon ini bisa didapatkan ketika mau masuk toilet. Pengunjung harus memasukkan koin ke dalam mesin dan kemudian mesin tersebut akan mengeluarkan semacam tanda terima.
Toilet ini terdiri dari beberapa bilik. Saat mengantri untuk masuk ke dalam bilik, mata saya sempat menangkap sesuatu yang aneh, yaitu pintu bilik yang terbuat dari kaca bisa berubah atau berganti tingkat kejernihannya, dari transparan menjadi sedikit buram. Saya sempat berpikir, keren banget nih, teknologi.
Saat tiba giliran saya masuk ke dalam bilik, pintunya sangat transparan. Jadi saya bisa melihat semua hal yang ada di luar pintu dan orang yang berada di luar pun bisa melihat ke dalam bilik. Layaknya kaca jendela yang bisa terlihat dua arah.
Begitu saya mengunci pintu, kaca ini pun berubah menjadi buram. Saya langsung merasa aman tanpa perlu merasa khawatir orang lain bisa melihat semua urusan yang saya lakukan di dalam toilet. Tanpa sungkan saya buka celana, duduk, dan pipis. Legaaa.
Selesai pipis, saya keluar bilik dan menuju wastafel untuk mencuci tangan. Sambil mencuci tangan, saya arahkan lagi pandangan ke arah bilik dan melihat seorang wanita baru masuk. Pintunya pun berubah dari transparan menjadi buram. Belum juga mata saya teralihkan darinya, saya bisa melihat dengan jelas seluruh bayangan wanita tersebut sedang membuka celana. What? Buru-buru saya alihkan pandangan saya.
Melihat adegan tersebut, saya tersadar bahwa pandangan ke dalam toilet ini tidak benar-benar 100% terblokir. Buktinya bayangan wanita tersebut sedang memelorotkan celananya bisa tertangkap mata saya.
Waduh, berarti tadi bayangan setengah telanjang saya tertangkap mata para pengguna toilet lain, dong?
Blog Sebelumnya:
0 komentar