My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio
Sekedar catatan biar saya nggak lupa apa saja yang saya makan ketika di Irlandia, September 2013 lalu. Sekaligus sebagai pengingat harganya. Siapa tahu saya akan ke Irlandia lagi. Jadi sudah punya kisaran harga, deh ;p

Makanan
  • Wrap sweet chili. Ini ayam dibungkus lapisan yang biasa buat kebab (Burger King): 3,60 Euro.
  • French fries ukuran regular (Burger King): 2,15 Euro.
  • Double Rodeo. Burger isi daging sapi (Burger King): 2,79 Euro (Ini harga promo, normalnya lebih dari 4 Euro).
  • Plaint croissant (McDonald's Cafe): 1,40 Euro.
  • Cajun chicken wrap. Mirip wrap sweet chili BK di atas (McDonald's): 3,90 Euro. 
  • 3 potong paha kecil + 3 sayap kecil + french fries + air mineral (KFC): 6,49 Euro.
  • Nasi + Carvery soup. Sup labuh yang diblender, bentuknya kayak bubur (Lynham's Hotel, County Wicklow): 3,95 Euro.
  • Chicken pineapple pizza ukuran besar (Apache Pizza): 10 Euro.
  • Chicken roll fillet. Roti panjang keras dibelah 2 dan dalamnya diisi potongan ayam dengan saus mayonnaise (Mini market pinggir jalan. Lupa namanya): 1,99 Euro.
  • Beef noodle ukuran kecil (Toki Dori Noodle Bar, dekat Christ Church Cathedral): 5,50 Euro.
  • Sandwich + Guinness (Carr & O'Connell Restaurant): 8 Euro.
  • Plaint croissant (Wright's Food Court, Terminal 2, Dublin Airport): 1,85 Euro.
  • Permen Ricolla (Mini market di Dublin Airport): 2,95 Euro.
Minuman
  • Air mineral ukuran sedang: 0,85 - 2 Euro (tergantung merek dan beli di mana).
  • Hot chocolate (McDonald's): 2, 30 Euro.
  • Guinness gelas besar: 5 Euro (Itu harga rata-rata di semua kafe).


Sandwich di Carr & O'Connell Restaurant


Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • EuroTrip: Tempat Belanja Murah di Dublin, Irlandia
  • EuroTrip: Tempat Belanja Oleh-oleh di Dublin, Irlandia
Penneys di Mary Street
Foto: Dok. Irishtimes.com

Awalnya saya iseng masuk ke department store ini. Tapi begitu melihat harganya bisa banget dijangkau oleh kantong, saya sampai 3 kali datang ke sini ;p

Penneys. Itu adalah nama department store yang saya maksud. Store ini menjual womenswear, menswear, childrenswear, footwear, homeware dan beauty items. Menurut website mereka, ada 38 Penneys store di Irlandia dan 230 store lain tersebar di UK, Spanyol, Belanda, Portugal, Jerman, Belgia, Austria dan Prancis dengan nama Primark. Store pertama Penneys terletak di Mary Street, Dublin yang dibuka pada Juni 1969. Sedangkan store yang saya datangi adalah yang di O’Connell Street.   

Melihat harga barang-barang yang ada di Penneys mengingatkan saya akan Matahari Department Store yang tersebar di Indonesia. Murah sehingga sangat terjangkau. Belum lagi, mereka juga suka mengadakan promosi potongan harga untuk barang-barang tertentu. Penneys juga punya refund & exchange policy. Saya tidak tahu pasti bagaimana policy ini karena saya belum pernah menukar atau mengembalikan barang-barang yang saya beli.

Sebagai gambaran, kurang lebih seperti ini kata-kata yang tertulis di struk belanja saya di Penneys pada 18 September 2013. “We are happy to give a refund or an exchange on any purchased item until 16/10/2013, provided items are returned in saleable condition with a receipt. No refund or exchange on briefs/ boxers or brief sets. This does not affect your statutory rights.”

Berikut harga barang-barang yang saya beli di Penneys:
  1. Pantene Shampoo 75 ml: 1,50 Euro.
  2. Vital Spring Shower Gel 300 ml (aroma vanilla & raspberry): 1,50 Euro (Shower gel ini enak banget dipakai mandi. Wangi dan bikin kulit lembap).
  3. Riverrock Water ukuran sedang: 0,85 Euro (Di hostel tempat saya menginap, air mineral dengan ukuran yang sama dijual dengan harga 2 Euro. Tapi saya tidak yakin sih, apakah mereknya sama atau berbeda). 
  4. Cash Crew Jumper: 6 Euro. 
  5. Print Crew Sweater: 3 Euro (Ini harga promosi. Saya lupa harga aslinya berapa).
  6. Stretch Cami Col/ Tank Top: 2 Euro (Ini juga harga promosi).
  7. PU Wallet/ Dompet Kulit Imitasi: 5 Euro.
----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Baca Juga:
  • EuroTrip:Tempat Belanja Oleh-oleh di Dublin, Irlandia
  • Ireland:Larger than Dreams
Menurut saya, sekali lagi menurut saya, saya bukan tipe yang gila belanja. Tapi sudah pergi jauh-jauh ke Irlandia, rugi dong, kalau tidak pulang dengan membawa sesuatu yang akan mengingatkan saya akan negara tersebut.

Selain untuk diri sendiri, saya juga ingin membeli oleh-oleh untuk keluarga dan orang-orang terdekat. Nah, di 2 toko ini lah saya akhirnya membeli beberapa barang untuk saya bawa pulang ke Jakarta.

The Temple Bar Trading Company (Est 1840)
Toko ini menjual aneka T-shirt, polo shirt dan hoodie sweater. Rata-rata desainnya tentang Temple Bar, Dublin dan Irlandia, seperti I love Dublin dan Traditional Irish Music (dengan gambar alat musik). Ya, desain standar yang pas banget untuk oleh-oleh. T-Shirt dan polo shirt-nya dijual dengan harga rata-rata 5, 99 Euro. Tapi kalau beli 4 harganya jadi 20 Euro. Harga ini berlaku kelipatan 4. Jadi kalau mau beli 5 maka harganya menjadi 20 + 5,99 Euro.

Toko yang saya datangi ini beralamat di wilayah Temple Bar, tepatnya di 43/44 Temple Bar, Dublin 2 (ini alamat yang saya lihat di struk belanja saya). Tokonya tidak terlalu besar dan pilihan barangnya pun hanya yang saya sebutkan di atas. Tapi ternyata setelah saya buka website-nya di sini, tempat ini cukup besar dan memiliki banyak pilihan barang. Hmm… mungkin toko yang saya datangi semacam cabang atau bagian kecil dari toko besar lain yang dimiliki company tersebut.

Carrolls Irish Gifts
Kalau cuma punya waktu sebentar untuk belanja oleh-oleh, toko ini paling pas untuk dikunjungi. Soalnya toko ini seperti one stop shopping untuk oleh-oleh. Pilihan barangnya lengkap banget. Mulai dari magnet, gantungan kunci, mug, topi, frame, tas, T-shirt, dompet, boneka, buku cerita Irlandia, CD musik tradisional Irlandia, cokelat dan masih buanyak lagi barang lainnya. Yah, mirip lah kayak toko oleh-oleh Krisna di Bali.

Foto: Dok. Carrolls Irish Gifts


Seperti Krisna, Carrolls juga punya banyak toko. Tokonya tersebar di beberapa county di Irlandia. Di Dublin sendiri ada 10 toko Carrolls. Saya sempat belanja di 2 toko Carrolls yang berbeda. Pertama yang di Westmoreland Street, Dublin 2 dan kedua, di Upper O’Connell Street, Dublin 1. Selain pilihannya banyak (sehingga sempat bikin bingung ;p), enaknya belanja di sini adalah tiap kali belanja kita akan mendapatkan voucher discount sebesar 3% dari total belanja kita saat itu dan bisa digunakan di pembelanjaan berikutnya.

