My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio
"I'm so damn lucky!" Itu yang terlintas di benak saya ketika saya ditugaskan oleh kantor saya untuk menghabiskan waktu seminggu di Korea Selatan. Sesampainya di sana merasa lebih beruntung lagi karena saya bisa melihat salju untuk pertama kalinya!

Kalau boleh jujur, Korea Selatan tidak ada dalam agenda traveling saya. Maksudnya, kalau saya harus mengeluarkan uang sendiri, saya pasti akan memilih negara lain untuk dikunjungi. Dengan kata lain, kalau berdasarkan kesadaran traveling sendiri, mungkin saja saya tidak akan pernah menginjakkan kaki ke negara ginseng ini. Itu dia, ketika saya ditugaskan untuk pergi ke Korea Selatan oleh kantor pada bulan November 2012, saya langsung merasa beruntung. Karena negara yang tadinya agak mustahil saya kunjungi, bisa saya datangi.

Merasa lebih beruntung lagi karena Korea Selatan saat itu lagi hip banget. Semua pecinta K-Pop dan drama Korea yang saya kenal langsung iri dengan keberangkatan saya. "Gila! Saya akan pergi ke negara impian banyak orang, lho! Am I lucky or what?" pikir saya saat itu. Keberuntungan tidak berhenti sampai situ aja. Tugas kantor yang saya dapatkan saat itu adalah meliput tempat-tempat wisata di Korea Selatan. Itu artinya: jalan-jalan! Yeaaaay... "You are so lucky bitch!" itu kalimat yang dilontarkan salah satu teman saya. Hahahaha...

Tentu banyak tempat yang saya kunjungi selama seminggu di Korea Selatan. Mengunjungi Nami Island yang terkenal karena pernah jadi lokasi syuting drama Korea, Winter Sonata, Everland, Jeju Island dan banyak lagi tempat wisata keren yang saya datangi. Selain itu, saya juga sempat belajar bikin kimchi dan pakai Hanbok (pakaian tradisional Korea). 

 My happy face seeing snow for the very first time ;p

Namun yang paling membuat saya merasa luar biasa beruntung adalah ketika saya melihat salju untuk pertama kalinya di Seoraksan National Park - Gwongeumseong. Bagi saya yang berasal dari negara tropis, melihat salju adalah sesuatu yang bisa dibilang mustahil. Karena itu, ketika saya akhirnya bisa melihat dan menyentuh salju, rasanya priceless. Saya girang bukan main! Ternyata salju itu terlihat dan terasa seperti es serut. Hehehe...

Bukan di Amerika, bukan di Eropa dan bukan di Australia saya melihat salju untuk pertama kalinya. Melainkan di Korea Selatan. That's why South Korea will always be remembered by me :)

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • EuroTrip: Locker Rent Bikin Panik
  • EuroTrip: Orang Italia Juga Suka Gratisan
  • Sujud Syukur di Kedutaan Besar Irlandia di Roma
  • Telanjang dong, di Bandara!
Kalau kita sangat familiar dengan iklan, "Apapun makannya, minumannya Teh Botol Sosro," nah di Irlandia, "Teh Botol Sosro" itu diganti dengan "Guinness".

Guinness adalah bir asli Irlandia. Sama seperti Teh Botol Sosro, Guinness ini benar-benar menjadi raja di rumahnya. Saya sempat ke beberapa restaurant/ pub/ kafe saat traveling ke Dublin, Irlandia selama satu minggu pada September 2013 lalu. Nah, nyaris semua restaurant/ pub/ kafe tersebut menyediakan Guinness. Bahkan ketika ada pelanggan memesan bir, secara otomatis yang akan keluar adalah Guinness. Guinness juga sangat umum menjadi peneman makanan berat atau sekedar peneman saat hangout di pub menikmati alunan musik.

Saking tenarnya Guinness, semua toko oleh-oleh atau toko merchandise di Dublin menjual merchandise Guinness. Ada dompet, gelas, magnet, T-Shirt dan banyak lagi merchandise Guinness lainnya. Lebih hebatnya lagi, Guinness ini memiliki Guinnes Store House. Bisa dibilang, tempat ini adalah "museum" Guinness. Selain ada toko memorabilia, di sini ada demo pembuatan Guinness, bar yang tentunya menyediakan Guinness dan berbagai hal yang berkaitan dengan Guinness lainnya.

Tempat ini merupakan salah satu tempat yang paling banyak diminati turis saat ke Dublin. Saya memang tidak mengunjungi tempat ini karena saya bukan peminum Guinness dan tidak terlalu tertarik dengan sejarah Guinness. Hanya saja saya harus akui bahwa Guinness ini sangat hebat mem-branding dirinya sangat identik dengan Irlandia.  Sehingga menjadi salah satu daya tarik wisata yang super laris.

Hmm... seandainya hal yang serupa bisa juga kita lakukan di sini. 

 Penasaran mencoba Guinness di negara asalnya. Ternyata saya tidak suka rasanya.


Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie

YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • Persyaratan Visa Irlandia
  • Sujud Syukur di Kedutaan Besar Irlandia di Roma 
  • Dublin, Kota Nyaman Untuk Solo Traveler 
  • EuroTrip: Harga Makanan di Irlandia


Saat saya business trip ke Kuala Lumpur, Malaysia pada 30 - 31 Mei 2014 lalu, saya sempat tertahan di gate imigrasi. Penyebabnya adalah sidik jari yang sempat tidak terbaca oleh mesin scanner imigrasi. Setelah beberapa kali mencoba dan membuat Ibu petugas imigrasi manyun ke saya, akhirnya sidik jari saya terbaca juga. Pffuuuiiihh...

Namun, hal ini mengembalikan ingatan saya ke beberapa peristiwa yang saya alami di bandara. Selain kasus sidik jari tidak terbaca tersebut, saya juga pernah mengalami kasus passport tidak terbaca mesin scanner di imigrasi Vietnam pada tahun 2012 lalu. Sempat khawatir tidak akan dikasih izin masuk. Namun wanita yang bertugas saat itu mencatat semua data yang dibutuhkan dari passport saya kemudian memberikan saya izin masuk. 

Lalu, saya juga tidak lupa kejadian ketika saya berada di bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis pada September 2013 lalu. Saat itu, saya lupa menghabiskan air dari botol minuman yang ada di dalam tas saya. Alhasil, tas saya dibongkar petugas dan ketika mereka menemukan botol berisi air tersebut saya diminta menghabiskan isinya. Ketika saya mencoba menawar untuk membuang saja isinya, ibu petugas tersebut memberikan pandangan galak dan tetap meminta saya meminumnya. Mungkin dia mau memastikan bahwa itu benar air putih dan bukan racun ;p Meskipun kembung, akhirnya saya tenggak habis juga itu air dalam botol. Hahahaha... 

Bongkar-bongkaran tas juga saya alami di bandara Ruzyne, Praha, Ceko pada September 2013. Di sana, mereka meminta saya mengeluarkan semua botol kecil berisi cairan seperti cologne, minyak kayu putih dan hand sanitizer. Botol-botol kecil yang saya letakkan berserakan begitu saja dalam tas, diminta untuk disatukan dalam satu plastik. Wah, saya yang tidak membawa persediaan plastik jelas bingung. Namun baiknya, mereka memberikan satu plastik bening (seperti yang biasa digunakan untuk membuat es batu) kepada saya. Hmm.. mungkin mereka sering mengalami masalah seperti ini, karena itu persediaan plastik beningnya cukup banyak.  

Namun, peristiwa di bandara yang paling bikin saya geli sekaligus was-was adalah ketika saya ada di bandara Fiumicino, Roma, Italia pada September 2013 lalu. Saat itu, saya memakai outfit sleeves top, celana jeans dan jersey jacket. Ketika mau melewati pintu pemeriksaan, petugas meminta saya melepas jersey jacket saya. Saya pun dengan pede melewati gerbang pemeriksaan. 
Tapiiii... sensor magnetik mereka langsung berbunyi nyaring. Saya pun harus mengulangnya lagi. Kali ini, saya melepas ikat pinggang saya. Tapi si mesin masih bunyi juga. Kemudian saya mengulang kembali melewati mesin tersebut, kali ini dengan telanjang kaki. Tapi sialnya, si mesin kembali berbunyi nyaring. 

Saya panik! Apa lagi yang harus saya lepas? Yang tertinggal di badan hanya sleeves top dan celana jeans. Ya masa harus dilepas juga. Telanjang dong, saya di bandara? Si petugas sendiri tampak stres melihat saya. Tidak tahu lagi apa yang harus mereka minta lepaskan dari tubuh saya. Sementara antrian di belakang saya juga panjang. 

Akhirnya mereka mengambil keputusan untuk meloloskan saya. Dengan sigap saya langsung menyingkir dari hadapan petugas. Takut mereka berubah pikiran. Sambil heboh memasang kembali atribut yang saya lepaskan, dalam hati saya mengucap syukur tidak harus telanjang di bandara. Hahahahaha...

Hmm, tapi apa ya, yang bikin alat sensor itu tetap berbunyi nyaring?   

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • EuroTrip: “Dirampok” Ryanair di Barcelona  
  • EuroTrip: Koper Melayang di Paris  
  • EuroTrip: “Dimarahi” Pelayan di Roma


Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ▼  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ▼  June (3)
      • Melihat Salju di Korea Selatan
      • Apapun Makanannya, Minumannya Guinness!
      • Telanjang dong, di Bandara!
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes