Senangnya Nemu Boba Kemasan di Australia



"Kayaknya aku kecanduan, deh!" kata saya kepada Shannon sambil mengusap perut saya yang membesara.
"Hah? Kecanduan apa?" respon Shannon dengan raut wajah terkejut. 
"Bubble tea! jawab saya dengan mimik wajah serius.
"Astaga, Yani! Kirain kecanduan apa," Shannon menghembuskan napas lega. 

Percakapan tersebut terjadi sekitar dua tahun lalu, saat Noah masih di dalam perut. Saya sudah minum bubble tea atau boba sebelum saya hamil Noah. Namun intensitasnya meenjadi berkali-kali lipat saat saya hamil. 

Dalam seminggu bisa 3-5 kali saya minum boba. Mulai dari boba yang dijual di convenience store hingga boba yang brand-nya sangat terkenal dan ada di hampir semua mal di Jakarta. Namun yang sering saya minum adalah boba yang dijual di kantin kantor saya di Jakarta dulu. Rutin tiap habis makan siang, pasti minumnya boba. 

Saking seringnya, sampai-sampai teman kantir saya, Enggar keheranan bila saya nggak minum. "Nggak ngeboba?" tanya Enggar. "Nggak deh. Ntar anak gue kayak boba," jawab saya sama Enggar. Serius deh, saya sempat takut kalau kebanyakan gula akan berdampak tidak baik untuk janin saya. Karena itu, saya sudah menahan untuk tidak minum boba setiap hari. Kalau nggak ditahan bisa sehari 2-3 kali saya minum boba.

Nah, sekarang saya tinggal di tengah hutan yang boro-boro ada boba, KFC atau McD saja nggak ada. Hiks. Karena itu setiap kali saya ke Melbourne, pasti bela-belain untuk cari dan beli boba. Tapi kan saya ke Melbourne-nya juga jarang, ya. Makanya suka berasa kangen pengen minum boba.

Untungnya sekitar dua minggu lalu, saya dapat info bahwa di supermarket-supermarket kayak Woolies dan Coles menjual boba kemasan. Nggak pakai lama, saat Shannon ke kota terdekat yang ada Woolies-nya, dia membelikan saya boba kemasan yang sudah saya pilih terlebih dahulu melalui situsnya. Iya belanjanya click & collect, jadi Shannon tinggal ambil saja barang-barang pesanan kami tanpa harus muter-muter supeermarket.

Saya memilih tiga brand yang berbeda. Salah satunya adalah brand yang cabangnya banyak di Jakarta dan Melbourne. Happy banget pas melihat harganya yang hanya 10 dollar tapi untuk 4x minum. Ini jauh lebih murah dibandingkan beli langsung di tokonya dalam bentuk tinggal minum yang harganya mencapai sekitar 6 dollar per gelas. Ya repot sedikit meracik boba dari kemasan gpp-lah yang penting bisa irit.

Selain irit dompet, juga mengurangi gelas plastik sekali pakai yang berujung jadi sampah. sampah plastik berbahaya karena menghasilkan gas rumah kaca yang menyumbang pemanasan global dan mendorong perubahan iklim. 

Iklim yang berubah menyebabkan banyak bencana, termasuk kebanjiran, kekeringan dan ancaman tenggelamnya pulau-pulau di Indonesia.

Saya sendiri belum 100% bisa lepas dari plastik tapi sedikit demi sedikit berusaha mengurangi. Selain mengurangi kemasan plastik sekali pakai, ternyata banyak lho, langkah mudah yang bisa kita lakukan untuk membantu mengatasi perubahan iklim. 

Meski kesannya simpel tapi bila kita semua bergerak serentak tentunya akan membantu membuat bumi lebih baik. Masih mau kan, tinggal di bumi lebih lama lagi?

Memang langkah mudahnya seperti apa? Cek di www.teamupforimpact.org ya. Di sana ada enam hal yang bisa kita lakukan bersama untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Ya, kalau bukan kita siapa lagi coba yang harus peduli sama bumi? 

Kembali ke boba, kamu suka boba jugakah? Rasa apa yang paling disuka?

#TeamUpForImpact #TimeForActionIndonesia #MudaMudiBumi #UntukmuBumiku   

----------@yanilauwoie----------

Share:

0 komentar