Untuk harganya lumayan bersaing. Nggak jauh beda dengan toko-toko souvenir lain yang sempat saya intip. Harga magnet dan gantungan kuncinya rata-rata 2,99 Euro. Tapi kalau beli 2 harganya menjadi 5 Euro. Kalau beruntung, kita bisa mendapatkan souvenir yang lagi didiskon. Saya sempat membeli 6 magnet dengan harga 6 Euro saja. Lumayan banget kan? ;p

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • EuroTrip: Salon Pencokelat Kulit
  • Ireland: Larger than Dreams
Foto: Dok. Tanning Salon

Rumput tetangga memang lebih hijau! Ini juga berlaku untuk urusan kulit. Bila di Indonesia orang-orang heboh memutihkan kulit, di Irlandia kebalikannya. Mereka ingin kulit cokelat seperti kita. Sampai-sampai salon pencokelat kulit tersebar di mana-mana.

Salah satu salon ini bernama The Tanning Shop yang berada di Bachelor's Walk Street, Dublin 1. Berada dekat dengan hostel saya, membuat saya beberapa kali melewati salon ini. Di kaca salon ini terpampang poster yang isinya memberikan penawaran potongan harga dengan seorang wanita berkulit cokelat sedang memakai bikini kuning sebagai ilustrasinya.

Melihat poster ini membuat saya tersenyum. Pasalnya poster jenis ini serupa dengan poster-poster yang dipasang di salon-salon kecantikan di Indonesia. Bedanya adalah hasil yang ditawarkannya. Yang satu menawarkan kulit cokelat sedangkan satu lagi menawarkan kulit putih sebagai hasil akhir.

Satu kali saya sempat melewati tempat ini bersama Michael, seorang kenalan saya di Irlandia. Dengan iseng saya bertanya apakah dia pernah mencoba mencokelatkan kulit. Begini kurang lebih percakapan kami:

"Kamu pernah mencoba mencokelatkan kulit?"
"Pernah."
"Hah? Serius?" saya yakin wajah saya terlihat kaget. Pasalnya saya tidak melihat Michael sebagai seseorang yang akan melakukan hal seperti itu.
"Dulu. Waktu masih muda. Saat mau liburan musim panas." Michael terlihat agak malu. Mungkin karena reaksi saya yang tetap menatapnya tidak percaya.
"Lalu hasilnya bagaimana?"
"Lumayan keren, kok!"
Mendengar jawaban Michael, saya langsung tergelak. Geli sendiri membayangkan pria berkulit pucat ini berubah menjadi cokelat.

Saya pun bercerita kepada Michael bahwa di Indonesia yang terjadi adalah kebalikannya. Orang-orang berlomba-lomba untuk memutihkan kulitnya. Kali ini Michael yang tercengang mendengar perkataan saya. "Tapi aku nggak pernah mencoba memutihkan kulit," kata saya menjawab tatapan herannya.

"Bagus. Jangan pernah melakukan itu. Because you have beautiful skin," pujinya, tulus. Saya tersenyum mendengar perkataannya. Ah, seandainya semua wanita di Indonesia mendengar perkataan Michael pasti salon-salon pemutih kulit di sini tidak akan laku ;p


----------@yanilauwoie----------

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Baca Juga: 
  • EuroTrip: Locker Rent Bikin Panik
  • EuroTrip: "Diusir" Pelayan di Praha
Harus beradaptasi dengan teknologi dalam waktu singkat tentu bukan perkara mudah. Meskipun saya sudah mengikuti semua step by step-nya dengan baik dan benar, tidak menjamin saya tidak mengalami gaptek. Ini terbukti ketika saya harus menyewa loker di Berlin, Jerman.

Saya, Feny dan Mira, tidak berani membawa passport kemana-mana saat bepergian di Eropa. Alasannya, kami takut kecopetan! Nggak kebayang deh, bila sampai passport dicopet. Bisa menghambat perjalanan dan bahkan kepulangan ke Indonesia. Karena itu, saat bepergian kami hanya membawa fotokopian passport dan visa sementara aslinya kami tinggal di hostel.

Untungnya, hostel kami di Berlin, Jerman, One80 Degrees Hostel memiliki fasilitas penyewaan loker. Pilihan lokernya pun banyak, ada loker kecil yang hanya cukup untuk menyimpan dokumen, seperti passport, loker sedang untuk koper berukuran kecil sampai sedang dan loker besar untuk koper besar. Harga sewanya variatif, mulai 1,50 - 8 Euro, tergantung dari ukuran loker dan durasi penyewaan (6 jam, 12 jam atau 24 jam).

Awalnya saya berpikir petugas hostel lah yang akan mengurus perihal penyewaan loker ini dan saya hanya tinggal bayar. Namun ternyata saya salah. Loker-loker ini adalah mesin otomatis dan kita harus menjalani semua prosedur penyewaan itu sendiri. Memang sih, di dekat loker ini ada deretan instruksi dan kami pun sempat dijelaskan oleh salah satu petugas hostel tentang cara penggunaannya serta mengintip orang lain yang melakukan terlebih dahulu. Tapi ketika dipraktekkan ternyata tidak semudah itu!

Mira dan Feny awalnya menyerahkan tugas itu ke saya. Ya sudah lah ya meskipun tidak paham, saya berusaha mengikuti semua instruksi dalam bahasa Inggris itu dengan baik dan benar. Tapi sialnya, saya malah memasukkan uang koin itu ke lubang yang salah. Bukan dimasukkan ke lubang uang, saya malah memasukkan ke lubang di atasnya, tempat keluar kertas/struk. 

Paniklah saya! Saya berusaha menarik kembali koin itu ke luar, tadi tidak bisa. Feny dan Mira pun mencoba mengeluarkan koin tersebut. Namun koin itu benar-benar nyangkut. Tidak keluar dan tidak juga ke dalam. Bingung harus apa, akhirnya kami meninggalkan mesin tersebut dan berganti ke mesin lain.

Di percobaan kedua, lagi-lagi saya gagal. Bukan perkara salah masuk lubang lagi. Bukan itu. Bahkan saya nggak tahu salahnya di mana. Karena koin yang saya masukkan, kembali ke luar. Padahal seharusnya koin itu tersimpan di dalam dan yang keluar adalah kertas/struk yang menyebutkan nomor loker dan kode membuka loker. 



Frustasi dengan mesin otomatis ini, saya pun menyerahkan tugas tersebut ke Mira. Ternyata tangan Mira lebih sukses dari saya. Kami pun bisa memakai loker tersebut. Namun sepanjang hari itu, pikiran saya melayang dengan koin yang tersangkut di loker. Di pikiran saya sudah banyak skenario buruk, seperti: Bagaimana bila mesin loker tersebut rusak akibat ulah saya? Kira-kira berapa ganti rugi yang harus saya bayar? Bayarannya akan menghabiskan semua Euro saya kah? Wah, pokoknya sudah macam-macam lah pikirannya.

Saat pulang dari jalan-jalan, saya tidak mendapat teguran apapun dari petugas hotel. Apakah itu tandanya aman? Saya tetap aja kepikiran. Takut-takut sang petugas belum tahu dengan insiden tersebut. Tidur pun terasa tak nyenyak. Hhhhhh...

Keresahan saya terjawab keesokan harinya ketika saya kembali ke loker tersebut untuk memperpanjang durasi penyewaan. Pelan-pelan saya berjalan ke arah mesin sumber keresahan saya. Saya lihat langsung ke lubang itu dan..... koinnya sudah tidak ada di sana! Alhamdulillaaaaah.. Entah siapa yang mengeluarkan saya tidak tahu. Tapi saya berterima kasih dengan orang tersebut yang menggagalkan saya dari pembayaran ganti rugi. Hahahaha...

Di hari terakhir, saya sempat melihat seorang cewek bule yang kesulitan dengan mesin loker ini. Saya pun menawarkan bantuan kepadanya. Intinya saya lah yang melakukan semua proses penyewaan tersebut untuk dia. Melihat raut lega di wajahnya, saya tahu saya telah membantu seseorang yang dulu seperti saya, gaptek! Hahahahaha...

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • EuroTrip: "Diusir" Pelayan di Praha
  • EuroTrip: Dikejar-kejar Pria Italia 
Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ▼  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ▼  February (5)
      • EuroTrip: Harga Makanan di Irlandia
      • EuroTrip: Tempat Belanja Murah di Dublin, Irlandia
      • EuroTrip: Tempat Belanja Oleh-oleh di Dublin, Irla...
      • EuroTrip: Salon Pencokelat Kulit
      • EuroTrip: Locker Rent Bikin Panik
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes