My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio


Ini adalah harga makanan di San Francisco, Amerika Serikat yang saya catat dari perjalanan saya pada bulan Oktober 2019. 

  • Cheeseburger di In-N-Out Fisherman's Wharf: USD3,80 + pajak 8,50%
  • French Fries di In-N-Out Fisherman's Wharf: USD2,45 + pajak 8,50%
  • Nestle Nesquik Chocolate ukuran 14 oz di Walgreens Powell Street: USD1,99
  • Grilled Cheese Toasted Sandwich di Round Cafe Golden Gate Bridge: USD10,80
  • Donat klasik (tabur gula halus) di kafe (lupa namanya) di sudut antara Powell Street dan 6th Street: USD1,50 
  • Beef hot dog di food stall di Pier 33 (lokasi menunggu kapal Alcatraz Cruises): USD5,43
  • Chicken Tenders di Pier Market, Pier 9 Fisherman Wharf: USD7,77
  • Tom Yum Koong di Lers Ros Thai, Hayes Street: USD16,95 + pajak 8,50%
  • Jasmine Rice di Lers Ros Thai, Hayes Street: USD2,00 + pajak 8,50%
  • Thai Iced Tea di Lers Ros Thai, Hayes Street: USD3,00 + pajak 8,50%
  • Ice Water di Lers Ros Thai, Hayes Street: gratis


Booking.com
----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Diusir dari Walmart di Amerika Serikat
  • Terintimidasi Petugas Imigrasi di Amerika Serikat
  • 5 Langkah Mudah Membuat Visa Amerika Serikat untuk Perjalanan Bisnis
  • Mengurus Visa Visitor Australia Secara Online, Disetujui Hanya Dalam 2 Hari Kerja
  • Deg-degan di Pantai Telanjang di Australia

Deretan coffeemaker di Walmart. Tapi merek yang sama cari tidak tersedia.


Pernah diusir dari department store? Saya pernah dan kejadiannya di Walmart di Amerika Serikat. 

Sore itu saya mengunjungi Walmart yang berlokasi di Hesperian Blvd, San Leandro, California untuk mencari sebuah coffee maker. Ini adalah Walmart kedua yang saya datangi setelah sebelumnya saya mengunjungi yang berlokasi di Davis Street, San Leandro. 

Begitu saya menginjakkan kaki melewati pintu masuk, seorang pria yang merupakan petugas Walmart menghentikan saya dan berkata bahwa tas merah yang saya bawa terlalu besar untuk dibawa masuk ke dalam toko. 

Dia meminta saya meninggalkan tas tersebut di dalam mobil karena mereka tidak memiliki tempat penitipan barang. Ya kali saya bawa mobil sendiri ke sana? 

Saya mencoba menjelaskan kepadanya bahwa saya datang dari jauh (beneran lokasi toko ini jauh dari San Francicso) dan saya hanya mencari satu barang saja. Saya bertanya kepadanya apakah mungkin ada asisten toko yang bisa membantu barang yang saya cari (karena saya sudah tahu jenis dan mereknya apa) dan nanti saya tinggal bayar di kasir. Namun dia bilang tidak bisa.

Lalu saya memberikan penawaran lain dengan berkata akan meninggalkan tas merah saya di pojokan toko dan bila memang tas tersebut ada yang mengambil saya tidak akan mempermasalahkannya. Tapi dia juga tidak setuju. 

Sang petugas sama sekali tidak membantu dengan memberikan pilihan yang bisa membuat saya masuk dan belanja. Bahkan, dia meminta saya meninggalkan toko. Pelayanan macam apa itu?!  

Saya pun keluar toko dengan perasaan kesal dan seperti tak punya harapan. Saya sudah datang jauh-jauh masa harus pulang tanpa membawa hasil? Kalau memang barangnya tidak ada ya tidak apa-apa tapi kalau harus pulang dengan andai-andai barangnya ada tapi saya tidak bisa masuk, itu rasanya kesal sekali. Saya hampir menangis saking kesalnya.

Saya berpikir apakah saya harus meminta tolong orang untuk mencarikan dan memberikan barang yang saya cari atau bagaimana? Di tengah kebingungan, saya melihat seorang wanita berkulit hitam sedang menjelaskan kepada polisi dengan suara terisak. 

Saya tidak tahu apa permasalahannya namun sempat mendengar perkataan sang wanita bahwa dia tidak melakukan apa-apa dan dia menduga perlakuan tersebut diterimanya karena warna kulitnya. 

Melihat mereka, saya teringat perkataan sang petugas yang mengusir saya. Dia sempat bilang bahwa ada insiden di dalam toko dan polisi sedang berkeliaran. 

Setelah melihat sang polisi dan wanita, saya akhirnya mengambil keputusan ternekat. Saya tinggalkan tas merah saya di parkiran sepeda. Saya berharap orang akan mengira tas tersebut merupakan bagian dari sepeda yang di parkir dan tidak akan mengambilnya. 

Saya berpikir, kalau memang masih rezeki saya, maka tas berserta isinya tidak akan hilang. Tapi kalaupun hilang saya sudah siap. Saya tahu ini perbuatan nekat tapi saat itu saya merasa ini pilihan terbaik. 

Saya masuk ke toko dan sang petugas yang mengusir saya sudah tidak ada di situ dan digantikan oleh petugas lain. Secepat kilat saya menuju lorong barang-barang rumah tangga, mencari coffe maker yang dimaksud dan setelah berkali-kali melihat merek demi merek, barang yang saya cari tidak ada di sana. 

Saya memastikan dengan petugas dan dia bilang mungkin barang tersebut hanya dijual online saja. Great! Sudahlah saya tidak mendapatkan yang saya cari, masih ada kemungkinan tas saya hilang.

Dihantui ketakutan tas hilang, saya meluncur secepat kilat keluar toko. Melangkah ke parkiran sepeda dan.... tas merah saya masih teronggok di tempat yang sama. Alhamdulillah! Pffuih. Memang kalau masih rezeki tidak akan kemana. 


Booking.com
----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • Terintimidasi Petugas Imigrasi di Amerika Serikat
  • 5 Langkah Mudah Membuat Visa Amerika Serikat untuk Perjalanan Bisnis
  • Mengurus Visa Visitor Australia Secara Online, Disetujui Hanya Dalam 2 Hari Kerja
  • Deg-degan di Pantai Telanjang di Australia
  • 8 Tip Jalan-jalan ke Jepang
Foto: Pexels

Cerita tentang dipulangkan ke negara asal oleh petugas imigrasi bukan satu atau dua kali saya dengar. Sering! Karena itu meskipun sudah memiliki visa, saya tetap deg-degan setiap masuk suatu negara. Terlebih lagi negara seperti Amerika Serikat yang menurut beberapa orang yang saya kenal para petugasnya terkenal tegas-tegas.

Saya berkunjung ke Amerika Serikat dengan tujuan trip bisnis ke Virginia tapi sebelum sampai di Virginia saya mampir di Los Angeles. 

Saat itu, ada empat petugas imigrasi yang bertugas namun ada satu yang saya yakin membuat kami yang sedang mengantre gugup luar biasa. Pasalnya petugas ini cukup mengintimidasi dengan suaranya yang bernada tinggi. Apalagi bila yang ditanya seperti tidak paham pertanyaannya maka dia akan mengulang berkali-kali dengan intonasi dan tatapan tajam. 

Contohnya adalah saat dia menginterogasi seorang pria, dia bertanya, "What bring you here?" Karena orangnya kelihatan nggak mengerti dia mengulang lebih kencang "Why are you here?"

Lalu di kesempatan lain dia bertanya sampai tiga kali dengan setengah berteriak, "Where are your friends?" "Where are your friends?" "Where are your friends?" Saya yang melihatnya saja gemeteran, apalagi orang yang ditanya.

Atau ketika dia berkata, "Yes sightseeing. But what do you want to see? Disneyland or what?" Mendengar itu saya bisa menduga bahwa yang ditanya tidak bisa menjelaskan dengan baik apa tujuan liburannya makanya dia dicecar. 

Tapi yang paling membuat saya berdoa dalam hati agar saya tidak diinterogasi oleh dia adalah ketika dia mencecar seorang pria mengenai jumlah uang yang dia bawa. Kurang lebih seperti ini pertanyaan-pertanyaannya: 
"How much money do you have?"
"Is that in Yen or USD?"
"So, how much in USD?" 

Setelah itu diam tidak ada suara. Saya menduga yang sedang diinterogasi berusaha menghitung uangnya dalam USD. Namun sang petugas tidak langsung mengizinkan sang pria masuk dan tetap menunggu jawabannya. 

Melihat hal ini, petugas yang duduk di samping dia berkata, "He's good". Saya menangkap maksud sang teman yang meminta agar pria yang diinterogasi dibebaskan. Itulah yang terjadi selanjutnya. "This is your lucky day. I will let you in. Because I don't care anymore," sambil mencap paspor sang pria. 

Mungkin karena berkali-kali merasa tidak mendapatkan orang yang bisa memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan, sang petugas tiba-tiba berkata, "Can I get the right Man?" sambil dia mengacungkan tangannya. "If you are the right man, please come forward." 

Ya jelaslah nggak ada yang berani maju. Semuanya diam di barisan. Sampai akhirnya dia menunjuk seorang pria yang memang ada di barisan depan untuk maju ke dia dan drama suara bernada tinggi pun kembali berulang.  

Melihat semua aksi-aksinya, saya berdoa agar tidak mendapatkan dia. Namun tepat ketika saya berada di barisan depan, dia selesai menginterogasi orang. Mau tidak mau saya yang berikutnya. Sial!  

Saya membaca doa sebelum melangkahkan kaki ke arahnya. Ya Allah, tolong saya!

Begitu sampai di depannya saya mengucapkan selamat pagi sambil tersenyum dan menyerahkan dokumen saya. "Finally fresh air," ucapnya begitu melihat paspor saya. Selanjutnya, kurang lebih seperti ini pernyataan dan pertanyaan dia kepada saya: 

"What bring you to America?"
"So, you are going to celebrate your birthday?"
"What are you going to do for your birthday?"
"It's sound exciting!"
"How much money do you bring?" 
"Okay!"

Kemudian paspor saya dicap. Begitu saja tanpa ada nada tinggi ataupun pertanyaan yang diulang-ulang dari mulutnya. Saya pun melangkah lega. Pfuuuih.. 


Booking.com
----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h


Blog Sebelumnya:
  • 5 Langkah Mudah Membuat Visa Amerika Serikat untuk Perjalanan Bisnis
  • Mengurus Visa Visitor Australia Secara Online, Disetujui Hanya Dalam 2 Hari Kerja
  • Deg-degan di Pantai Telanjang di Australia
  • 8 Tip Jalan-jalan ke Jepang
  • Ketemu Komodo Mini di Pulau Macan
Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ▼  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ▼  November (3)
      • Harga Makanan di San Francisco, Amerika Serikat
      • Diusir dari Walmart di Amerika Serikat
      • Terintimidasi Petugas Imigrasi di Amerika Serikat
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes