EuroTrip: Melepas Koyo di Menara Eiffel

Pertama kali datang ke Eropa, saya menginjakkan kaki di kota Berlin, Jerman. Selama 4 hari 3 malam di sana, udara Berlin kurang bersahabat bagi saya yang berasal dari negara tropis. Matahari bersinar malu-malu, bahkan hujan sering kali turun. Alhasil saya cukup kedinginan. 
Rupanya bukan saya saja yang kedinginan. Mira dan Feny pun sama kedinginannya menghadapi cuaca awal September di Berlin. Berbagai cara kami lakukan untuk membuat tubuh tetap hangat di tengah agenda mengunjungi berbagai tempat menarik di Berlin. Mulai dari memakai baju berlapis, jaket, kaos kaki, sarung tangan, syal sampai kupluk. Semua "alat perang dingin" ini menempel manis di tubuh kami. 

Bila saya paling bermasalah dengan telapak tangan yang bisa mati rasa bila terlalu kedinginan, Feny beda lagi. Kelemahan dia ada di kaki. Kakinya mudah lelah bila berjalan terlalu lama. Tanpa udara dingin pun, Feny sudah memiliki masalah ini. Kebayang nggak, gimana tersiksanya dia bila ditambah udara dingin yang menyusup ke telapak kaki? Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, Feny punya trik tersendiri. "Telapak kaki gue, gue pakaikan koyo," katanya tersenyum. Feny tampak bangga dengan ide cemerlangnya. Selain bisa mengatasi rasa pegal, Feny bilang koyo ini ampuh untuk membuat telapak kakinya hangat. Alhasil tiap pagi, Feny sibuk menempelkan koyo di masing-masing telapak kakinya.

Untung saja, sebelum kami kedinginan lebih lama, kami sudah harus pindah kota lagi. Setelah dari Berlin kami terbang ke Paris, Prancis yang hangat. Ralat, bukan hangat, melainkan panas. Saking panasnya, saya sempat harus menepi di pinggiran sebuah gedung saat sedang mengunjungi Menara Eiffel.

"Gue duduk aja deh di situ, di sini panas," ucap saya, kemudian melipir ke tempat teduh. Mira pun mengikuti. Saat itu, saya yakin, Feny akan tetap sibuk memotret menara cantik itu. Bukan karena Feny hobi motret namun karena Menara Eiffel adalah salah satu alasan utama Feny ingin menjelajah Eropa. Tapi, ternyata dugaan saya salah. Karena Feny mengikuti saya dan Mira melipir ke tempat teduh.

"Lo nggak mau foto-foto?" tanya saya ke Feny. "Iya sebentar," jawab Feny sambil membuka boots-nya. Saya menyimak apa yang dia lakukan. Sejurus kemudian, dia melepas kaos kakinya. Lalu, terlihat lah si penghangat itu. "Kaki gue panas," ucap Feny, meringis. Selanjutnya, Feny menarik koyo-koyo yang menempel di telapak kakinya. Oala... Ternyata Feny tetap melakukan rutinitas paginya. Tapi kali ini, strateginya salah besar. Koyo membuat kaki-kaki Feny terasa terbakar di tengah Paris yang hari itu luar biasa panas. 

Saya hanya tersenyum melihat Feny. Dia berada di salah satu tempat yang paling diimpikannya di dunia namun dia malah sibuk berkutat dengan si koyo. Tapi mungkin hanya Feny yang bisa melakukan itu. Melepas koyo di Menara Eiffel ;p 

Foto ini diambil sebelum insiden lepas koyo-nya Feny

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie

YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:

Share:

2 komentar

  1. Replies
    1. Wah.. Kalau dipajang di sini semua, nggak akan cukup tempatnya. Secara kami bertiga narsis. Hahahaha.. Hai Isha, salam kenal ya :)

      Delete