My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio

Kelima tempat wisata gratis di Kopenhagen, Denmark ini sempat saya kunjungi saat saya jalan-jalan ke negara Skandinavia tersebut pada bulan Oktober 2018.

1. Istana Amalienborg 
Teman saya, Asri berfoto dengan salah satu pengawal Istana Amalienborg

Istana yang mulai dibangun pada tahun 1750 ini awalnya merupakan tempat tinggal para keluarga bangsawan. Namun saat Christiansborg Palace terbakar pada 26 Februari 1794, keluarga Kerajaan Denmark membeli tempat ini dan menjadikan sebagai kediaman mereka.   

Istana ini terdiri dari empat bangunan utama yaitu Istana Christian VII atau Moltke's Palace, Istana Frederik VIII atau Brockdorff’s Palace, Istana Christian IX atau Schack’s Palace, dan Istana Christian VIII atau Levetzau' Palace. 

Untuk sebuah istana, tempat ini bisa dibilang sangat nyantai. Siapapun, termasuk turis, bisa dengan bebas masuk ke area Istana (bukan ke dalam empat bangunan utamanya, ya). Saya bisa dengan bebasnya mengikuti kegiatan pergantian pengawal istana kerajaan dari jarak yang sangat dekat. Berbeda dengan pergantian pengawal istana kerajaan di istana Buckingham, Inggris yang memiliki banyak barikade pengaman, pergantian pengawal di istana Amalienborg terkesan cukup sederhana dan tanpa penjagaan.  

2. Little Mermaid

Ini nih, salah satu atraksi wisata wajib kunjung di Kopenhagen. Patung Little Mermaid terinspirasi dari kisah berjudul sama yang ditulis oleh seorang penulis Denmark, Hans Christian Andersen. 

Pematungnya adalah seniman Denmark bernama Edvard Eriksen yang mulai membuat patung tersebut pada tahun 1909 atas perintah Carl Jacobsen – seorang brewer, kolektor seni dan dermawan Denmark. Patung setinggi 1,25 meter dan berat 175 kilogram ini terletak di dermaga Langelinje. 

Sayangnya, patung ini sering jadi korban vandalisme. Mulai dari kehilangan anggota tubuh hingga berganti warna. Letaknya yang dipinggir air tanpa penjagaan sama sekali membuat siapun bisa berbuat iseng kepada Little Mermaid. Untung saja saat saya ke sana sang patung dalam kondisi utuh. 

3. Ny Carlsberg Glyptotek

Apa yang bisa dilihat di museum yang menyimpan lebih dari 10.000 karya seni yang merupakan koleksi pribadi Carl Jacobsen ini? Koleksi utama dari museum ini adalah patung-patung antik yang di antaranya terbagi ke dalam koleksi Mesir, Yunani, dan Romawi.

Namun selain itu, museum yang mulai dibuka untuk umum pada tahun 1897 ini juga menyimpan berbagai koleksi lukisan dari abad ke-19 dari para pelukis Prancis dan Denmark, di antaranya Monet, Pissarro, dan Renoir.

Saran saya, datanglah ke sini pada hari Selasa karena pengunjung bisa masuk gratis. Bila datang di hari lain maka harus membayar tiket masuk dengan harga yang variatif antara 85 s/d 115 DKK (sekitar Rp183.000,- s/d Rp248.000,-).

4. Nyhavn

Coba deh, googling Kopenhagen atau Denmark. Pasti Nyhavn akan keluar sebagai salah satu tempat yang direkomendasikan oleh Google. Apalagi dengan tampilan bangunan warna-warninya bikin tempat ini sangat menarik perhatian untuk ditelusuri lebih jauh. 

Lalu apakah aslinya tempat ini secantik foto-foto yang menyebar di berbagai situs? Bagi saya sih, ya. Gabungan antara bagunan beraneka warna, perairan yang menjadi tempat wara-wiri kapal serta langit yang biru (kalau lagi cerah), bikin tempat ini memang seindah foto-foto yang sempat saya lihat sebelumnya. 

Selain lokasinya yang fotogenik, saya senang berjalan-jalan di sekitar lokasi ini. Apalagi di sini banyak kafe yang menjual aneka makanan, jadi kalau lapar atau sekadar ingin duduk-duduk bisa langsung masuk saja ke salah satu kafenya. 

Ingin mencoba salah satu kapal dan jalan-jalan keliling Kopenhagen dari atas air? Bisa juga. Tapi untuk yang ini siap-siap mengeluarkan uang mulai dari 50DKK untuk tur sekitar satu jam. 

5. City Hall Square
Saya dengan background City Hall

Ada beberapa spot foto di sini. Selain gedung City Hall-nya sendiri yang bagus untuk jadi latar foto, ada juga Dragon Fountain. Tidak jauh dari sini juga ada Statue of Andersen atau patung Hans Christian Andersen. 

Saya berkunjung ke tempat ini karena ingin mengikuti free walking tour yang diselenggarakan oleh SANDEMANs yang menjadikan tempat ini sebagai meeting point-nya. Karena letaknya yang di pusat kota, tempat ini memang sering dijadikan titik pertemuan atau tempat menyelenggarakan kegiatan.  

Punya rekomendasi tempat wisata gratis di Kopenhagen lainnya? Share di kolom komentar, ya. 


Booking.com
----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Kopenhagen, Denmark Tayang di Majalah Femina Edisi Maret 2019
  • Harga Makanan di Kopenhagen, Denmark
  • DMZ, Korea Selatan Tayang di Majalah Colours Edisi Januari 2019
  • Harga Makanan di Brussels, Belgia
  • Korea, Destinasi Ramah Muslim Tayang di Majalah Colours Edisi Desember 2018
Tulisan saya tentang Kopenhagen, Denmark tayang di majalah Femina edisi Maret 2019.




----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Harga Makanan di Kopenhagen, Denmark
  • DMZ, Korea Selatan Tayang di Majalah Colours Edisi Januari 2019
  • Harga Makanan di Brussels, Belgia
  • Korea, Destinasi Ramah Muslim Tayang di Majalah Colours Edisi Desember 2018
  • Mudahnya Membuat Visa Temporary Visitor Jepang Bagi Freelancer





Muffin vanila & kejunya (kanan atas) enak banget!

Saya harus akui kalau biaya hidup di negara Scandinavia ini cukup mahal, termasuk harga makanannya. Berikut adalah daftar harga makanan di Kopenhagen, Denmark yang sempat saya catat selama perjalanan saya empat hari tiga malam di sana. 


  • Noodle cup Nissin di 7/11: 17,95DKK, pembulatan menjadi 18DKK.
  • Roti dengan keju lapis (bentuk rotinya seperti roti burger yang bulat dan dipotong tengahnya namun tidak lembut seperti burger melainkan crunchy) di sebuah toko roti kecil depan 7/11 di dekat Central Station: 15DKK.
  • 6 chicken wings di KFC, satu french fries kecil, dan satu gelas softdrink: 74DKK.
  • 9 chicken wings di KFC, satu french fries sedang, dan satu gelas softdrink: 103DKK.
  • Thai Chicken Salad di Poonchai Thai Restaurant: 150DKK.
  • Egg Fried Rice di Poonchai Thai Restaurant: 45DKK
  • Egg Fried Noodle di Poonchai Thai Restaurant: 45DKK
  • Sorbet stroberi satu scoop dengan cone dan dilapisi marshmallow cair di Jernbanecafeen, Nyhavn: 35DKK.
  • Jeruk seberat 750g di supermarket Irma: 6DKK.
  • Cheeseburger di McDonald's: 10DKK.
  • Muffin vanila & keju dan muffin pisang di Espresso House: masing-masing harganya 28DKK tapi kalau beli dua totalnya 40DKK.
  • Taestammer (classic danish cake rolled in marzipan and dipped in chocolate) di Espresso House: 20DKK.
  • Melted chocolate with milk and cream di Espresso House: 20DKK
  • Dolsot Bibimbap dengan tambahan sapi di restoran Korea SS AM: 130DKK.
  • Menu all you can eat (bebas makan pizza dan salad sepuasnya) di restoran pizza Astora: 77DKK.
  • Cokelat panas di restoran pizza Astora: 26DKK.
  • Fried Rice with Vegetables, Eggs & Beef di restoran Thailand, Wok: 139DKK.
  • Air mineral di 7/11: 24,05DKK, pembulatan menjadi 25DKK. 
Booking.com
----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • DMZ, Korea Selatan Tayang di Majalah Colours Edisi Januari 2019
  • Harga Makanan di Brussels, Belgia
  • Korea, Destinasi Ramah Muslim Tayang di Majalah Colours Edisi Desember 2018
  • Mudahnya Membuat Visa Temporary Visitor Jepang Bagi Freelancer
  • Macao Tayang di Majalah Colours Edisi Maret 2018
Artikel saya tentang DMZ, salah satu destinasi wisata di Korea Selatan tayang di majalah Colours (Garuda Indonesia's in-flight magazine) edisi Januari 2019.







Booking.com ----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Harga Makanan di Brussels, Belgia
  • Korea, Destinasi Ramah Muslim Tayang di Majalah Colours Edisi Desember 2018
  • Mudahnya Membuat Visa Temporary Visitor Jepang Bagi Freelancer
  • Macao Tayang di Majalah Colours Edisi Maret 2018
  • Itinerary Trip Amsterdam, Belanda untuk 3 Hari
Waffle dengan aneka topping.

Harga makanan di Brussels, Belgia ini adalah yang saya catat ketika melakukan trip dua hari satu malam pada Oktober 2018. 

  • Chicken Hot Fried Rice di Noodle Bar dekat Grand Palace: 10 Euro. 
  • Beef Pad Thai di Noodle Bar: 12 Euro.
  • Teh panas/ice tea di Noodle Bar: 2 Euro.
  • Waffle (2 Euro) dengan pilihan topping ice cream (2 Euro), buah (1.5 Euro) dan whip Cream (1.5 Euro) di toko waffle dekat Manneken Pis.  
  • Grillade de Poisson (platter isi dua jenis ikan, cumi, udang, french fries dan salad) di Lunch Factory: 18 Euro
  • Plat Bresilien (nasi, bean, steak beef, telur ceplok dan french fries di Lunch Factory: 11 Euro 
  • Coca-cola kaleng di Lunch Factory: 1.5 Euro 

Booking.com
----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Korea, Destinasi Ramah Muslim Tayang di Majalah Colours Edisi Desember 2018
  • Mudahnya Membuat Visa Temporary Visitor Jepang Bagi Freelancer
  • Macao Tayang di Majalah Colours Edisi Maret 2018
  • Itinerary Trip Amsterdam, Belanda untuk 3 Hari
  • Roemah Martha Tilaar, The Jewel of Gombong Tayang di Majalah Colours Edisi Februari 2018
Artikel saya tentang Korea yang ramah muslim tayang di majalah Colours (Garuda Indonesia's in-flight magazine) edisi Desember 2018.



Booking.com
----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Mudahnya Membuat Visa Temporary Visitor Jepang Bagi Freelancer
  • Macao Tayang di Majalah Colours Edisi Maret 2018
  • Itinerary Trip Amsterdam, Belanda untuk 3 Hari
  • Roemah Martha Tilaar, The Jewel of Gombong Tayang di Majalah Colours Edisi Februari 2018
  • Jalan-Jalan Gratis Keliling Kota-Kota Eropa dengan Free Walking Tour
Foto: Pixabay

Ini adalah ketiga kalinya saya membuat visa dengan status freelancer alias pekerja lepas. Setelah sebelumnya sukses membuat visa UK dan visa Schengen (melalui Denmark), alhamdulillah visa Jepang dengan kategori temporary visitor (untuk liburan) tembus juga. Ternyata membuat visa Jepang bagi freelancer sangat mudah, lho! 

Persyaratan visa temporary visitor Jepang
Untuk semua persyaratannya bisa dilihat di situs VFS Global yang bisa diklik di sini. Namun ringkasan dokumen yang saya kumpulkan adalah sebagai berikut:
  • Paspor asli. Saat daftar pada Februari 2019, paspor saya baru ganti, jadi benar-benar kosong. Karena itulah selain membawa paspor asli, saya juga membawa fotokopi bagian data paspor baru dan semua visa + cap negara yang sudah saya kunjungi dari paspor lama namun sama petugas VFS semua fotokopian tersebut dikembalikan karena katanya tidak dibutuhkan. Tapi saya bilang sama petugasnya saya mau sertakan fotokopi tersebut agar pihak kedutaan bisa melihat track record perjalanan saya dari paspor sebelumnya. Sang petugas bilang harusnya saya membawa paspor aslinya dan bukan fotokopiannya. Tapi apa mau dikata, saya saat itu tidak membawa paspor lama dan memilih untuk menyerahkan fotokopinya saja yang akhirnya diterima oleh petugas.
  • Formulir aplikasi visa yang sudah diisi. Formulir ini bisa didapatkan dari situs VFS Global juga. 
  • Satu buah foto berwarna ukuran 4,5 cm x 4,5 cm dengan latar belakang polos. 
  • Fotokopi KTP bagian depan (dalam kertas berukuran A4).
  • Tiket pesawat PP Indonesia - Jepang.
  • Itinerary.
  • Akte pernikahan dalam bahasa Inggris. Saya tidak menerjemahkan karena akte pernikahan saya memang dalam bahasa Inggris.
  • Surat keterangan bahwa saya adalah freelancer yang saya buat sendiri lalu ditanda tangani di atas materai Rp6000,-. Di surat tersebut saya menyebutkan status saya sebagai freelancer, klien-klien yang memakai jasa saya, kisaran pendapatan yang saya terima setiap bulannya (karena pendapatan saya tidak menentu maka saya memakai kisaran antara sekian hingga sekian), serta pernyataan bahwa saya tidak akan tinggal melebih batas waktu dan tidak akan menyalahgunakan visa saya. Saya sertakan juga invoice dari klien-klien yang sudah menggunakan jasa saya sebagai freelancer. Di sini tertera berapa pendapatan yang saya hasilkan setiap bulannya. Karena salah satu klien saya adalah Colours Magazine (Garuda Indonesia Inflight Magazine), jadi saya menyertakan fotokopi halaman kontributor majalah Colours yang memasang foto saya.    
  • Surat keterangan dari suami yang menyatakan bahwa saya, istrinya akan pergi ke Jepang untuk liburan bersama dia dengan durasi tertentu (disebutkan dari tanggal berapa hingga berapa). Surat ini kemudian ditandatangani oleh suami di atas materai Rp6000.
  • Bukti keuangan. Saya lampirkan mutasi rekening bank saya selama tiga bulan. Saya cetak sendiri dari e-statement bank saya tanpa harus meminta ke bank yang bersangkutan. 
  • Asuransi perjalanan. Karena ini tidak disyaratkan maka petugas pun ingin mengembalikan dokumen ini ke saya namun saya bilang saya tetap ingin menyertakannya dan dia pun memperbolehkan.
Proses pembuatan visa temporary visitor Jepang
Setelah membuat janji di situs VFS Global, saya datang ke VFS Global yang terletak di Lotte Shopping Avenue, Jakarta, sekitar 20 menit sebelum waktu yang ditentukan. Namun saya baru diperbolehkan masuk sekitar 15 menit sebelum waktu tersebut. Proses dari masuk, kemudian menyerahkan aplikasi dan melakukan proses pembayaran sebesar Rp525.000,- hanya memakan waktu sekitar 10 menit. Saya selesai sekitar pukul 09.27 WIB, padahal janji temu saya adalah pukul 09.30 WIB. Luar bisa cepatnya! 

Karena saya memasukkan pada hari Selasa, petugas bilang saya akan menerima kabar melalui email pada Jumat sore atau malam dan bisa mengambil paspor pada Senin. Namun sampai hari Sabtu tidak ada email masuk dari VFS karena itu saya putuskan untuk mengeceknya di pelacak status aplikasi yang ada di situs VFS Global. Di situ disebutkan bahwa paspor saya sudah bisa diambil. Karenanya pada hari Senin pagi saya langsung meluncur ke VFS Global dan tidak sampai 10 menit mengantre, saya sudah bisa memegang paspor dengan visa Jepang menempel di dalamnya. Alhamdulillah. 

Lucunya, Senin malam saya baru dapat email dari VFS yang menyatakan bahwa paspor saya sudah bisa diambil. Telat ah!

Masa berlaku visa temporary visitor Jepang
Ada dua pilihan yang diberikan untuk yang mau melamar visa temporary visitor Jepang, yaitu single entry dan multiple entry, dengan biaya yang berbeda tentunya. Saya memilih single entry karena saya belum ada rencana untuk ke Jepang lagi setelah kunjungan pada bulan April nanti. 

Saya pun mendapatkan visa sesuai apa yang saya inginkan, yaitu single entry dengan date of expiry tiga bulan dari date of issue dan masa tinggal 15 hari. Cukuplah untuk perjalanan saya kali ini. 

Secara keseluruhan persyaratan membuat visa Jepang untuk kunjungan (liburan) ini lebih mudah daripada visa UK dan visa Schengen. Tapi saya sempat membaca ada juga orang-orang yang ditolak visa Jepangnya meskipun sudah melengkapi semua dokumen yang disyaratkan. Jadi ya, faktor keberuntungan memang selalu bermain dalam pembuatan visa. 

Ada yang punya pengalaman sama atau berbeda? Share di kolom komentar, ya...

Booking.com

----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Macao Tayang di Majalah Colours Edisi Maret 2018
  • Itinerary Trip Amsterdam, Belanda untuk 3 Hari
  • Roemah Martha Tilaar, The Jewel of Gombong Tayang di Majalah Colours Edisi Februari 2018
  • Jalan-Jalan Gratis Keliling Kota-Kota Eropa dengan Free Walking Tour
  • Harga Makanan di Amsterdam, Belanda 
Artikel saya tentang Macao tayang di majalah Colours (Garuda Indonesia's in-flight magazine) edisi Maret 2018. 



Booking.com
----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Itinerary Trip Amsterdam, Belanda untuk 3 Hari
  • Roemah Martha Tilaar, The Jewel of Gombong Tayang di Majalah Colours Edisi Februari 2018
  • Jalan-Jalan Gratis Keliling Kota-Kota Eropa dengan Free Walking Tour
  • Harga Makanan di Amsterdam, Belanda
  • Benarkah Ganja Dilegalkan di Belanda?
Sign I Amsterdam di bandara Schiphol

Hanya punya waktu singkat di Amsterdam? Mungkin itinerary trip Amsterdam untuk tiga hari dua malam ini bisa dicoba.

Hari 1: Flower Market, kanal dan Primark

Karena saat mendarat di Amsterdam hari sudah siang menuju sore, jadi sebenarnya tidak banyak waktu tersisa bagi saya untuk mengelilingi Amsterdam pada hari pertama ini. Setelah makan di restoran Indonesia Sari Citra, saya berkesempatan untuk mengunjungi Flower Market atau dalam bahasa Belandanya adalah Bloemenmarkt. 

Di sini banyak dijual benih tumbuhan, termasuk tulip yang sangat terkenal itu. Selain itu, area ini juga cocok dikunjungi untuk yang mau cari oleh-oleh khas Belanda seperti aneka souvenir atau camilan. 

Setelah mengelilingi Flower Market, saya hanya berjalan-jalan di sekitaran kanal-kanal di kota ini dan menikmati berbagai daya tarik yang ditawarkannya. Berusaha mencari kanal yang dihiasi dengan banyak bunga namun ternyata tidak semudah itu karena saya datang di musim gugur, bukan musim semi. Namun tanpa bunga pun kanal-kanal dengan pemandangan air, kapal dan gedung-gedung yang khas sudah cukup membuat saya senang.   


Setelah jalan-jalan di sekitaran kanal, saya mampir ke Primark. Retailer fashion ini berasal dari Irlandia namun di sana namanya bukan Primark melainkan Penneys (bisa dibaca di sini untuk yang ingin belanja di Penneys, Dublin). Karena alasan copyright, Penneys memakai nama Primark untuk toko-toko di Eropa lainnya yang berada di luar Irlandia, termasuk Belanda. 


Memang beneran murah, ya? Ya sebenarnya murah dan mahal itu kan, relatif, ya. Tapi ketika saya bisa mendapatkan jumper Harry Potter (asrama slytherin) dengan kualitas bagus hanya seharga 5 Euro, saya rasa toko ini layak masuk kategori murah. 

Hari 2: Keliling kota dengan free walking tour dan canal cruise
Kapal yang membawa saya keliling perairan Amsterdam

Untuk traveller yang tidak punya banyak waktu seperti saya, ikutan free walking tour merupakan cara yang tepat untuk keliling kota Amsterdam. Saya waktu itu mengikuti free walking tour dari SANDEMANs. Selama tiga jam diajak keliling kota gratis dengan berjalan kaki. 

Meeting point dari tour ini adalah National Monument yang terletak di depan Dam Square. Dari sana, saya dan para peserta lainnya diajak ke berbagai tempat menarik di Amsterdam selama sekitar 3 jam. 

Highlights dari lokasi yang dikunjungi di antaranya adalah Old Church, Red District, Old City Gate, VOC Headquarters yang sekarang sudah beralih fungsi menjadi universitas, the Orphanage (dekat dengan Amsterdam Museum), kanal-kanal, the Leaning Houses, the Smallest House, dan patung Multatuli sang penulis novel Max Havelaar.

Selesai free walking tour, saya habiskan sore saya dengan mengikuti canal cruise. Ada banyak pilihan operator yang menyediakan jasa tur ini namun saya memilih canal cruise dari Stromma. 

Alasannya karena ini operator yang direkomendasikan oleh Rocco, pemandu free walking tour. Rupanya ada kerjasama antara SANDEMANs dengan Stromma. Karena saya malas lagi mencari maka saya pun membeli tiket canal cruise ini dari SANDEMANs sehara 15Euro (ini sudah harga diskon). 

Selama sekitar satu jam diajak menyusuri perairan sambil dijelaskan tentang sejarah kota Amsterdam dan negara Belanda serta tempat-tempat menarik yang dilewati, seperti di antaranya rumah Anne Frank House. Yang bikin senang semua penjelasan ini bisa didengar melalui audio yang tersedia dalam 19 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Jadi dijamin mengerti, deh. Hehe...  


Hari 3: Cheese Tasting dan Rijksmuseum
Gouda (kiri atas) di Amsterdam Cheese Deli

Ke Amsterdam jangan sampai nggak mencicipi aneka kejunya. Amsterdam terkenal sebagai penghasil keju, salah satu keju yang terkenal adalah Gouda, bentuknya bundar seperti roda namun tanpa lubang. Gouda ini dijamin ada di toko-toko keju yang tersebar di kota Amsterdam. 

Gouda ini tersedia dengan beragam ukuran dan ada juga yang sudah dipotong-potong, sehingga bentuknya tidak bulat lagi. Semakin tua umur gouda, maka rasanya akan semakin kuat. Saya sih, lebih suka gouda yang berusia muda karena yang umurnya sudah tahunan, terasa sedikit pahit di lidah saya. 

Untuk mencicipi keju ini tidak harus mengeluarkan uang. Semua toko keju yang saya masuki menyediakan contoh keju gratis untuk dicicipi. Ya tapi tentunya kita sebagai pencicip ya tahu diri saja, jangan sampai khilaf makannya.

Saya sempat mencicipi beberapa keju di beberapa toko sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli keju yang ada di Cheese & More by Henri Willig. Brand ini memiliki beberapa toko yang tersebar di kota Amsterdam tapi yang saya kunjungi yang berlokasi di dekat Dam Square. Kenapa saya membeli keju di sini? Selain pilihannya sangat variatif, saya suka dengan keju rasa pesto yang mereka punya.

Selain cheese tasting, berfoto di sign I Amsterdam yang ada di halaman Rijksmuseum adalah hal yang wajib dilakukan saat sedang ada di kota ini. Saya tahu kesannya 'turis banget'. Tapi ya sudah ada di sini ya sekalian saja kan? Tapi ternyata tidak mudah untuk berfoto dengan angle yang bagus di sini, soalnya penuh banget sama turis. Padahal hari itu sedang hujan namun tetap saja tidak mengurangi jumlah turis yang ingin foto di sini. Akhirnya saya pasrah dengan hasil foto yang tidak seindah yang saya harapkan.    


Tapi untungnya, selain di Rijksmuseum, bandara Schiphol juga memiliki sign I Amsterdam. Lebih sepi sehingga enak untuk mendapatkan hasil foto yang bagus. Puas! Hehe..


Oh iya, menurut berita yang saya baca di situs ini, pemerintah Belanda memindahkan sign ini dari Rijksmuseum. Saya tidak tahu apakah pemindahan ini selamanya atau tidak. Jadi lebih baik cari tahu terlebih dahulu sebelum datang ke sana. 


Ada tempat lain yang seharusnya dikunjungi saat di Amsterdam? Share di kolom komentar, ya...



Booking.com----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Blog Sebelumnya:
  • Roemah Martha Tilaar, The Jewel of Gombong Tayang di Majalah Colours Edisi Februari 2018
  • Jalan-Jalan Gratis Keliling Kota-Kota Eropa dengan Free Walking Tour
  • Harga Makanan di Amsterdam, Belanda
  • Benarkah Ganja Dilegalkan di Belanda?
  • Mudahnya Proses Penggantian Paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan

Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ▼  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ▼  March (10)
      • 5 Tempat Wisata Gratis di Kopenhagen, Denmark
      • Kopenhagen, Denmark Tayang di Majalah Femina Edisi...
      • Harga Makanan di Kopenhagen, Denmark
      • DMZ, Korea Selatan Tayang di Majalah Colours Edisi...
      • Harga Makanan di Brussels, Belgia
      • Korea, Destinasi Ramah Muslim Tayang di Majalah Co...
      • Mudahnya Membuat Visa Temporary Visitor Jepang Bag...
      • Macao Tayang di Majalah Colours Edisi Maret 2018
      • Itinerary Trip Amsterdam, Belanda untuk 3 Hari
      • Roemah Martha Tilaar, The Jewel of Gombong Tayang ...
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes