My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio

Awalnya saya ragu untuk menggelar launching buku perdana saya, "Explore, Enjoy & Repeat (Catatan Perjalanan dari 20 Negara). Bukan apa-apa, mengumpulkan orang untuk datang tentu bukan perkara mudah.

Lanny, Marketing penerbit Grasindo yang mengurusi acara launching saya pernah berkata, "Waktu itu pernah ada penulis yang namanya sudah cukup tenar dan followers-nya juga banyak banget tapi saat launching buku, acaranya sepi." Wah apalagi saya yang penulis buku baru ini. Belum lagi saat itu kondisi Jakarta yang ramai demo.

Namun setelah melakukan perenungan panjang dan berkonsultasi dengan Shannon dan beberapa orang terdekat, saya akhirnya memutuskan untuk menggelar acara launching yang dilaksanakan pada 28 September 2019.

Siapa sangka yang hadir melebihi ekspektasi saya. Mulai dari keluarga, teman-teman SMA, teman-teman kuliah, teman-teman yang dulu pernah dan yang sekarang kerja bareng, teman-teman nonton konser, teman-teman curhat, teman-teman hang out, teman-teman yang pernah travelling bareng sampai teman komunitas travelling yang belum lama saya kenal turut hadir memberikan dukungan.

Acara book signing yang di dalam rundown seharusnya hanya berlangsung 15 menit menjadi molor hingga 1 jam. Itu pun mungkin akan lebih lama bila saya tidak dibantu sang MC andal Fransiska Soraya yang cukup tegas untuk membuat sesi book signing menjadi lebih efisien.

Terima kasih semuanya yang sudah hadir di salah satu hari bersejarah dalam hidup saya. Terima kasih telah menjadi saksi bahwa mimpi itu bisa menjadi nyata. Terima kasih telah membuat saya merasa menjadi orang paling penting di hari tersebut. Namun yang paling penting, terima kasih telah membuat saya merasa begitu dihargai dan dicintai. Saya berdoa kalian akan menerima cinta yang sama besarnya dalam hidup.

Untuk yang tidak sempat hadir, terima kasih juga untuk berbagai pesan dukungannya dan terima kasih telah membeli dan membaca buku saya. It means a lot to me. 

Bocoran sedikit tentang bukunya:

Barcelona, 2013 
Pencopet yang berusaha ditangkap itu terlihat panik dan berlari tak tentu arah ke sana kemari. Sampai akhirnya dia berlari ke arah Gaudi House. Paniklah saya. Saya ikut berlari, mencari tempat untuk menghindari si pria. Dalam kondisi panik dan ketakutan, saya melihat pria itu menabrak seorang remaja bule di dekat saya. Sang remaja berteriak histeris, saya makin panik. Lalu terdengar suara, bruk!... 

Bunaken, 2012 
...Saya yang sangat menyukai laut menjadi takut dengannya. Di malam hari, laut sama sekali tidak indah. Semuanya terlihat gelap. Aduh, bagaimana ini? Di tengah doa yang terus saya ucapkan dalam hati, tiba-tiba mata saya menangkap ada titik hitam besar yang makin lama makin mendekat. Ya Tuhan, itu kapal! Refleks saya berteriak, “Tolong! Tolong! Tolong!” sambil melambaikan tangan... 

Edinburgh, 2018 
...”Kalian punya waktu 1 menit untuk check-in online atau kalian harus bayar untuk check-in di loket sebelah sana”, ungkap petugas wanita di bandara Edinburgh. Kami pun meluncur menuju loket yang dimaksud dan setelah petugas menjelaskan, reaksi saya adalah, ‘Apa? Harga tiketnya saja cuma 16 pounds, masa bayar check-in sampai 55 pounds. Ini gila namanya!’”

Ingin tahu bagaimana kelanjutan cerita perjalanan saya? Bukunya sudah bisa didapatkan di toko buku Gramedia seluruh Indonesia. Untuk yang mau membeli secara online, bisa langsung klik website Gramedia atau bisa juga didapatkan di beberapa toko buku di Tokopedia.

I hope my book will inspire you to travel more. Let's explore, enjoy & repeat!











----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Mengurus Visa Visitor Australia Secara Online, Disetujui Hanya Dalam 2 Hari Kerja
  • Deg-degan di Pantai Telanjang di Australia
  • 8 Tip Jalan-jalan ke Jepang
  • Ketemu Komodo Mini di Pulau Macan
  • 8 Alasan Kenapa Saya Suka Banget Pulau Macan

Pemandangan dari Shrine of Remembrance di Melbourne, Australia

Ini adalah ketiga kalinya saya apply visa visitor Australia. Berbeda dengan yang dua sebelumnya dimana saya memasukkan aplikasi melalui VFS Global, untuk yang ini saya lakukan secara online. Ternyata, cara ini jauh lebih mudah dan keputusan visa pun saya terima dengan cepat. 

Langkah-langkah apply visa visitor Australia secara online:

1. Membuat akun ImmiAccount di situs Australian Government Department of Home Affairs di tautan berikut ini dan kemudian pilih jenis visa yang akan dibuat.

2. Setelah memilih jenis visa yang akan dibuat (saya pilih visitor visa), langsung bisa mengisi formulir aplikasi visa. Untuk pertanyaan-pertanyaanya kurang lebih sama dengan formulir kertas yang saya pernah isi saat apply lewat VFS Global, seperti tujuan ke Australia, data diri, orang yang ikut pergi dengan kita ke Australia (bila pergi bersama), keluarga yang ada di Indonesia yang tidak ikut pergi ke Australia, kontak di Australia (bila tujuannya mengunjungi keluarga), data pekerjaan, bagaimana cara kita menyokong perjalanan kita ke Australia (dana) serta deklarasi kesehatan dan karakter.  

Kalau merasa tidak memiliki waktu atau tidak ingin mengisi dalam satu waktu sekaligus, kita bisa simpan dulu formulir yang sudah diisi sebagian dan bisa dilanjutkan di waktu berbeda, yang penting catat saja akun dan password kita. Bila sudah terisi semua, kita akan diberikan review keseluruhan isian formulir sehingga bisa diedit bila ada kesalahan. 

3. Selesai isi formulir, selanjutnya adalah mengunggah dokumen penunjang, seperti paspor, KTP, KK, surat keterangan kerja, itinerary, keuangan yang menunjukkan kita mampu membiayai perjalanan ke Australia dan pas foto (latar putih) yang berukuran 35mm x 45mm. 

4. Bayar biaya visa sebesar 145AUD. Karena saya membayar dengan kartu kredit maka totalnya menjadi 146,5AUD. Setelah itu klik submit. 


Semua langkah tersebut sangat mudah dilakukan karena formulir online ini sangat user friendly. Selain itu, kelebihan lainnya adalah waktu disetujuinya visa yang tergolong sangat cepat dibanding saat mengurus visa Australia yang pertama dan kedua. Untuk pengurusan visa online ini, saya masukkan hari Minggu siang, 8 September 2019 dan sudah dapat kabar visa disetujui pada Selasa sore, 10 September 2019. Hanya 2 hari kerja saja! 

Sama seperti visa Australia yang kedua, untuk yang kali ini pun saya mendapatkan masa berlaku visa selama 3 tahun dengan multiple entries dengan durasi tinggal maksimal 90 hari. 

Untuk yang ingin apply visa Australia juga, saya sangat merekomendasikan untuk melakukannya secara online karena selain cepat dan mudah, sangat praktis untuk dilakukan. Kita nggak perlu repot untuk mencetak seluruh dokumen yang dibutuhkan serta nggak perlu menghabiskan waktu pergi ke VFS Global dan mengantri. 

Ada yang punya pengalaman apply visa visitor Australia secara online juga? Mudah kan?

Booking.com
----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Deg-degan di Pantai Telanjang di Australia
  • 8 Tip Jalan-jalan ke Jepang
  • Ketemu Komodo Mini di Pulau Macan
  • 8 Alasan Kenapa Saya Suka Banget Pulau Macan
  • Destinasi Menyelam di Indonesia, Tayang di Majalah BCA Prioritas Edisi Juli - September 2019

Jalur menuju Southside Nude Beach

Telanjang... tidak... telanjang... tidak... telanjang...tidak! Batin saya berperang ketika saya menjejakkan kaki ke Southside Nude Beach yang berlokasi di kawasan Great Ocean Road, Victoria, Australia.  

Pantai ini seperti memanggil jiwa petualangan saya. Pasalnya sepanjang hidup saya tidak pernah mengunjungi pantai yang dikhususkan untuk orang-orang tanpa busana. Haruskah saya mengunjunginya? Kalau ya, haruskah saya melepas seluruh pakaian saya? Nyamankah saya melakukannya? Berbagai tanda tanya berkecamuk di kepala saya. Saya galau.

Namun kegalauan itu tidak melebihi rasa penasaran saya. Alhasil meskipun takut tapi pasti kaki saya melangkah ke pantai yang resmi dijadikan pantai tanpa busana sejak tahun 1986 ini. 

Begitu memasuki area yang dimaksud, saya disambut oleh beberapa orang yang melakukan berbagai aktivitas berbeda. Ada yang bermain air, berjalan-jalan, berjemur, dan main frisbee. Satu kesamaan mereka adalah mereka melakukannya tanpa busana sama sekali! Minimal topless bagi wanita.

Peraturan di Southside Nude Beach, salah satunya adalah dilarang memotret orang lain tanpa seizin yang bersangkutan 

Saya berusaha memasang wajah datar melihat orang-orang tersebut padahal jantung saya sudah berdebar tidak karuan, antara gugup, takut namun di saat yang bersamaan saya merasa ada buncahan semangat.

Saya yang saat itu bersama Biru terus jalan menjauh dari para pengunjung tanpa busana tersebut. Rasanya kok, tak sanggup kalau saya harus duduk berdekatan dengan mereka. Bukan apa-apa. Nggak kebayang bila harus memandang atau dipandang. Meskipun ini GR-nya saya saja sih, karena saya yakin mereka yang ada di sini sudah paham etika dan tidak akan saling memelototi tubuh masing-masing. 

Kami pun berjalan sampai ke lokasi yang jauh dari keramaian dan hanya kami saja berdua yang duduk di tempat tersebut sambil memandangi deburan ombak dan birunya langit. Setelah duduk beberapa waktu, pertanyaan selanjutnya adalah haruskah saya melepas seluruh busana saya seperti orang-orang tersebut?

“Kamu tidak harus melepas pakaianmu kalau kamu merasa tidak nyaman,” begitu kata Biru. Saya merenungi kata-katanya. Butuh waktu sampai akhirnya saya bisa mengambil keputusan tentang apa yang saya lakukan selanjutnya. 

Pengalaman yang sungguh mendebarkan dada!


Booking.com
----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • 8 Tip Jalan-jalan ke Jepang
  • Ketemu Komodo Mini di Pulau Macan
  • 8 Alasan Kenapa Saya Suka Banget Pulau Macan
  • Destinasi Menyelam di Indonesia, Tayang di Majalah BCA Prioritas Edisi Juli - September 2019
  • Review Hotel Mystays Shinsaibashi di Osaka, Jepang

Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ▼  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ▼  September (3)
      • Launching Buku Travelling: Explore, Enjoy & Repeat...
      • Mengurus Visa Visitor Australia Secara Online, Dis...
      • Deg-degan di Pantai Telanjang di Australia
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes