Road Trip Ballarat: Boleh Tolong Tunjukkan Bukti Vaksinnya?


Saya, Shannon dan Noah pergi melakukan road trip ke Ballarat, Victoria pada minggu ke-3 Oktober. Sebenarnya agak deg-degan sih, melakukan road trip kali ini karena kasus COVID-19 di Victoria belum juga turun. Masih di kisaran 1000-an kasus baru per harinya. Tapi ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan sehingga kami akhirnya berani travelling. 

Pertimbangan pertama adalah kasus COVID-19 di Ballarat tidak tinggi. Sehari sebelum kami pergi, Ballarat hanya ada 5 kasus COVID-19 per hari. Yap, saat itu Ballarat bukanlah hot spot COVID-19. Kota yang selalu masuk sebagai hot spot COVID-19 tidak lain dan tidak bukan adalah Melbourne dan sekitarnya (greater Melbourne). Karena kasus COVID-19 terbanyak di Victoria nyaris selalu berasal dari sana.

Dan waktu keberangkatan kami ke Ballarat adalah seminggu sebelum orang-orang dari Melbourne dan sekitarnya diizinkan bepergian ke area regional Victoria. Yap, meski saat itu lockdown panjang di Melbourne dan sekitarnya sudah diangkat, orang Melbourne dan sekitarnya masih belum boleh bepergian ke area regional Victoria. 

Jadi saya berpikir mungkin ini kesempatan terakhir untuk bisa bepergian tanpa dihantui oleh kemungkinan bertemu banyak orang dari Melbourne yang mungkin saja membawa virus COVID-19. Ini bukan karena saya parno atau curigaan sih. Tapi kemungkinan itu bisa saja terjadi karena fokus pemerintah bukan lagi menekan kasus COVID-19 sampai nol melainkan fokus pada tingginya angka vaksinasi. Buktinya ketika lockdown di Melbourne diangkat, kasus masih di atas 1000-an per hari. 

Nah, untuk orang-orang yang telah divaksinasi dan memiliki imun bagus sangat mungkin mereka tidak akan merasakan gejala apa-apa bila terkena COVID-19. Jadi bisa saja orang tersebut bepergian kemana-mana dan terlihat sehat namun sebenarnya menyebarkan virus. 

Dengan dua pertimbangan tersebut, plus keinginan untuk keluar rumah sesaat di momen ulang tahun saya, akhirnya saya memberanikan diri dan kami memutuskan pergi. Tentu saja dengan tetap memenuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker dan check-in ketika kami mengunjungi tempat-tempat umum. 

Selain kedua hal tersebut, ada lagi protokol yang berbeda dalam road trip kali ini, yaitu kami harus menunjukkan bukti vaksin dan identitas diri yang menunjukkan alamat kami. Paling tidak di dua restoran yang kami kunjungi, yaitu di Dr Fill dan Eclectic Taste Cafe & Pantry, kami ditanyakan hal ini. 



Di hari pertama di Ballarat, kami makan malam di Dr. Fill. Begitu melewati pintu masuk ada seorang pelayan menunggu dekat meja yang di atasnya terdapat pengumuman bahwa restoran ini hanya menerima pengunjung yang sudah divaksin saja. 

Setelah saya melakukan check-in, dia menanyakan bukti vaksin. Untungnya saya sudah menyambungkan bukti vaksin saya ke aplikasi Victorian Government sehingga sangat mudah diakses dari apps tersebut. Setelah melihat bukti vaksin dia juga meminta identitas yang ada alamat tempat tinggal kami. Dia ingin memastikan bahwa Saya, Shannon dan Noah bukan warga Melbourne dan sekitarnya. 

Hal yang sama dilakukan oleh pelayanan di Electic Taste saat kami brunch keesokan harinya. "Mulai hari ini kami memberlakukan peraturan untuk hanya menerima pengunjung yang sudah divaksinasi saja," kata pelayan perempuan sebelum mencatat pesanan kami. Di restoran tersebut kami pun diharuskan tetap memakai masker, kecuali saat makan dan minum. 

Baik di Dr. Fill maupun di Eclectic Taste, kami memutuskan untuk duduk di kursi luar ruang. Saya meminta demikian kepada Shannon yang ia pun sepakat. Sirkulasi udara jauh lebih baik di luar ruang dan kemungkinan untuk terkena virus COVID-19 lebih kecil di luar ruang daripada di dalam ruangan. Meskipun bukan berarti bebas risiko sama sekali tapi setidaknya ini usaha terbaik kami untuk terhindar dari virus. 

Saat saya diminta untuk menunjukkan bukti vaksin, di situlah saya makin yakin bahwa dunia kita sudah benar-benar berubah. Cara kita hidup dan travelling pun mau tidak mau harus beradaptasi dengan dunia baru ini. Suka tidak suka, mau tidak mau, kita harus hidup berdampingan dengan COVID-19. 

Siapkah saya? Siapkah kamu?


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilau

Blog Sebelumnya:

Share:

0 komentar