Kebijakan Australia Berubah: Siapkah Saya Hidup Berdampingan dengan COVID-19?


Hari ini ada 44.155 kasus COVID-19 baru di negara bagian Victoria, Australia dengan total kasus aktif sebanyak 146.863. Dan angka ini sangat mungkin akan terus meningkat mengingat varian omicron yang memiliki penyebaran luar biasa cepat dan tidak adanya lagi kebijakan lockdown. Lalu siapkah saya hidup berdampingan dengan COVID-19?

Sebelumnya, Australia memiliki strategi "nol kasus COVID-19". Australia melakukan berbagai cara agar si COVID-19 tidak betah lama-lama di negara kanguru ini. Misalnya, Australia melacak dan memburu setiap virus COVID-19 yang ada. Satu orang saja terinfeksi COVID-19, 14 hari ke belakang pergerakan orang tersebut langsung dicek, kemana dia pergi dan bertemu siapa saja. Dan orang-orang yang datang ke tempat yang sama serta orang-orang yang melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi tersebut langsung dites secara gratis. Jadi nggak heran kalau dari satu kasus aja, yang dites bisa ratusan, bahkan ribuan. Sehingga penyebarannya bisa langsung ditekan sebelum bergerak lebih parah. 

Selain itu, untuk tetap membuat Australia "nol kasus COVID-19", perbatasan internasionalnya ditutup serta negara bagian-negara bagian di sini juga sering banget buka tutup lockdown. Bahkan ada lho, hanya satu kasus saja terdeteksi, langsung diputuskan lockdown. Ini terjadi di ibukota Australia, Canberra.   

Melbourne yang merupakan ibu kota negara bagian Victoria, menjadi salah satu kota yang sering menjadi pusat hotspot COVID-19 karenanya nggak heran Melbourne sering lockdown. Namun itu terbukti berhasil mengusir virus dan membuat orang-orangnya bisa merasakan hidup normal untuk sekian waktu, sebelum kembali lockdown. Saking seringnya lockdown, Melbourne sempat menjadi salah satu kota dengan lockdown terlama di dunia. 

Sedangkan untuk saya yang tinggal di regional Victoria, kehidupan lebih nyaman lagi karena bisa dibilang nyaris tidak pernah merasakan lockdown. Pernah ada lockdown tapi tidak lama karena kasusnya juga masih dalam hitungan jari sehingga lockdown cepat berakhir. Jadi saat saya melihat negara-negara lain jumpalitan mengatasi virus ini, saya sempat merasakan bahwa hidup cukup normal meskipun prokes tetap dilakukan. 

Namun itu tinggal sejarah karena kini Australia mengubah strateginya dari "nol kasus COVID-19" menjadi "hidup berdampingan dengan COVID-19". Kebijakan ini sudah terdengar sejak varian delta menyerang. Kecepatan varian ini menularkan, membuat negara ini kesulitan untuk membuatnya menjadi nol kasus. Karena itu pemerintah Australia menggenjot mati-matian tingkat vaksinasi. 

Victoria yang mencapai sekitar 80% tingkat vaksinasi, memutuskan mengangkat lockdown panjangnya sekitar Oktober 2021. Tidak ada lagi pembatasan kilometer perjalanan, tidak ada lagi pembatasan kunjungan ke tempat umum atau rumah seseorang, tidak ada lagi larangan keramaian, dan tidak ada lagi kewajiban memakai masker. Dan sampai saya mengetik ini, Victoria tidak pernah memberlakukan lockdown lagi. 

Perdana Menteri Australia Scott Morrison berkata tidak akan ada lagi lockdown dan kita harus hidup berdampingan dengan COVID-19. Dia tidak khawatir dengan keberadaan omricon karena fasilitas kesehatan masih memadai. Memang sih, omricon ini kecepatan penyebarannya luar biasa namun kabarnya gejalanya tidak separah varian lain dan dengan banyaknya yang sudah divaksinasi, bisa menekan jumlah orang yang harus dirawat di rumah sakit. 

Di satu sisi saya mengerti dengan keputusan ini. Ekonomi harus kembali berjalan. Australia sudah menutup diri nyaris dua tahun karena pandemi, jadi wajar kalau pemerintah harus menggerakkan kembali perekonomian untuk bisa kembali pulih. Dan salah satu caranya adalah dengan menghentikan lockdown tersebut. 

Selain itu, banyak orang yang secara mental mengalami gangguan karena lockdown yang cukup lama. Jadi mungkin dengan tak ada lagi lockdown dapat membuat orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan mental bisa merasa baik kembali. 

Tentu saja kebijakan baru ini membuat saya khawatir. Saya merasa hidup tidak seaman sebelumnya meski saya juga tidak tahu dimana tempat yang saat ini lebih aman dari sini. Karena nyaris semua negara di dunia mengalami problema yang sama.

Tahun lalu, saya bisa road trip karena memang kasus COVID-19-nya tidak banyak, bahkan Australia Selatan dan ACT yang sempat kami kunjungi saat itu, tidak ada kasus COVID-19 sama sekali sehingga membuat saya merasa sedang berada di planet lain. 

Dengan kondisi sekarang ini saya tidak yakin saya bisa melakukan road trip lagi karena bisa dibilang tidak ada lagi negara bagian yang sekarang nol kasus COVID-19. Bahkan Australia Selatan yang sempat kami kunjungi 6 bulan lalu, kasus COVID-19-nya sudah mencapai ribuan kasus per harinya.  

Sebenarnya tidak kemana-mana pun saya masih baik-baik saja karena kami tinggal di dalam hutan dengan pemandangan langsung ke laut lepas. Melihat laut dari balik jendela rumah menjadi kegiatan normal yang baik untuk kesehatan mental saya. Namun nggak enaknya tinggal di destinasi wisata adalah pantai yang biasanya seperti milik pribadi menjadi ramai ketika musim liburan Natal dan Tahun Baru seperti saat ini. 

Apalagi dengan tanpa adanya pembatasan dan lockdown, manusia benar-benar ada di mana-mana. Bahkan saat kami ke supermarket untuk belanja kebutuhan sehari-hari saja, susah cari tempat parkir karena banyaknya turis yang belanja. Untuk beli susu Noah saja, saya jadi parno. Meski untungnya, supermarket tersebut masih mewajibkan semua pengunjung memakai masker.

Saya dan Shannon sendiri memutuskan untuk tetap memakai masker kalau kami pergi ke fasilitas umum meskipun tidak ada lagi kewajiban dari pemerintah. Ini cara kami untuk tetap menjaga diri kami. 

Lalu apakah saya siap hidup berdampingan dengan COVID-19 seperti yang diharapkan Scott Morrison? Jawabannya tidak! Tapi pada kenyataannya, mau tidak mau saya harus menjalaninya. Yang bisa saya lakukan hanyalah tetap menjaga diri saya dan keluarga saya sebaik-baiknya dengan tetap melakukan prokes dan menghindari keramaian sebisa kami dan tentunya banyak berdoa!

Biar bagaimanapun nasib saya ada di tangan Allah SWT. Semoga kita semua tetap ada di dalam lindunganNya. Amin!


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:

 



Share:

0 komentar