Itinerary Trip Turki untuk 7 Hari



Saya harus akui bahwa saya keteteran untuk membuat blog ini tetap update padahal banyak sekali berbagai cerita perjalanan saya yang belum tertuang di sini. Namun hari ini saya ingin sekali menulis tentang Turki yang merupakan salah satu trip terbaik yang pernah saya jalani. Hanya sekitar seminggu di Turki, mulai 8 - 15 Oktober 2023 namun banyak sekali kesan yang saya dapatkan, mulai dari atraksi wisatanya, makanannya hingga keramahan orang-orangnya. 

Saya akan mulai seri tulisan di negara ini, dengan membuat catatan itinerary trip Turki berikut ini:

Hari 1: Cappadocia: Hot Air Ballon dan Green Tour
Gila, mahal banget! Itu reaksi saya saat melihat harga balon udara di Cappadocia yang mencapai 4 jutaan rupiah! Tapi setelah dipikir bahwa saya mungkin tidak akan kembali ke Cappadocia lagi dan saya harus memaksimalkan waktu di sana. Dan, setelah mencobanya, IT'S SO WORTH IT! Berada di dalam balon udara dan menatap indahnya Goreme Valley (Fairy Chimneys) dari ketinggian, tak terlukiskan rasanya. Semuanya tampak luar biasa indah dan seperti dalam negeri dongeng! Dan hal ini diamini juga oleh kedua teman trip saya, Egi dan Mira.



Total trip balon udara, mulai dijemput sampai diantar kembali ke hotel hanya menghabiskan waktu sekitar 3,5 jam (pukul 05.00 - 8.30), jadi sisa hari kami habiskan dengan mengikuti green tour. Cappadocia memiliki dua tur yang berbeda, yaitu Green dan Red Tour. Masing-masing tourr menghabiskan waktu seharian, sekitar pukul 09.00 - 17.00. Kalau memang punya waktu unntuk keduanya sebaiknya mengikuti keduanya namun karena kami juga ingin mengeksplor Cappadocia sendirian dan jalan-jalan santai di hari berikutnya maka kami memutuskan hanya mengambil Green Tour saja. 

Kenapa memilih green dan bukan yang red? Karena salah satu destinasi yang ditwarkan Green Tour ini adalah Kota Bawah Tanah Derinkuyu yang saya penasaran ingin kunjungi. Meski saya sempat mengalami sedikit rasa panik karena harus masuk sampai 7 level ke bawah tanah namun semuanya berlangsung aman dan saya sangat menikmati semua destinasi di tur ini. 

Banyak sekali tur operator yang menawarkan Green dan Red Tour ini. Destinasinya sama dan harganya pun mirip-mirip. Jadi saran saya, pilih saja yang sudah banyak orang booking dan review-nya bagus. 

Hari 2: Cappadocia: Uchisar Village, Uchisar Castle, dan Belanja di Goreme
Untungnya saya, Egi, dan Mira termasuk traveller yang nyantai. Maksudnya kami tidak memaksakan harus mengunjungi semua tempat di Cappadocia. Bagi kami yang penting kami menikmatinya. Karena itu saat nemu satu tempat yang asyik, kami bisa cukup lama menikmati di tempat itu. Contohnya seperti di Uchisar Village, kami sempat nongkrong lama di kafe yang asyik banget, yaitu Ciko Garden Panorama. Pemandangan di sini spektakuler banget karena view-nya Uchisar Castle atau Kastil Uchisar dan fairy chimneys. Harga makanannya pun murah meriah dengan rasa yang lumayan. Dari sini, tinggal jalan kaki 5 menit sudah sampai kastil. 



Dari Uchisar Castle tinggal naik taksi tidak sampai 10 menit sudah langsung sampai Goreme. Goreme ini merupakan village atau desa di Cappadocia yang paling ramai. Penginapan dan restoran berjejer di sini. Suasana malam di sini juga jauh lebih ramai dibanding Uchisar. 

Di sini juga banyak tempat belanja. Gampang banget cari berbagai oleh-oleh di sini. Kami menemukan tempat belanja oleh-oleh di Cappadocia yang cukup murah meriah dan banyak pilihannyaa, ya di Goreme ini. Nama tempat oleh-olehnya adalah The Gallery Has (Jevellery Shop). Setelah membandingkan ke beberapa toko di sekitar Goreme, toko ini yang harga-harganya cukup bersaing dan bahkan banyak barang yang lebih murah harganya dibandingkan di toko lainnya.   

Hari 3: Pamukkale: Belanja di Varol, Laodikya/Laodicea, Gua Kaklik, dan Karahayit
Sejujurnya semua tempat yang ada di hari ketiga ini tidak ada di dalam agenda kami. Semua tempat ini berdasarkan saran dari pemilik penginapan dan sopir yang mengantar kami. Ya, kami menyewa mobil. Namun sungguhlah tidak menyesal mendengarkan saran orang lokal. Karena semua tempat yang kami kunjungi benar-benar saya sukai. 

Kami memulai hari di Pamukkale dengan berbelanja di Varol. Ini adalah shopping centre yang menjual berbagai macam barang. Mulai dari baju, tas, dompet, handuk, syal hingga karpet. Semua barang di sini didiskon 50%. Jadi akan ada petugas yang langsung memberikan kupon diskon begitu kita masuk dan kita harus menyerahkan kupon itu ke kasir saat membayar. 

Menurut saya sih, ini bukan benar-benar diskon ya. Mereka sudah menaikkan harga dua kali lipat agar pembeli bisa merasa senang mengira mendapatkan diskon 50%. Tapi terlepas dari dugaan saya benar atau salah, harga karpet di sini setelah diskon murahnya keterlaluan. Contohnya ada karpet ukuran 90 x 60cm cuma USD7,5 (setelah diskon). Saya sendiri beli yang ukuran 150 x 80cm dengan harga USD20 (setelah diskon). Meski buatan mesin namun motif dan kualitasnya baguuus banget! 

Dari belanja, kami ke Laodikya. Pada zaman kerajaan Romawi kuno, kota ini termasuk ke dalam salah satu kota yang makmur sebagai pusat keuangan. Saking makmurnya, ketika kota sempat hancur karena gempa bumi besar, kota ini bisa membiayai dirinya sendiri untuk kembali pulih.  

Setelah panas-panasan di Laodikya, kami mengunjungi Gua Kaklik atau Kaklik Cave. Sama seperti Laodikya, gua ini tidak ada di dalam list tujuan wisata kami. S Gua Kaklik ini benar-benar bikin saya mengaga. Bayangkan gua bongkahan batu mineral dengan tetesan air dan membentuk sungai kecil. Aduh, indah banget! 


Kami menutup hari dengan mengunjungi Karahayit. Menurut bapak sopir kami, Karahayit ini sebenarnya tidak lagi masuk area Pamukkale, meski letaknya pas di perbatasan Pamukkale. Di sini ada pusat air panas alami. Saat di sini, kami sempat bertemu dengan orang-orang lokal yang sedang berendam kaki di sini. Orang-orang lokal tersebut sangat hangat. Pipi saya sempat dicium oleh salah satu ibu-ibu. Hahaha. Sangat hangat, sehangat air mineral di kaki kami. 

Hari 4: Pamukkale: Hierapolis
Tempat ini adalah reruntuhan dari kerajaan Romawi kuno. Jadi pastinya di sini ada amfiteater Romawi yang sangat khas dan berbagai sisa reruntuhan lainnya. Namun yang membuat saya nyaris menitikkan airmata karena bagusnya tempat ini adalah travertine, yaitu bongkahan batu yang merupakan endapan dari air mineral dan berwarna putih layaknya salju. Aduh, bagusnya tak terkira. Ya meski, saya sempat mengalami momen Instagram vs Reality karena ada beberapa undakan Travertine yang kering air namun secara keseluruhan tempat ini mampu menghipnotis saya. Bagusnya kebangetan! 


Di sini juga terdapat kolam pemandian air panas yang bernama Cleopatra's Pool. Namun untuk masuk ke sini harus membeli tiket lagi. Kalau tidak salah harganya TL200. Sementara untuk masuk ke dalam Hierapolis sendiri (sudah termasuk Travertine) harga tiket masuknya TL750. 

Hari 5: Izmir: Ephesus the Ancient City dan Sirince
Dibandingkan Hierapolis dan Laodikya, Ephesus adalah peninggalan kerajaan Romawi kuno yang terbesar. Maksudnya paling besar diantara tiga yang kami kunjungi itu ya. Di sini reruntuhannya juga sangat banyak. Dari amfiteater, perpustakaan, pusat arsip, shopping centre hingga toilet umum masih bisa dilihat di sini. Jadi kalau memang tidak ada waktu untuk mengunjungi rerentuhan Romawi lainnya, ke sini saja sudah cukup. Tapi siap-siap aja ya bersaing dengan banyaknya turis di sini. 

Tidak jauh dari Ephesus, ada desa kecil bernama Sirince. Desa ini cute banget. Rumah-rumah di atas perbukitan dengan gang-gang kecil bebatuan dan banyak toko-toko kecil dan rumah makan di sekitarnya. Untuk menyusuri Sirince kita harus berjalan kaki karena mobil tidak bisa masuk ke gang-gang kecil tentunya. Tapi beneran deh, nggak ada capek-capeknya meski jalanannya menanjak karena semuanya terlihat unik dan menarik. 


Ada satu kafe yang saya suka sekali saat ke sini, yaitu Findik Cafe yang menyediakan kopi Turki, termasuk cara memasaknya yang unik karena menggunakan pasir panas. dekorasi kafenya juga cantik karena dipenuhi aksesoris kayu handmade yang juga dijual tentunya. 

Hari 6: Istanbul: Naik Feri di Selat Bosphorus, Belanja di Spice Bazaar dan Grand Bazaar
Kalau cuma mau merasakan sensasi menyebrang dari Turki yang ada di benua Eropa ke Turki bagian Asia, nggak perlu buang uanng mahal dengan ikutan tur. Cukup pake kapal feri umum yang digunakan sebagai transportasi seharu-hari penduduk lokal. Harga tiketnnya pun murah meriah. Untuk satu kali jalan hanya TL17,50. Ada beberapa pilihan feri yang berbeda dengan rute yang berbeda-beda. Namun harganya tidak akan terlalu jauh bedanya dari harga tersebut. 


Kami naik dari pelabuhan imenounou yang lokasinyaa dekat sekali dengan Spice Bazaar. Jadi setelah mencoba feri, kami belanja beberapa hal di sini. Sesuai namanya, di Spice Bazaar bisa ditemukan aneka rempah, kopi dan teh-teh-an meski ada jugaa sih, yang menjual aneka merchandise di sini. Best buy saya di sini adalah bubuk teh aroma apel yang berhara TL100 per 100 gramnya. Enak banget!

Sementara kalau di Grand Bazaar lebih banyak yang menjual aneka merchandise, scraf, syal, tas-tas, dll. Naamun saya merasakan kok, lebih otentik Spice Bazaar ya untuk barang-barang yang diperjual belikan. Dari Spice Bazaar bisa jalan kaki sekitar 10-15 menit untuk sampai ke Grand Bazaar. 

Hari 7: Istanbul: Hagia Sophia, Blue Mosque, Topkapi Palace dan Dolmabahce Palace
Sehari sebelumnya kami mencoba masuk ke Hagia Sophia dan Blue Mosque namun antrian untuk turis luar biasa panjang. Selain itu ada waktu-waktu tertentu untuk turis bisa masuk, mengingat masjid akan tertutup bagi turis pada saat waktu-waktu shalat. Jadi yang saya lakukan adalah mengunjungi kedua masjid tersebut saat shubuh sekalian untuk shalat di sana. Selain sepi, saya merasa bisa shalat lebih tenang. 

Sisa hari di Turki saya habiskan dengan mengunjungi dua istana, yaitu Topkapi dan Dolmabahce Palace dengan menggunakan Hop on Hop off Tour Bus. Kalau punya waktu terbatas, saya akan lebih memilih Dolmabahce karena saya merasakan seperti apa suasana istana tempat tinggal yang sesungguhnya. Furnitur, pajangan, dan dekorasinya benar-benar bikin saya melongo sementara Topkapi lebih terasa nuansa museum. Namun sayangnya, di dalam istana Dolmabahce terlarang untuk mengambil foto tapi foto di luarnya juga cukup instagrammable, kok. So, I am happy enough! 

Kamu sudah pernah ke Turki juga? Share dong, di kolom komentar, rekomendasi tempat yang belum ada di sini dan menurut kamu wajib dikunjungi.  

----------@yanilauwoie----------

Share:

0 komentar