Mahalnya Nyalon di Australia!

Hasil mewarnai rambut di salon, yang berubah warnanya hanya di bagian dekat akar rambut


"Kamu yakin rambut hitam ini bukan karena diwarnain?" tanya Mbak Hairdresser berkali-kali. "Kalau memang diwarnain nggak apa-apa bilang saja. Jadi saya bisa melakukan treatment-nya berbeda. Harus di-bleaching dulu," sambungnya. 

Itu pertanyaan yang saya dapatkan ketika saya mengunjungi salah satu salon di Melbourne belum lama ini untuk perawatan rambut, tepatnya untuk potong dan mewarnai rambut.

Si mbak nggak percaya bahwa rambut hitam ini natural. Dia heran kenapa pewarnaan rambut yang baru saja dia kerjakan tidak maksimal. Warna cokelat cappuccino hanya terlihat jelas di bagian yang dekat akar rambut sementara selebihnya tetap hitam.

Menurutnya, kalau rambut hitam saya natural, seharusnya metode yang baru saja dia lakukan, yaitu langsung mengecat tanpa bleaching, hasil cokelatnya akan merata di seluruh rambut.

Apa saya harus bawa saksi gitu untuk membuktikan bahwa rambut hitam ini bawaan orok?

Si mbak kemudian menawarkan, apakah saya mau cat ulang dengan bleaching terlebih dahulu atau mau di-highlight untuk bagian yang masih hitam. Saya yang sudah duduk 2,5 jam di salon tersebut menolaknya dan bilang tidak apa-apa.

Sebelum saya meninggalkan salon, si mbak bertanya apakah saya suka dengan potongan rambutnya. Saya jawab iya dan tersenyum padanya.

Ya saya memang suka dengan potongan layernya dan si mbak pun pintar nge-blow rambutnya. Tapi ekspektasi saya kan warna rambut saya akan jadi cetar membahana, yang sayangnya tidak saya dapatkan begitu saya keluar dari salon. 

Saya ini termasuk yang sangat konvensional untuk urusan rambut. Nggak berani bereksperimen meskipun hasrat untuk mewarnai rambut menjadi pink, ungu, atau merah sangat menyala-nyala. Tapi semua itu hanya berani saya mimpikan.

Hari ini pun akhirnya berani mengambil keputusan mewarnai rambut setelah mikir sejuta kali. Itu pun karena dikomporin sama Shannon yang doyan banget untuk selalu mendorong saya mewujudkan mimpi, termasuk mimpi mewarnai rambut!

Tapi keberanian belum total, karena itu pilihnya warnanya yang nggak terlalu jauh dari hitam, yaitu cokelat.

Tapi ya kok, bahkan rambut saya saja menolak untuk saya bereksperimen. Apakah karena rambut saya terlalu tebal? Atau karena saya tidak memilih warna rrambut yang pas? Karena penasaran, saya melempar pertanyaan ini di Instagram saya dengan mencolek beberapa teman yang sering bereksperimen dengan warna rambut dan hasilnya keren-keren. 

Ini beberapa di antaranya jawaban yang saya dapatkan: 

Mbak Kat (pemilik beberapa salon di Jakarta): "Kalau rambutnya belum pernah diwarnai, khususnya rambut warna hitam, berarti rambut yang baru tumbuh (yang warna cokelatnya masuk) lebih muda warnanya."

Mbak Tenik (yang rambut merah menyalanya sungguhlah bikin iri): "Ada orang yang pigmen warna rambutnya sangat kuat. Jadi warna cat rambut apapun susah masuk. Hebat menurutku sih, jadi ubanan pun masih akan lama."

Stacey (yang pernah bereksperimen dengan warna rambut cokelat, ungu dan pink): "Kayaknya rambut lo yang baru tumbuh nggak setebal yang di bawah. Jadi per helai rambut tuh beda-beda tiap orang. Ada yang gampang masuk warna tanpa perlu di-bleaching dan ada yang perlu di-bleaching karena pigmen hitamnya tebal. Berarti ini rambut lo perlu di-bleaching biar warnanya masuk. It's okay justru pertama kali jadi tahu tipe rambut kita kayak gimana"

Ocha (yang sering mewarnai rambut, terutama cokelat): "Kalau rambutnya masih "perawan" dan tebal, diwarnai cokelat gelap tanpa bleaching tuh, kayak nggak terjadi apa-apa di rambutnya. Harus cari warna yang agak terang, supaya lebih masuk warnanya tanpa bleaching. Ngecat rambut warna-warni tuh harus bereksperimen terus dan nggak boleh kapok, biar tahu yang paling cocok buat kita yang mana"

Membaca jawaban-jawaban mereka, saya langsung membatin, tahu begitu mending saya coba mewarnai rambut sendiri di rumah sebagai percobaan pertama daripada menghabiskan uang 160AUD (sekitar 1,8 juta rupiah). Mahalnya nyalon di Australia dan hasilnya gini doang!

Ada yang punya pengalaman serupa? Sok atuh dibagi di kolom komentar :)


----------@yanilauwoie----------



Share:

0 komentar