My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio


Taiwan tidak pernah ada di dalam bucket list negara yang ingin saya kunjungi. Alasan memilih Taiwan sebagai destinasi liburan pada pertengahan tahun 2024 lalu dilakukan dengan pertimbangan memilih negara di Asia sehingga penerbangan tidak terlalu jauh untuk Noah dan negara yang saya dan Shannon belum pernah datangi. 


Ada beberapa negara Asia yang masuk syarat tersebut namun setelah kami melakukan penjelajahan di internet, kami yakin memilih Taiwan dan ternyata pilihan tersebut tidak salah. Saya, Shannon, dan Noah sangat menikmati waktu kami di Taiwan. Menurut saya, Taiwan termasuk negara yang ramah untuk wisatawan keluarga karena alasan berikut:


  1. Sistem transportasi publik yang terorganisir. Ada banyak pilihan transportasi publik di Taiwan, mulai dari kereta, bus, MRT, dan LRT yang selama kami naiki dalam kondisi baik dan tepat waktu. Yang paling saya suka adalah bagaimana mereka terkoneksi satu sama lain. Misalnya, ketika kami harus berganti dari MRT ke kereta cepat antar kota, keduanya ada di dalam gedung stasiun yang sama atau saat kami harus berganti MRT dengan bus, begitu keluar stasiun MRT, di dekatnya ada halte bus sehingga kami tidak perlu bingung mencari-cari. Sistem transportasi yang baik membuat perjalanan dengan balita terasa lebih nyaman.  
  2. Transportasi gratis untuk anak di bawah 6 tahun. Karena Noah baru berusia 4 tahun saat kami pergi ke sana, jadi kami hanya beli dua tiket untuk setiap transportasi publik yang kami gunakan. Bahkan untuk kereta cepat dari Taipei ke Kaohsiung pun kami tidak perlu membeli tiket buat Noah. Namun karena setiap kursi nomornya sudah ditentukan saat kami membeli tiket, jadi Noah tidak dapat kursi sendiri. Dia harus duduk nyempil antara kursi saya dan Shannon.
  3. Atraksi wisata gratis untuk anak di bawah 6 tahun. Ini sebenarnya yang cukup membuat saya kaget karena beberapa kali kami masuk atraksi wisata, Noah tidak perlu bayar. Contohnya, saat mengunjungi Kebun Binatang Kaohsiung hanya saya yang bayar tiket. Begitu juga saat kami naik bianglala di Dream Mall, hanya saya yang harus beli tiket. Lucu sih, yang ingin anak anaknya, tapi mamanya yang menemani yang justru harus bayar. Haha..
  4. Banyak atraksi wisata untuk anak-anak. Selama 10 hari kami disana, kami tidak kekurangan tempat atau aktivitas yang bisa kami lakukan bersama Noah. Banyak pula atraksi wisata yang gratisan, seperti pantai, botanical garden, dan museum. Contohnya Museum of Contemporary Arts di Taipei yang gratis khusus keluarga saat akhir pekan. Jadi bukan hanya Noah saja yang bisa masuk gratis, saya dan Shannon juga. 
  5. Ada jalur khusus keluarga yang membawa anak kecil di bandara Taipei. Saat kami mau masuk ke bagian cek keimigrasian, kami langsung diarahkan ke antrian khusus yang tentunya antriannya lebih lowong, sehingga kami tidak perlu mengantri lama. Begitu juga saat kami check-in pesawat Eva Air. Kami tidak perlu antri lama, karena ada jalur khusus check-in untuk keluarga yang bersama anak kecil. Mereka tahu saja bahwa sulit untuk membuat balita anteng dalam antrian yang mengular.

Sekedar informasi, bahwa kami hanya mengunjungi dua kota di Taiwan, yaitu Taipei dan Kaohsiung. Jadi apa yang saya tulis terbatas pada yang kami alami di dua kota tersebut.


----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Ceklist Dokumen dan Barang untuk Traveling ke Luar Negeri

  • Itinerary Trip Semarang untuk 4 Hari

  • WNI Bisa Bebas Visa ke Taiwan. Caranya? 

  • 10 Tempat Wisata Gratis di Taiwan

  • Wisata Kuliner Pontianak: 9 Makanan Enak yang Wajib Dicoba

 

Foto: Pixabay


Saya selalu membuat ceklist sebelum traveling ke luar negeri dan berpegang pada ceklit tersebut saat packing. Apa saja dokumen dan barang yang dibawa untuk keluar negeri? Ya sebenarnya apa yang dibawa tergantung negara yang dituju tapi kurang berikut ceklist dokumen dan barang untuk traveling ke luar negeri.


Dokumen

  • Paspor
  • Visa
  • Tiket pesawat PP
  • Reservasi penginapan
  • Undangan
  • Itinerary
  • Surat keimigrasian lainnya

Pakaian & Aksesoris

  • Pakaian sehari-hari
  • Pakaian tidur
  • Pakaian dalam
  • Kaos Kaki
  • Baju renang
  • Kacamata renang
  • Syal untuk di pesawat
  • Tas slempang
  • Topi
  • Sunglasses

Bila musim dingin

  • Jaket
  • Long John/warmer
  • Beanie 
  • Sarung tangan
  • Kaos kaki tebal

Peralatan mandi

  • Sabun
  • Sampo
  • Conditioner
  • Facial wash
  • Sikat gigi
  • Pasta gigi
  • Body lotion
  • Face lotion
  • Deodorant
  • Lipbalm
  • Parfum
  • Sisir
  • Vitamin rambut
  • Curler
  • Bando
  • Ikat rambut

Obat-obatan

  • Obat sakit kepala
  • Obat batuk
  • Obat pilek
  • Obat demam
  • Obat sesak nafas
  • Minyak kayu putih
  • Minyak tawon
  • Tolak angin
  • Counterpain

Gadget

  • HP + charger 
  • Paket data/wifi modem
  • Tablet + charger
  • Laptop + charger
  • International adapter 
  • Kamera

Alat Bayar

  • Dompet

  • Uang tunai

  • Kartu kredit/debit


----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Itinerary Trip Semarang untuk 4 Hari

  • WNI Bisa Bebas Visa ke Taiwan. Caranya? 

  • 10 Tempat Wisata Gratis di Taiwan

  • Wisata Kuliner Pontianak: 9 Makanan Enak yang Wajib Dicoba

  • Mengunjungi Kosta Rika dengan Visa Amerika Serikat untuk WNI



September kemarin saya akhirnya menginjakkan kaki di Semarang. Saya terkesan dengan Semarang karena banyak hal seru yang bisa dilakukan bersama keluarga. Selain itu, makanan di Semarang juga enak-enak. Berikut di antaranya makanan enak di Semarang yang saya coba. Harap dicatat bahwa ini bukan semata-mata makanan khas Semarang ya, melainkan makanan enak yang saya makan di Semarang. 

  1. Beef Carpaccio di Spiegel All Day Bar & Dining 
  2. Spiegel Fried Rice di Spiegel All Day Bar & Dining 
  3. Smoked Veal Tongue di Spiegel All Day Bar & Dining 
  4. Sate Koyor di D'Kambodja Heritage
  5. Iga Bakar A la Agra di Agra Lounge
  6. Nasi Goreng Kambing A la Agra di Agra Lounge
  7. Es Krim di Oud En Nieuw by Toko Oen
  8. Lunpia Semarang 24 Jam di Jl. Pemuda (di depan Queen City Mall)

Makanan-makanan tersebut di atas enak banget! Kalau saya ke Semarang lagi, saya mau untuk makan-makanan tersebut lagi. Ingin lihat seperti apa rupa makanannya? Tonton video di bawah ini ya.


Ada yang punya rekomendasi makanan enak di Semarang juga? Share di kolom komentar ya..
----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Itinerary Trip Semarang untuk 4 Hari

  • WNI Bisa Bebas Visa ke Taiwan. Caranya? 

  • 10 Tempat Wisata Gratis di Taiwan

  • Wisata Kuliner Pontianak: 9 Makanan Enak yang Wajib Dicoba

  • Mengunjungi Kosta Rika dengan Visa Amerika Serikat untuk WNI



Semarang ternyata semenyenangkan itu. Pilihan wisatanya banyak. Mau wisata alam, sejarah, kota, sampai kuliner ada di sini! Lalu apa saja yang harus dikunjungi selama di Semarang? Berikut itinerary trip Semarang untuk empat hari dari perjalanan saya dan keluarga ke Semarang bulan ini. 

Hari 1: Menjelajah Kota Lama Semarang 
Berada di area ini seperti membawa kita berada di waktu dan negara lain. Pasalnya area ini. dipenuhi oleh bangunan-bangunan tua bergaya Eropa. Tidak heran, soalnya Kota Lama Semarang merupakan area peninggalan Belanda dari abad ke-18. 

Menurut Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Semarang, di lokasi ini masih ada sekitar 50 bangunan kuno yang menjadi saksi bisu sejarah kolonialisme di Semarang. Ya kalau punya waktu tentu bisa dijelajahi satu persatu tapi bagi saya cukup dengan mengunjungi Gedung Marba, Taman Srigunting, Pasar Barang Antik Kota Lama, menyusuri Jl. Letjen Suprapto lalu ke area Pringsewu. Seru aja jalan kaki di paving block sambil memerhatikan bangunan-bangunan tua di sekitar. 

Untuk makan siang, bisa mengunjungi Spiegel All Day Bar & Dining. Spiegel juga merupakan bangunan peninggalan Belanda. Dulunya, merupakan toko yang menjual pakaian dan dekorasi rumah branded yang merupakan kongsi pengusaha Austria-Hungaria, Moritz Moses Addler dan Herman Spiegel. Sejak tahun 2015,  gedung ini berubah menjadi restoran. Bukan cuma bangunan dan dekorasinya aja yang ciamik tapi makanannya juga enak-enak. Saya dan keluarga tiga kali bolak-balik makan di sini. Hehehe.

Spiegel All Day Bar & Dining

Dari Spiegel bisa mengunjungi Oud En Nieuw by Toko Oen. Di sini terkenal dengan es krimnya. Meskipun mereka juga menyediakan makanan dan camilan tapi yang harus dicoba memang es krimnya karena es krim Oen itu sudah ada sejak tahun 1936. Nggak aneh kalau es krim ini disebut sebagai es krim tertua di Semarang. 

Sore hari, bisa mengunjungi Museum Kota Lama Semarang dan belanja di pusat oleh-oleh Wingko Babad Cap Kereta Api di Jl. Cendrawasih. Lalu malam harinya ngapain? Selain bisa tetap jalan-jalan santai karena suasana siang dan malam berbeda, kalau punya nyali bisa coba masuk ke Rumah Hantu Semangker di Jl. Gelatik. 

Intinya seharian di Kota Lama Semarang itu nggak akan mati gaya. 

Hari 2: Lawang Sewu, Kampung Pelangi, D'Kambodja Heritage, Simpang Lima
Anak saya, Noah senang mengunjungi Lawang Sewu karena di sini dia bisa menonton tayangan imersif tentang kereta api dan juga melihat replika kereta api. Selain itu di sini juga ada area bermain untuk anak-anak. Jadi lumayan bikin di betah. 

Lawang Sewu

Nah, tidak jauh dari Lawang Sewu, ada Kampung Pelangi. Dulunya, area ini merupakan pemukiman kumuh namun setelah setiap rumah dicat warna-warni tempat ini jadi kelihatan menarik. Kami tidak menjelajahi seluruh areanya karena jalanannya cukup menanjak. Jadi cukup melihatnya tidak terlalu jauh dari area jembatan di belakang pasar bunga Kalisari. 

Untuk sore menjelang malam, bisa mengunjungi D'Kambodja Heritage Dapur Ndeso Anne Avantie. Dekorasi restorannya cakep untuk foto-foto. Pilihan duduknya juga ada indoor dan outdoor. Kalau untuk makanan, di sini menyediakan makanan Jawa yang bentuknya prasmanan. Jadi kita bisa pilih langsung dari makanan yang sudah siap dan tingggal dipanaskan sebelum dimakan. 

Saya mencoba sate daging ayam, kulit, dan otot sapi (sate koyor). Dengan rasa dominan manis dan sambal pedas, rasanya enak semua sate-sate itu, meskipun harus saya akui kalau saya paling suka sate koyor.   

Untuk menutup hari, bisa datang ke Simpang Lima. Menurut saya, malam hari paling pas untuk menikmati Simpang Lima. Selain nggak panas, berasa suasana meriahnya karena ada aneka becak yang dihiasi lampu warna-warni.

Hari 3: The Wujil Resort & Conventions
Ini beneran sih,  definisi liburan atau staycation di hotel. Bagaimana nggak, di sini fasilitasnya super lengkap. Apalagi yang liburan bawa anak, nggak perlu kemana-mana lagi karena fasilitas hotel yang ramah anak di Semarang benar-benar dipenuhi oleh tempat ini. 

Mulai dari Aqua Park (mini waterpark), kolam renang ramah anak, beberapa playground mini, kebon binatang mini dimana anak-anak bisa memberi makan kelinci, burung, dan ikan, serta Kids Club yang memiliki berbagai kegiatan berbeda setiap harinya, seperti origami, mewarnai, menggambar, dancing, dll. Noah betah seharian di resort ini. Dari pagi sampai menjelang malam dia melakukan aktivitas non-stop. 

The Wujil Resort & Conventions

Lalu bagaimana dengan kita sebagai orangtua? Ya fasilitasnya oke juga, mulai dari spa, pijat, berbagai kelas kebugaran, seperti pilates, kolam renang, tenis, dan sebagainya. Mau cuma duduk-duduk bengong di kolam renangnya juga asyik. Selain memiliki dekorasi estetik, view-nya juga pegunungan. Duh, beneran hotel yang cocok untuk healing.

Untuk makan juga mudah karena mereka punya dua restoran, di lantai 1 dan lantai 4. Saya dan keluarga mencoba keduanya dan sepakat bahwa restoran yang rasanya enak dengan plating yang indah adalah yang di lantai 4. Saya suka dengan nasi goreng kambingnya dan iga bakarnya juga enak. 

Hari 4: Menjelajah Bandungan - Salatiga - Ungaran
Dari The Wujil di Ungaran, kami menyewa mobil untuk rute ke Bandungan, Salatiga, kembali ke Ungaran dan Kota Semarang. 

Sebenarnya ada banyak tempat wisata lain di Bandungan tapi tujuan utama kami adalah Candi Gedongsongo. Dari namanya, songo harusnya ada sembilan candi tapi yang masih utuh hanya lima komplek/grup candi saja. Meskipun begitu tetap tidak mengurangi kemagisan berada di sini. Saya bisa bilang ini adalah highlight dari trip ke Semarang. Saya, Shannon, dan Noah sepakat hal tersebut. 

Bayangin aja ya. Kami diajak berkeliling candi yang tersebar di lahan sekitar 4 kilo meter di bawah kaki Gunung Ungaran dengan berkuda. Tentu saja ada kusir yang membantu mengarahkan kuda. Namun tetap saja sempat bikin deg-degan ketika harus melewati jalan setapak yang tiba-tiba menanjak atau menurun. Takut tiba-tiba terjungkal. Hahaha. 

Tapi sepanjang perjalanan tidak terjadi hal yang berbahaya. Semuanya aman terkendali. Saya senang karena ini pertama kalinya saya naik kuda selama itu (sekitar 1 jam untuk mengitari seluruh candi), dengan pemandangan pegunungan yang spektakuler. Baguuuus banget! 

Candi Gedongsongo

Worth it banget bayar Rp120.000-140.000,- (tergantung berat tubuh) per orang (WNI) untuk mendapatkan pengalaman berkuda di bawah kaki gunung. Lebih hemat waktu juga dibandingkan harus jalan kaki yang bisa memakan waktu lama.

Dari Gedongsongo, kami makan siang di Arundaya Resto, di Bumi Kayom Salatiga. Tempatnya enak banget karena semi outdoor dan teduh. Minusnya adalah banyak nyamuk karena banyaknya pepohonan. Saya dan Noah sempat digigit nyamuk. Baru bisa tenang makan setelah pakai autan dari resto. Hahaha.. 

Tapi untuk urusan rasa, makanannya enak-enak banget. Saya coba bebek goreng, sate lilit ikan, mac & cheese, dan lava cake semuanya enak. Harganya? Samalah kayak harga di resto-resto bagus di Jakarta. 

Dari Salatiga, kami kembali ke Ungaran. Tepatnya mampir ke Dairyland by Cimory. Sayangnya karena saat itu hujan, jadi Noah tidak bisa main di berbagai wahananya. Jadi ya kami duduk-duduk saja sambil makan cheese roll cake-nya yang enak! Dari Dairyland, mampir ke Pagoda Avalokitesvara yang cantik sebelum melanjutkan perjalanan ke kota Semarang.

Yang pernah menjelajah Semarang dan sekitarnya, tempat wisata Semarang apa lagi nih, yang harus dikunjungi? Share di kolom komentar ya...

----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • WNI Bisa Bebas Visa ke Taiwan. Caranya? 

  • 10 Tempat Wisata Gratis di Taiwan

  • Wisata Kuliner Pontianak: 9 Makanan Enak yang Wajib Dicoba

  • Mengunjungi Kosta Rika dengan Visa Amerika Serikat untuk WNI

  • Tiket Ekonomi Garuda Indonesia Bisa Refund Tanpa Penalti, Begini Caranya!








Apakah WNI butuh visa untuk masuk Taiwan? Yap, warga negara Indonesia masih harus bikin visa Taiwan untuk masuk ke negara ini. Tapi kita bisa kok, bebas visa. Caranya? Menurut situs pemerintah Taiwan: roc-taiwan.org. WNI boleh masuk ke Taiwan tanpa bikin visa Taiwan dan hanya perlu apply online R.O.C (Taiwan) Travel Authorization Certificate, bila: 

  1. Punya paspor yang masih berlaku 6 bulan.
  2. Punya tiket pulang pergi Taiwan. 
  3. Tidak pernah bekerja sebagai blue-collar worker di Taiwan.
  4. Punya visa atau dokumen permanent resident di negara Australia, Kanada, Jepang, Korea Selatan, New Zealand, United Kingdom, USA, EU atau Schengen. 
  5. Visa atau dokumen permanent resident dari negara-negara tersebut boleh sudah expired, asalkan kurang dari 10 tahun. 
  6. Untuk yang pakai elektronik visa Australia dan New Zealand, visa tersebut harus masih valid. Tidak boleh expired. 
  7. Untuk yang pakai visa Jepang harus membuktikan sudah pernah masuk Jepang atau ada tiket untuk masuk Jepang saat mendarat di Taiwan. 

Untuk lebih lengkapnya dan pengisian formulir Travel Authorization Certificate, bisa cek langsung websitenya di sini, ya.


----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • 10 Tempat Wisata Gratis di Taiwan

  • Wisata Kuliner Pontianak: 9 Makanan Enak yang Wajib Dicoba

  • Mengunjungi Kosta Rika dengan Visa Amerika Serikat untuk WNI

  • Tiket Ekonomi Garuda Indonesia Bisa Refund Tanpa Penalti, Begini Caranya!

  • Bisakah Visa Amerika Serikat Dipindahkan ke Paspor Baru

Jalan-jalan ke Taiwan sangat menyenangkan. Selain fasilitas transportasi yang memudahkan mobilitas, keramahan orang-orangnya, pilihan tempat wisatanya juga banyak. Tersedia wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, wisata budaya dan sejarah di Taiwan. Mau sekedar nongkrong bego di kafe-kafe seru juga bisa. 

Tapi kali ini saya mau menuliskan tentang tempat wisata gratis di Taiwan. Meskipun gratis namun terawat dengan baik sehingga nyaman untuk dikunjungi. Bonusnya adalah tempat-tempat wisata di Taiwan ini cukup instagrammable. 

Kota Taipei

1. Chiang Kai-shek Memorial Hall

Ini adalah museum nasional yang didirikan untuk memperingati Chiang Kai-shek, mantan Presiden Taiwan. Namanya juga museum peringatan, jadi isi museum ini sarat sejarah yang berkaitan dengan kepemimpinan Chiang Kai-shek. 

2. Taipei Botanical Garden
Kalau suka yang hijau-hijau pasti suka dengan tempat ini. Selain sejuk di mata, tempat ini serasa bikin adem di tengah Taipei yang super hangat saat di musim panas. Memandangi Bunga Seroja/Lotus yang berwarna pink beneran membuat segar mata. 

3. Museum of Contemporary Arts
Saat saya ke tempat ini dan siap untuk membeli tiket, sang petugas bilang kami tidak perlu bayar alias gratis. Saya pun bertanya untuk mendapatkan informasi lebih jauh. Mereka bilang museum ini gratis untuk keluarga di saat akhir pekan. Wow, beruntung banget datang di hari yang tepat. Layaknya seni kontemporer di sini bisa melihat berbagai karya seni yang unik dan bikin saya berkata, "kok bisa sih, kepikiran bikin hal ini."

Kota Kaohsiung

4. Pantai Sizihwan

Ini pantai berpasir cokelat tapi saat saya ke sana tempatnya sepi jadi nyaman aja untuk main-main karena berasa milik sendiri. Hahaha. Selain itu pemandangan perbukitan di sekitarnya bikin adem mata. Satu-satunya yang bikin nggak betah adalah udaranya yang puanas pol karena saya datang ke sana saat musim panas yang suhu rata-ratanya mencapai 35-38 derajat setiap harinya. 

5. Pantai Cijin
Pantai ini bersih dan menyenangkan untuk nongkrong di bawah pohon kelapa di pinggir pantai. Selain itu, tinggal ngesot ke tempat-tempat yang jual makanan. Dari kota Kaohsiung kita hanya perlu naik kapal Ferry yang durasinya hanya sekitar 5 menit saja. Yap, pantai ini ada di pulau yang berbeda dari Kaohsiung.  

6. The Pier2 Art Center
Aduh saya betah banget jalan-jalan di sekitaran sini karena banyak karya seni kontemporer. yang lucu-lucu. Bagus untuk dinikmati apa adanya, juga dijadikan background foto.   

7. Love River Bay
Beneran deh, nyaman banget duduk-duduk bengong di sini memandangi air. Ya asalkan ke sininya jangan di siang bolong, apalagi saat musim panas. Tapi datanglah di sore hari, duduk-duduk di pinggir air itu menyenangkan banget. 

8. Great Harbour Bridge

Kalau ke sini, wajib datang pada pukul 3 sore atau 7 malam. Kenapa? Karena inilah jam pertunjukan digelar di jembatan ini. Seperti apa pertunjukannya? Dengan iringan musik, jembatan ini akan bergerak 90 derajat untuk sekian waktu, lalu kembali lagi ke posisi semula. Di luar jam tersebut, kita juga masih bisa menikmati jembatan karena di atas jembatan ini dibuat semacam kapal layar yang bisa kita naiki sehingga bisa melihat pemandangan dari atas. 

9. Dome of Light

Kalau kebetulan perjalanan kita melewati stasiun MRT Formosa Boulevard di Kaohsiung, jangan lupa mampir ke Dome of Light. Ya lumayan untuk nambah-nambah postingan di Instagram kan. Hehehe.

10. Night Markets
Mau di Taipei, Kaohsiung, atau kota-kota lain di Taiwan, pasti ada pasar malam atau night market. Rata-rata yang ada di sini nggak jauh-jauh dari toko makanan, pakaian, pernak-pernik, dan aneka permainan, seperti menembak sebanyak mungkin balon untuk memenangkan boneka. 

saya mengunjungi tiga pasar malam, yaitu Shilin dan Ximending Night Market di Taipei dan Ruifeng Night Market di Kaohsiung. Saya lebih menyukai Ximending Night Market karena penataannya lebih modern dengan jalanan yang luas sehingga tidak harus umpel-umpelan dengan pengunjung lain. Selain itu, setiap malamnya ada berbagai hiburan, baik pengamen, penari, pesenam maupun aksi gymnastic lainnya. 


Ada yang sudah pernah ke Taipei dan Kaohsiung juga? Apa tempat wisata gratis favoritmu?

----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Mengunjungi Kosta Rika dengan Visa Amerika Serikat untuk WNI

  • Tiket Ekonomi Garuda Indonesia Bisa Refund Tanpa Penalti, Begini Caranya!

  • Bisakah Visa Amerika Serikat Dipindahkan ke Paspor Baru

  • Ternyata Tram di Melbourne Bisa Mati Juga!

  • 6 Tempat Belanja Oleh-oleh Murah di Jerman


Bulan Juni ini untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Pontianak. Karena itu, saya baru tahu kalau banyak sekali makanan enak di Pontianak. Nggak akan mati gaya deh, kalau wisata kuliner di Pontianak. Namun dari semua makanan yang saya coba selama seminggu di sana, berikut adalah makanan khas Pontianak yang enak banget dan wajib dicoba!


1. Pisang Goreng Srikaya di Winny Coffee, Jl. Gajah Mada.
2. Cha Kue/ Choi Pan di Kokue & Chaikue Halim, Jl. Gajah Mada.
3. Ko kue di Kokue & Chaikue Halim, Jl. Gajah Mada.
4. Mie Pangsit Baso Sapi di D'Bamboo, Jl. Veteran.
5. Chai Kue Goreng di D'Bamboo, Jl. Veteran.
6. Kepiting Dapur di Dapur Kepiting, Jl. Merdeka.
7. Ceker Ayam di Pondok Ale-Ale, Jl. Jendral Ahmad Yani.
8. Che Hun Tiau di A Hien, Jl. WR. Soepratman.
9. Durian Montong Palung di Raja Durian, Jl. Antasari.

Saya nggak perlu jelasin panjang lebar untuk makanan-makanan di atas. Cukup dua kata: enak banget!! Untuk yang penasaran penampakan makanan-makanan ini seperti apa, bisa dilihat di video di bawah ini ya. 


Ada yang suka juga dengan makanan khas Pontianak? Share dong, makanan lain yang belum ada di daftar di atas dan wajib dicoba kalau saya ke Pontianak lagi!

----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Mengunjungi Kosta Rika dengan Visa Amerika Serikat untuk WNI

  • Tiket Ekonomi Garuda Indonesia Bisa Refund Tanpa Penalti, Begini Caranya!

  • Bisakah Visa Amerika Serikat Dipindahkan ke Paspor Baru

  • Ternyata Tram di Melbourne Bisa Mati Juga!

  • 6 Tempat Belanja Oleh-oleh Murah di Jerman



Kosta Rika tidak membebaskan visa masuk untuk warga negara Indonesia tapi WNI bisa bebas visa ke Kosta Rika. Maksudnya WNI nggak perlu bikin visa Kosta Rika selama kita mempunyai visa Amerika Serikat yang masih valid. 

Sebelum saya melenggang ke Kosta Rika hanya dengan membawa paspor Indonesia dan visa Amerika Serikat yang masih berlaku, saya sempat kepikiran membuat visa Kosta Rika saja. Kenapa? Karena saya pergi untuk tujuan bisnis, jadi saya akan merasa lebih aman bila mengantongi visa Kosta Rika. 

Tapi sayangnya saat saya mengunjungi Kedutaan Kosta Rika di Jakarta pada Januari 2024, kantor mereka tutup dan di pintu depannya hanya tertulis alamat email. Saya pun mengirimkan email ke alamat tersebut dan ternyata pelayanan konsuler mereka tutup (sampai batas waktu yang belum ditentukan). Untuk pengurusan visa, mereka memberikan alamat email Kedutaan Kosta Rika yang terdekat dari Indonesia, seperti di antaranya di Australia, Jepang, dan Singapura. 

Duh, kebayang ribetnya harus mengurus visa ke salah satu negara tersebut dari Indonesia. Akhirnya saya putuskan untuk masuk Kosta Rika memakai visa Amerika Serikat saja. Namun saya ingin mendapatkan kepastian bisa masuk dengan lancar. Nggak lucu kalau sampai dideportasi dan batal mengikuti meeting kantor. 

Karena itu, saya mengemail kedutaan Kosta Rika di Singapura untuk memastikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Apakah benar saya bisa masuk Kosta Rika untuk tujuan bisnis dengan visa Amerika Serikat?
  2. Apakah tidak masalah bila visa Amerika Serikat tersebut ada di paspor lama? 

Begitu saya mendapatkan jawaban ya untuk kedua pertanyaan tersebut, saya print email dari pihak Kedutaan tersebut dan membawanya ke Kosta Rika. Ya untuk jaga-jaga saja kalau menemukan masalah di imigrasi Kosta Rika. 

Nyatanya, di imigrasi Kosta Rika saya tidak mendapatkan pertanyaan aneh-aneh. Saya langsung menyerahkan dua paspor. Satu paspor yang masih berlaku dan satu lagi paspor lama yang masih ada visa Amerika Serikat yang masih berlaku. 

Pertanyaan dari pihak imigrasi hanyalah akan menginap dimana saya? Saya pun menunjukkan bukti bookingan hotel yang sudah disiapkan dari kantor saya. 

Alhamdulillah, ternyata ada untungnya juga punya visa Amerika Serikat karena banyak negara yang membebaskan visa untuk WNI selama kita memiliki visa Amerika Serikat. Yang saya tahu, selain Kosta Rika, negara-negara Amerika Latin lainnya diantaranya Panama, Guatemala, Honduras, dan Meksiko juga memberlakukan hal yang sama. Selain negara-negara Amerika Latin, banyak juga negara lain yang mempunyai peraturan yang sama, seperti di antaranya Kanada dan Taiwan.   

----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Tiket Ekonomi Garuda Indonesia Bisa Refund Tanpa Penalti, Begini Caranya!

  • Bisakah Visa Amerika Serikat Dipindahkan ke Paspor Baru

  • Ternyata Tram di Melbourne Bisa Mati Juga!

  • 6 Tempat Belanja Oleh-oleh Murah di Jerman

  • 5 Lokasi Christmas Lights dan Dekorasi Natal di Melbourne


Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2024 (12)
    • ▼  December (1)
      • Taiwan, Negara Ramah Wisatawan Keluarga
    • ►  November (1)
      • Ceklist Dokumen dan Barang Untuk Traveling ke Luar...
    • ►  October (1)
      • Wisata Kuliner Semarang: 8 Makanan Enak yang Wajib...
    • ►  September (1)
      • Itinerary Trip Semarang untuk 4 Hari
    • ►  August (1)
      • WNI Bisa Bebas Visa Ke Taiwan. Caranya?
    • ►  July (1)
      • 10 Tempat Wisata Gratis di Taiwan
    • ►  June (1)
      • Wisata Kuliner Pontianak: 9 Makanan Enak yang Waji...
    • ►  April (1)
      • Mengunjungi Kosta Rika dengan Visa Amerika Serikat...
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes