My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio
Foto Ilustrasi: Pixabay

Ini persyaratan yang dikirimkan kepada saya oleh Konsulat Irlandia di Jakarta saat saya mau mengurus visa Irlandia pada September 2013.

  1. Mengisi formulir online di sini. Dari isian ini, kita akan mendapatkan summary/ringkasan. Summary dari formulir ini, di-print sebanyak 2x.
  2. Biaya: 500 ribu.
  3. Dokumen penunjang (masing-masing 2 rangkap), yang terdiri dari:
  • Surat sponsor dari perusahaan dalam bahasa Inggris. Maksudnya surat yang menyatakan: benar kita adalah karyawan perusahaan tersebut, berapa jumlah gaji yang kita dapat per bulannya dan kita akan kembali lagi bekerja di perusahaan tersebut setelah kita pulang dari Irlandia. 
  • Reference letter form Irlandia. Ini akan diberikan oleh pihak Konsulat kepada kita dan nanti tinggal kita isi.
  • Rekening Bank 3 bulan terakhir.
  • Konfirmasi hotel di Irlandia. Saya memesan lewat booking.com namun setelah itu saya mengemail hotel yang bersangkutan dan minta surat konfirmasi langsung dari hotel tersebut.
  • Travel Insurance. Saya memakai Mega Insurance.
  • Flight Itinerary. Print out saja, bukan tiket. Maksudnya bukti kita sudah booking tiket (tanpa harus dibeli/bayar terlebih dahulu).
  • Akte lahir/akte nikah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan memakai penerjemah tersumpah. Saya menggunakan jasa CV. Indotrans Media. Pada saat menyerahkan dokumen ke Konsulat, akte asli harus dibawa untuk diperiksa, tapi tidak ditahan, langsung bisa kita bawa pulang lagi.
  • Fotokopi passport: yang ada foto, alamat dan lembaran yang ada visa. Sama seperti akte, passport asli juga harus dibawa saat penyerahan dokumen. Tapi passport bisa langsung kita bawa pulang lagi.
  • Foto ukuran 3,5 cm x 4 cm dengan latar belakang putih.
Jadi saat ke Konsulat yang harus dibawa adalah semua item tersebut di atas. Sebelum datang ke Konsulat pastikan membuat janji terlebih dahulu lewat nomor telepon: (021) 515.1977. 

Update 17 Januari 2015: Saat saya datang ke pameran travel dan budaya, Destination Europe pada 18 -19 Oktober 2014 lalu di Balai Kartini, Jakarta, saya sempat mengunjungi booth Irlandia. Petugas yang bertugas saat itu menerangkan bahwa Irlandia sudah punya Kedutaan Besar Irlandia di Jakarta. Jadi mengurus visa Irlandia akan lebih mudah dan dengan waktu lebih singkat. 

Ini alamat Kedutaan Besar Irlandia di Jakarta yang tercantum di katalog Destination Europe:  
Embassy of Ireland
CEO Suite, 17th floor, 
Indonesia Stock Exchange Tower 2. 
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53, Jakarta 12190. 
Telp: (021) 5291.7453
----------@yanilauwoie----------


Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie
LINE: @psl7703h

Baca Juga:
  • Sujud Syukur di Kedutaan Besar Irlandia di Roma
  • Irlandia: Arti Sebuah Keikhlasan
  • Dublin, Kota Nyaman Untuk Solo Traveler 
Kalau saya menengok kembali ke belakang, sungguh luar biasa perjalanan yang harus saya tempuh untuk mendapatkan stiker di passport yang bisa membuat saya masuk ke Irlandia pada September 2013 lalu. Namun semua kehebohan tersebut, berujung pada satu keyakinan: If you really dream it, give your 100% effort of it, it will come true!

Irlandia tidak punya Kedutaan Besar di Jakarta. Namun, ada Konsulat Irlandia yang kantornya terletak di Pacific Place, Jakarta. Lewat konsulat inilah saya mengurus visa Irlandia. Dari Konsulat, semua berkas akan dikirim ke Kedutaan Besar Irlandia yang ada di Singapura. Karena itu, tidak heran bila pengurusan visa Irlandia bisa memakan waktu sekitar 4 minggu. Beda dengan pengurusan visa Schengen (melalui Kedutaan Besar Jerman di Jakarta) yang hanya makan waktu 4 hari kerja.

Setelah mengumpulkan semua berkas persyaratan visa Irlandia, saya menyerahkan langsung ke Konsulat Irlandia di Jakarta melalui Sekretaris Konsulat, Ibu Anna Frederika pada 25 Juni 2013. Awalnya saya sempat deg-degan saat akan menyerahkan dokumen ini. Mengira suasana akan seformal seperti mengurus visa Schengen. Ternyata tidak demikian. Pertemuan saya dengan Ibu Anna sangat santai dengan suasana akrab. Dari pertemuan ini, Ibu Anna bilang biasanya sudah ada kabar dalam 3 - 4 minggu.

Namun setelah melewati 4 minggu, belum ada kepastian juga apakah visa saya dan 2 orang teman perjalanan saya, Feny dan Mira ditolak atau tidak. Alhasil tiap minggu setelah itu, saya, Mira dan Feny terus bergantian menelpon Ibu Anna. Sampai tidak enak rasanya terus mengganggu beliau. Namun jawaban beliau tetap sama: belum ada kabar dari Irlandia. 

Masa-masa ini sungguh menyiksa! Layaknya hubungan pacaran, ini namanya status gantung. Tidak tahu apakah akan lanjut atau putus. Lebih baik putus sekalian daripada gantung. Tidak ada yang lebih tidak enak daripada status yang tidak jelas bukan? Nah, kurang lebih itu yang saya rasakan.  

Sampai akhirnya sekitar 1 minggu sebelum keberangkatan kami ke Eropa (dengan Berlin, Jerman sebagai tujuan pertama dan Dublin, Irlandia sebagai tujuan terakhir), saya dan Mira mendatangi kembali Ibu Anna di kantornya untuk meminta kejelasan. Namun jawaban tetap sama. Tapi dari pertemuan ini saya tahu bahwa bila ternyata visa saya keluar saat saya sudah ada di Eropa, saya bisa mengambilnya di Kedutaan Besar Irlandia yang ada di sana.

Dan ternyata, itulah yang terjadi. Pada 4 September 2013, tepat di hari ke-4 saya di Berlin, Jerman saya dapat kabar luar biasa indah, yaitu visa Irlandia saya, Feny dan Mira approved! Melayang rasanya! Seperti dapat pernyataan cinta dari gebetan yang selama ini sudah ditunggu-tunggu.    

Tapi PR selanjutnya adalah di manakah saya bisa mengambil visa ini. Karena seperti yang diinfokan Ibu Anna, saya harus mengambil visa tersebut di kota yang memiliki Kedutaan Besar Irlandia, tidak bisa diambil di kota yang hanya memiliki Konsulat. Akhirnya setelah browsing sana-sini, menyesuaikan dengan jadwal EuroTrip saya dan berbalas email yang cukup sering dengan Konsulat Irlandia di Jakarta, kami sepakat, saya akan mengambil visa Irlandia tersebut di Roma, Italia.  Saya sendiri yang akan mengambil visa tersebut, karena Feny dan Mira memutuskan tidak mau mengubah jadwal kepulangan yang sudah diatur berbeda.

Kantor (bagian pengurusan visa) Kedutaan Besar Irlandia di Roma


Tanggal 11 September 2013, sebelum pukul 10 pagi, saya ditemani Feny sudah duduk manis di Kedutaan Besar Irlandia yang ada di Roma. Saat itu hanya ada kami yang "bertamu". Jadi tepat pukul 10 (waktu mereka mulai beroperasi), saya langsung dilayani. Namun ternyata drama belum selesai di situ. Sang petugas wanita yang menerima saya tidak tahu perihal kasus saya. Saya pun jelaskan panjang lebar kepadanya. Dalam hati saya sempat berkata, "Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini?"

Akhirnya setelah dia sempat menghilang ke dalam untuk memeriksa data saya, dia kembali sambil berkata kurang lebih seperti ini: "Kami sudah menerima data bahwa visa kamu sudah approved. Tapi kami tidak tahu bahwa kamu akan datang sekarang karena kami belum diberitahu oleh pihak Konsulat di Jakarta. Kapan kamu akan pergi dari Roma?" tanya dia.

"Saya akan pergi besok pagi," jawab saya lemas. Aduh! Kalau sampai saya tidak bisa mendapatkan visa itu sekarang, saya tidak tahu harus bagaimana lagi. Sang petugas wanita tersebut tampaknya memahami kekhawatiran saya. Mungkin terlihat dari wajah pucat saya saat itu. 

"Tenang aja. Bagian tersulitnya sudah lewat, kok. Kamu sudah dapat visanya. Hanya saja kami butuh waktu untuk memprosesnya. Kamu bisa datang lagi hari ini jam 3 sore? Visa kamu bisa diambil sekitar jam segitu. Kalau tidak ada saya, kamu bisa mengambil ke teman saya yang bertugas nanti sore," ucapnya ramah sambil menyebutkan nama wanita lain untuk saya temui.

Lega rasanya mendengar perkataan wanita tersebut. Namun, tidak seberapa leganya ketika akhirnya saya datang kembali ke sana pukul 3 sore dan passport saya sudah ditempeli stiker visa Irlandia. Saya memandangi visa tersebut dengan rasa tidak percaya. Semua kerepotan dan kelelahan emosi itu akhirnya berbuah manis! Sungguh luar biasa manis!

Saya bisa melihat Feny ikut tersenyum lega melihat saya akhirnya mendapatkan visa itu. Setelah Feny pamit ke kamar kecil, saya menjejakkan lutut dan kening saya ke lantai, melakukan sujud syukur atas visa tersebut. Terima kasih ya Allah :)

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • Irlandia: Arti Sebuah Keikhlasan
  • Ireland: Larger Than Dreams
  • Dublin, Kota Nyaman untuk Solo Traveler
Saat bingung mau makan apa ketika traveling ke Eropa, September 2013 lalu, biasanya saya akan “lari” ke restoran cepat saji seperti McDonald's, KFC dan teman-temannya. Bisa dibilang nyaris di semua kota yang saya kunjungi di Eropa, saya mampir ke tempat-tempat tersebut. Nah, dari beberapa restoran cepat saji yang saya datangi, saya menemukan hal tidak biasa saat mengunjungi KFC-KFC Praha, Ceko.

Keunikan pertama yang saya temui adalah ketika saya dan 2 teman saya, Feny serta Mira mampir ke KFC yang ada di Wenceslas Square. Di sini mereka memperbolehkan untuk refill minuman. Jadi cukup bayar satu kali, nambah minumannya boleh sepuasnya. Tapi mereka tidak menyediakan saus. Kalau ingin saus (yang rasanya pun tidak pedas karena sausnya adalah saus tomat), harus bayar 8 CZK (1 Euro = 24 CZK).

Hmm.. Saya dan Feny sibuk membahas bahwa peraturan ini kebalikan dengan yang ada di Indonesia. Di Indonesia kita bisa ambil saus sepuasnya tapi tidak untuk urusan minum. “Mereka pintar juga strateginya. Logikanya kalau sausnya tidak pedas kayak gini, siapa juga yang mau minum terus-terusan?” kata Feny. Saat itu saya mengamini apa yang Feny bilang. Ditambah dengan cuaca Praha yang waktu itu menurut ukuran saya dingin, siapa juga yang mau minum softdrink dingin bergelas-gelas?

Tapi mungkin untuk orang yang niat serius untuk makan, minum 1 gelas atau maksimal 2 gelas setelah makan rasanya cukup. Tapi bagaimana bila yang datang, sengaja hanya untuk hangout sambil ngobrol dengan teman? Kan lumayan bisa minum berkali-kali tapi bayarnya sekali. Nah, untuk itu mereka sudah punya strategi lainnya, yaitu toilet berbayar. Sekali masuk, harus bayar 10 CZK. Nah, silahkan deh, minum gratis bergelas-gelas, toh pipisnya bayar juga ;p

Ngomong-ngomong toilet, satu lagi keunikan yang saya temukan dari KFC yang ada di Praha. Kali ini di KFC Kaprova. Lokasinya dekat money changer, eXchange, tidak jauh dari Old Town Square. Di KFC sini, saya mendapatkan struk pembayaran yang sudah ada kode untuk toilet. Saya sempat bengong ketika sang pelayan menjelaskan kode toilet tersebut. Like… what???




Untungnya kode toilet ini bisa dipakai berulang-ulang. Jadi meskipun hanya mendapatkan 1 struk belanja, tapi saya, Mira dan Feny semuanya bisa pipis. Yang pertama mencoba ini adalah Feny. Dia ke toilet sambil membawa-bawa struk tersebut. Sementara saya dan Mira menunggu di meja makan kami.

Feny selesai, giliran saya berikutnya. Saya membawa struk tersebut sambil memandangi tulisan: TOILET ENTER CODE: 4567. Saat saya sampai di depan toilet, pintu toilet tertutup. Saya berasumsi, saya harus memasukkan deretan angka ini untuk membuka pintu. Saya celingak-celinguk di mana kah saya harus memasukkan kode ini. Ketika mata saya masih mencari, tiba-tiba pintu terbuka dari dalam. Seorang wanita keluar. Saya pun langsung masuk ke dalam. Masih bingung, di mana seharusnya kode ini dimasukkan.

Sekembalinya saya ke meja makan, saya menceritakan pengalaman saya. “Oh, itu karena ada yang buka dari dalam makanya lo bisa masuk. Kalau nggak ada orang, lo harus masukin kode itu dulu, baru pintunya kebuka,” jelas Feny. Ah ya sudah lah ya, saya juga nggak sepenasaran itu untuk balik lagi ke toilet dan mencoba si kode ;p

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • EuroTrip: "Diusir" Pelayan di Praha
  • Dublin, Kota Nyaman Untuk Solo Traveler
  • EuroTrip: Orang Italia Juga Suka Gratisan

 
Tulisan saya tentang Barcelona tayang di majalah GADIS terbaru, yang edar 6 Mei 2014 :)







Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • EuroTrip: Jatuh Hati dengan Orang Barcelona
  • EuroTrip: Sopir Ganteng di Barcelona 
  • EuroTrip: "Dirampok" Ryanair di Barcelona
Asyiiiik! Artikel saya tentang The Cliffs of Moher, Irlandia terbit di Majalah Reader's Digest Indonesia edisi Mei 2014 :)






Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • Dublin, Kota Nyaman Untuk Solo Traveler  
  • EuroTrip: Pakai Bahasa Indonesia Aja! 
  • EuroTrip: Orang Italia Juga Suka Gratisan

Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ▼  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ▼  May (5)
      • Persyaratan Visa Irlandia
      • Sujud Syukur di Kedutaan Besar Irlandia di Roma
      • Uniknya KFC di Praha: Dari Refill Minuman Sampai K...
      • EuroTrip: Barcelona Tayang di Majalah GADIS No.13/...
      • EuroTrip: Irlandia Tayang di Majalah Reader's Dige...
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes