My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio


Berbeda dari Eropa dan Amerika yang mengalami musim dingin, bulan Desember adalah musim panas di Australia. Karena itu, jangan berharap deh, mengalami White Christmas di Melbourne. Jangankan di musim panas, musim dingin saja tidak ada salju di Melbourne. Meskipun demikian, bukan berarti Melbourne tidak memesona saat Natal. Sudut-sudut kota ini dipenuhi dekorasi Natal dan Christmas Lights yang memukau. Dimana saja lokasinya?

1. Federation Square
Alun-alun yang berada tepat di Flinder Street Railway Station ini jadi tempat langganan bertenggernya pohon Natal besar setiap tahunnya. Selain pohon Natal, biasanya area di Federation Square juga dipenuhi hiasan Natal lainnya. Lebih seru datang ke sini pada malam hari karena kita bisa melihat lampu Natal yang berkelap-kelip. 


Video ini gabungan dari Federation Square, Melbourne Town Hall dan Southern Cross Station. Saya ambil pada Desember 2023.

2. Melbourne Town Hall
Dari Federation Square kita bisa naik tram gratis ke Melbourne Town Hall, meskipun saya pribadi lebih suka jalan kaki karena lokasinya tidak jauh. Biasanya gedung ini akan dihias dengan pita merah sehingga terlihat seperti kado Natal dan akan banyak sekali dekorasi bunga di halaman depannya. Namun tentu saja daya tariknya adalah pada malam hari ketika gedung dipenuhi permainan cahaya lampu. Cantiik!

3 State Library Victoria 
Permainan cahaya lampu juga ada. di State Library of Victoria. Jadi kalau sudah sampai di Melbourne Town Hall, jangan lupa mampir juga ke perpustakaan ini. Lokasinya berada di jalan yang sama dengan Federation Square dan Melbourne Town Hall. Lagi-lagi bisa naik tram gratis atau jalan kaki. Saran saya sih, jalan kaki karena lokasinya benar-benar dekat banget dan sekalian kita bisa melihat dekorasi Natal lainnya sepanjang jalan. 

4. Goodwin Street, Glen Iris
Bila tiga tempat di atas adalah tempat publik yang juga atraksi wisata, Goodwin Street adalah nama jalan di komplek perumahan di salah satu suburb Melbourne. Kenapa jalanan ini harus didatangi karena rumah-rumah di jalanan ini dipenuhi Christmas Lights yang luar biasa. Well, tidak semuan dekorasinya luar biasa sih, ada juga yang hanya biasa saja. Tapi ada satu rumah di ujung jalan yang Christmas Lights-nya the best banget deh, selain halaman, sekeliling pagar rumahnya juga dipenuhi Christmas Lights. 

Saya sudah dua tahun berturut-turut ke sana, tahun 2022 dan 2023 dan tetap terkagum-kagum sama berbagai printilan dekorasinya yang bikin mengaga. Tahun ini saya sempat ketemu sama pemilik rumah dan dia bilang dibutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mendekor semuannya. Ckckck!


Video ini merupakan gabungan dari rumah di Goodwin Street dan 997 Torak Road. Saya ambil pada Desember 2023. 

5. 997 Toorak Road, Camberwell
Kalau rumah yang sebelumnya butuh waktu sekitar satu bulan untuk mendekorasi rumahnya, rumah yang satu ini butuh sekitar dua bulan. Ini menurut pengakuan pemilik rumah George yang sempat kami temui. Bukan cuma sekadar hiasan Natal dan lampu-lampu cantik, George juga membuat salju buatan dari shampoo yang tentunya bikin anak-anak yang berkunjung, termasuk Noah kegirangan karena disemprot "salju". 

Rumah George masuk ke dalam 10 rumah Christmas Lights terbaik versi media Australia, The Age.  

Dekorasi Natal dan Christmas Lights ini biasanya akan mulai ada pada pertengahan November atau awal Desember hingga tahun baru. Kurang lebih sekitar sebulan kita bisa menikmati dekorasi Natal dan Christmas Lights di Melbourne.

Saran saya kalau memang waktunya tidak banyak, cukup datang ke Melbourne CBD, muter-muter di sana, akan ketemu banyak dekorasi Natal. Selain Federation Square, Melbourne Town Hall, dan State Library Victoria, di area CBD juga ada Royal Arcade, gedung H&M store, dan Southern Cross Station yang biasanya dipenuhi hiasan Natal yang cakep. 


----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Harga Makanan di Jerman (2023)

  • 6 Makanan Wajib Coba di Turki Beserta Harga dan Lokasi Membelinya

  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh Turki, Kisaran Harga dan Tempat Membelinya

  • Itinerary Trip Turki untuk 7 Hari

  • Harga Makanan di London, Inggris (2023)


Saya bikin catatan harga makanan di Jerman ini agar ingat dan bisa kebayang berapa banyak harus mempersiapkan budget bila ingin mengunjungi Jerman lagi. Catatan harga makanan di Jerman ini adalah dari trip saya ke Jerman pada November 2023. Semuanya dalam Euro. 


Saya lupa nama restorannya tapi kami makan ini di kota Weimar dan harganya 9,90. 


Heberer Tradition Baker, Frankfurt

  • Pizza mozarella: 5.90
  • Teh manis panas: 3.40
  • Kopi dengan krim: 3.50
Asia Bistro, Ilmenau
  • Nasi goreng sapi: 7,50
  • Bakmi goreng: 8,50
  • Nasi, ayam saus kacang, dan sayur: 8,50
  • Mini spring rolls (isi 9): 3,50
  • Teh manis panas: 2
  • Jus mangga, lyche dan jambu dalam kaleng: 3 
Heval Grill, Schmalkalden 
  • Pizza Margheritta (8 potong): 7,50
  • Salad: 7,50
McDonalds, Wurzburg
  • Cheeseburger: 2,70
  • Lipton Ice Tea (250ml): 2,70
  • Kentang goreng ukuran reguler: 3,90

Menurut kamu harga makanan di Jerman termasuk mahal atau biasa saja? 

----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • 6 Makanan Wajib Coba di Turki Beserta Harga dan Lokasi Membelinya

  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh Turki, Kisaran Harga dan Tempat Membelinya

  • Itinerary Trip Turki untuk 7 Hari

  • 9 Tips Terbang Jauh dengan Balita

  • Harga Makanan di New York, Amerika Serikat



Makanan Turki enak-enak! Ya paling nggak itu menurut saya, ya. Bumbunya berasa dan cocok di lidah saya. Dari beberapa yang saya makan, berikut yang menurut saya wajib dicoba. 

1. Kebab

Belum ke Turki kalau belum makan kebab. Tapi dimanakah restoran atau tempat yang menjual Turki enak di Istanbul? Setelah browsing dan mengecek review di Google, kami memutuskan untuk pergi ke Sultan Doner Kebab Restaurant. 

Tempatnya kecil dan terletak di sebelah salah satu pintu masuk Grand Bazaar. Kami memesan kebab daging sapi dengan wrap. Porsinya luar biasa besar. Saking besarnya cukup dimakan kami bertiga untuk sarapan. Tapi harap dicatat ya, porsi makan kami memang kecil. Lalu bagaimana rasanya? Enaaak! Bumbunya berasa dan daging sapinya luar biasa banyak. 

Nggak heran tempat ini terpilih sebagai "Best Doner Kebab" restaurant dri Istanbulrestaurants.net. Saat makan siang, antrian di sini juga luar biasa panjang. Untungnya kami datang pagi hari sekali, tepat saat tokonya baru buka, jadi cuma ada kami yang makan di situ. Kami pun bisa berbincang dengan salah satu penjualnya yang biasa berbahasa Indonesia. 

Untuk harga, agak sedikit mahal. Kami memesan satu Meat Doner Wrap, dua teh turki, dan satu jus pomegranate harganya TL900. Ya pantas saja sih, ukuran kebabnya juga super gede. 

2. Es Krim Turki


Es krim, terutama yang rasa pistachio di sini enaknya kebangetan! Belinya di abang-abang es krim pinggir jalan. Saya coba es krim dengan rasa ini di tukang es krim depan Hermes Cave Hotel, Cappadocia dan tukang es krim dekat Galata Tower, Istanbul, keduanya enak banget. Rasa lainnya menurut saya biasa aja tapi yang rasa pistachio benar-benar memikat lidah. 

Tapi siap-siap ya, beli es krim di pinggir jalan, akan 'dikerjain' dulu oleh mereka. Contohnya lihat aja di video di atas. 

3. Turkish Delights

Saya merekomendasikan untuk mencoba Turkish Delights untuk yang penyuka manis. Turkish Delights teksturnya kenyal seperti marshmallow. Rasanya juga beraneka, mulai dari pistachio, red velvet, oreo, dan berbagai rasa lainnya. Saya sempat membeli di toko yang di Spice Bazaar dan Cappazaar, Uchisar, Cappadocia, yang saya suka adalah yang di Cappazaar, meskipun harganya lebih mahal TL750/kg dibanding yang di Spice Bazaar TL240-330/kg. 

4. Jus Pomegranate 
Kalau yang ini bisa ditemukan dimana-mana, baik di rumah makan maupun penjual jus di pinggir jalan. Delima atau pomegranate adalah salah satu buah yang diproduksi di Turki, karena itu menu jus delima mudah ditemukan dimana-mana. Jus delima yang saya suka adalah yang dijual di dekat kolam air panas di Karahayit karena rasa manisnya pas, tidak kemanisan dan tidak terlalu kecut. Kisaran hargany antara TL20-50. Kalau di restoran, harganya bisa lebih mahal lagi. 

5. Ikan dan Ayam di Orient Express Restaurant
 
Saya dan teman saya memutuskan makan di restoran Orient Express di Istanbul karena restoran ini pernah masuk film dokumenter di Netflix. Nggak ada ekspektasi apa-apa kecuali mencoba makanan di retoran yang direkomendasikan film tersebut. 

Kami memasan Grilled Chicken dan Fish of the Day. Setelah mencobanya, reaksi saya adalah, "Ya ampun pantesan aja restoran ini masuk Netflix." Rasa kedua makanan itu bikin saya pengen nangis. Enaaak banget! Bumbunya tuh menyerap sampai ke daging-dagingnya dan berasa banget! Enak nak nak nak! Saya bisa bilang ini best food saya di Turki!

Untuk sekelas restoran, harganya pun masih masuk akal. Dua makanan, dua gelas teh, dan satu dessert (Apple Dessert with Ice Cream) hanya TL1020. 

Kamu yang pernah ke Turki, ada rekomendasi makanan Turki yang wajib coba juga nggak? Share dong, di kolom komentar!

----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh Turki, Kisaran Harga dan Tempat Membelinya

  • Itinerary Trip Turki untuk 7 Hari

  • Harga Makanan di London, Inggris (2023)

  • 9 Tips Terbang Jauh dengan Balita

  • Harga Makanan di New York, Amerika Serikat

  • Deg-degan Ditawarin Ganja di New York!


Cari oleh-oleh di Turki? Ini daftar oleh-oleh yang saya beli saat saya trip ke Turki pada Oktober 2023. Daftar oleh-oleh turki ini sudah termasuk kisaran harga dan tempat membelinya. 

1. Turkis Delight/Lokum

Kalau yang suka makanan manis, saya merekomendasikan Turkish Delight untuk dibawa pulang. Makanan manis kenyal dengan aneka rasa ini dijual di berbagai toko oleh-oleh di Turki. Saya melihatnya di Istanbul, Cappadocia, dan Pamukkale. Rasanya beraneka, ada yang rasa red velvet, pistachio, oreo, dan lain sebagainya. Hargannya pun variatif, ada yang menjualnya seharga TL240/kg (di Spice Bazaar, Istanbul), TL330/kg (di Spice Bazaar, Istanbul), sampai yang TL750/kg (di Cappazaar, Uchisar, Cappadocia). Saya membeli yang seharga 240 dan seharga 750. Bagi saya yang rasa 750 di Cappazaar jauh lebih enak daripada yang seharga 240 di Spice Bazaar. Teksturnya lebih kenyal, tidak keras dan manisnya terasa nagih. 

2. Kopi
Sama halnya dengan Turkish Delight, kopi Turki juga mudah ditemukan dimana-mana. Namun yang mau harga muraah bisa datang ke toko Cekilmis Kahve yang ada di Spice Bazaar. Di sini harga kopi bubuk dijual mulai dari TL20 untuk 56 gram hingga TL360 untuk 1 kg. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan kopi yang saya beli di Findik Cafe, Sirince seharga TL100 per 100 gram. Tapi tolong jangan tanya saya bagaimana rasanya karena saya nggak ngopi. Hehehe. 

3. Teh bubuk 
Di Spice Bazaar, Istanbul banyak sekali dijual teh bubuk aneka rasa. Yang saya beli adalah teh bubuk rasa apel dengan haarga TL100 per 100 gramnya. Rasanya? Saya sih suka banget! Aroma apelnya tercium sekali dan sudah ada rasa manisnya meskipun sedikit/sangat samar. 

4. Cokelat Pistachio

Pistachio cukup populer di Turki. Kita dengan mudah menemukan makanan dengan kandungan pistachio seperti es krim maupun cokelat atau bahkan kacang pistachionya langsung. Nah, untuk oleh-ol;eh coba deh beli cokelat pistachio yang bisa ditemukan di aneka superrmarket di Istanbul. Mereknya pun beragam namun yang saya beli adalah cokelat putih pitstachio dari Nestle dengan nama Damak Inci. Harganya TL30 per satuannya (60 gram) dan rasanya enak banget! Saya menyesal hanya membeli sedikit. 

5. Karpet

Kalau punya bagasi lebih, kayaknya wajib deh, beli karpet di Turki. Baik karpet yang handmade dengan harga mencapai jutaan rupiah atau karpet pabrikan yang bisa dibeli dengan ratusan ribu. Catat ya, karpet pabrikannya pun bagus banget motif dan kualitasnya. Saya membeli karpet pabrikan ini di Varol, shopping centre di Pamukkale. Di sini dijual karpet dengan berbagai ukuran, seperti 90 x 60cm seharga USD7,5 dan 150 x 80cm seharga USD20. Saya membeli yang ukuran kedua. Karpet sebesar itu, dengan motif dan kualitas bagus, hanya seharga 300 ribuan saja!

6. Souvenirs 

Mau bawa pulang gantungan kunci, dompet kecil, t-shirt, dan souvenir lainnya? Dan ini juga bisa ditemukan di Grand Bazaar, Istanbul, atau semua toko-toko souvenir yang ada di sekitar tempat-tempat wisata yang ada di Turki. Tapi kalau boleh saya menyarankan, sebaiknya beli di The Gallery Has yang ada di Goreme, karena selain pilihannya sangat variatif dan lengkap, harganya juga lebih murah. Misalnya nih, harga t-shirt dewasa di toko tersebut TL260, sementara di Grand Bazaar TL400. Di toko ini lengkap tersedia gantungan kunci aneka rupa, karpet, sajadah, pajangan keramik, tas, topi, perhiasan, dan buanyak lainnya. 


----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Itinerary Trip Turki untuk 7 Hari

  • 9 Tips Terbang Jauh dengan Balita

  • Harga Makanan di London, Inggris (2023)

  • Harga Makanan di New York, Amerika Serikat

  • Deg-degan Ditawarin Ganja di New York!

  • 5 Syarat Mudah Masuk Australia di Masa Pandemi



Saya harus akui bahwa saya keteteran untuk membuat blog ini tetap update padahal banyak sekali berbagai cerita perjalanan saya yang belum tertuang di sini. Namun hari ini saya ingin sekali menulis tentang Turki yang merupakan salah satu trip terbaik yang pernah saya jalani. Hanya sekitar seminggu di Turki, mulai 8 - 15 Oktober 2023 namun banyak sekali kesan yang saya dapatkan, mulai dari atraksi wisatanya, makanannya hingga keramahan orang-orangnya. 

Saya akan mulai seri tulisan di negara ini, dengan membuat catatan itinerary trip Turki berikut ini:

Hari 1: Cappadocia: Hot Air Ballon dan Green Tour
Gila, mahal banget! Itu reaksi saya saat melihat harga balon udara di Cappadocia yang mencapai 4 jutaan rupiah! Tapi setelah dipikir bahwa saya mungkin tidak akan kembali ke Cappadocia lagi dan saya harus memaksimalkan waktu di sana. Dan, setelah mencobanya, IT'S SO WORTH IT! Berada di dalam balon udara dan menatap indahnya Goreme Valley (Fairy Chimneys) dari ketinggian, tak terlukiskan rasanya. Semuanya tampak luar biasa indah dan seperti dalam negeri dongeng! Dan hal ini diamini juga oleh kedua teman trip saya, Egi dan Mira.



Total trip balon udara, mulai dijemput sampai diantar kembali ke hotel hanya menghabiskan waktu sekitar 3,5 jam (pukul 05.00 - 8.30), jadi sisa hari kami habiskan dengan mengikuti green tour. Cappadocia memiliki dua tur yang berbeda, yaitu Green dan Red Tour. Masing-masing tourr menghabiskan waktu seharian, sekitar pukul 09.00 - 17.00. Kalau memang punya waktu unntuk keduanya sebaiknya mengikuti keduanya namun karena kami juga ingin mengeksplor Cappadocia sendirian dan jalan-jalan santai di hari berikutnya maka kami memutuskan hanya mengambil Green Tour saja. 

Kenapa memilih green dan bukan yang red? Karena salah satu destinasi yang ditwarkan Green Tour ini adalah Kota Bawah Tanah Derinkuyu yang saya penasaran ingin kunjungi. Meski saya sempat mengalami sedikit rasa panik karena harus masuk sampai 7 level ke bawah tanah namun semuanya berlangsung aman dan saya sangat menikmati semua destinasi di tur ini. 

Banyak sekali tur operator yang menawarkan Green dan Red Tour ini. Destinasinya sama dan harganya pun mirip-mirip. Jadi saran saya, pilih saja yang sudah banyak orang booking dan review-nya bagus. 

Hari 2: Cappadocia: Uchisar Village, Uchisar Castle, dan Belanja di Goreme
Untungnya saya, Egi, dan Mira termasuk traveller yang nyantai. Maksudnya kami tidak memaksakan harus mengunjungi semua tempat di Cappadocia. Bagi kami yang penting kami menikmatinya. Karena itu saat nemu satu tempat yang asyik, kami bisa cukup lama menikmati di tempat itu. Contohnya seperti di Uchisar Village, kami sempat nongkrong lama di kafe yang asyik banget, yaitu Ciko Garden Panorama. Pemandangan di sini spektakuler banget karena view-nya Uchisar Castle atau Kastil Uchisar dan fairy chimneys. Harga makanannya pun murah meriah dengan rasa yang lumayan. Dari sini, tinggal jalan kaki 5 menit sudah sampai kastil. 



Dari Uchisar Castle tinggal naik taksi tidak sampai 10 menit sudah langsung sampai Goreme. Goreme ini merupakan village atau desa di Cappadocia yang paling ramai. Penginapan dan restoran berjejer di sini. Suasana malam di sini juga jauh lebih ramai dibanding Uchisar. 

Di sini juga banyak tempat belanja. Gampang banget cari berbagai oleh-oleh di sini. Kami menemukan tempat belanja oleh-oleh di Cappadocia yang cukup murah meriah dan banyak pilihannyaa, ya di Goreme ini. Nama tempat oleh-olehnya adalah The Gallery Has (Jevellery Shop). Setelah membandingkan ke beberapa toko di sekitar Goreme, toko ini yang harga-harganya cukup bersaing dan bahkan banyak barang yang lebih murah harganya dibandingkan di toko lainnya.   

Hari 3: Pamukkale: Belanja di Varol, Laodikya/Laodicea, Gua Kaklik, dan Karahayit
Sejujurnya semua tempat yang ada di hari ketiga ini tidak ada di dalam agenda kami. Semua tempat ini berdasarkan saran dari pemilik penginapan dan sopir yang mengantar kami. Ya, kami menyewa mobil. Namun sungguhlah tidak menyesal mendengarkan saran orang lokal. Karena semua tempat yang kami kunjungi benar-benar saya sukai. 

Kami memulai hari di Pamukkale dengan berbelanja di Varol. Ini adalah shopping centre yang menjual berbagai macam barang. Mulai dari baju, tas, dompet, handuk, syal hingga karpet. Semua barang di sini didiskon 50%. Jadi akan ada petugas yang langsung memberikan kupon diskon begitu kita masuk dan kita harus menyerahkan kupon itu ke kasir saat membayar. 

Menurut saya sih, ini bukan benar-benar diskon ya. Mereka sudah menaikkan harga dua kali lipat agar pembeli bisa merasa senang mengira mendapatkan diskon 50%. Tapi terlepas dari dugaan saya benar atau salah, harga karpet di sini setelah diskon murahnya keterlaluan. Contohnya ada karpet ukuran 90 x 60cm cuma USD7,5 (setelah diskon). Saya sendiri beli yang ukuran 150 x 80cm dengan harga USD20 (setelah diskon). Meski buatan mesin namun motif dan kualitasnya baguuus banget! 

Dari belanja, kami ke Laodikya. Pada zaman kerajaan Romawi kuno, kota ini termasuk ke dalam salah satu kota yang makmur sebagai pusat keuangan. Saking makmurnya, ketika kota sempat hancur karena gempa bumi besar, kota ini bisa membiayai dirinya sendiri untuk kembali pulih.  

Setelah panas-panasan di Laodikya, kami mengunjungi Gua Kaklik atau Kaklik Cave. Sama seperti Laodikya, gua ini tidak ada di dalam list tujuan wisata kami. S Gua Kaklik ini benar-benar bikin saya mengaga. Bayangkan gua bongkahan batu mineral dengan tetesan air dan membentuk sungai kecil. Aduh, indah banget! 


Kami menutup hari dengan mengunjungi Karahayit. Menurut bapak sopir kami, Karahayit ini sebenarnya tidak lagi masuk area Pamukkale, meski letaknya pas di perbatasan Pamukkale. Di sini ada pusat air panas alami. Saat di sini, kami sempat bertemu dengan orang-orang lokal yang sedang berendam kaki di sini. Orang-orang lokal tersebut sangat hangat. Pipi saya sempat dicium oleh salah satu ibu-ibu. Hahaha. Sangat hangat, sehangat air mineral di kaki kami. 

Hari 4: Pamukkale: Hierapolis
Tempat ini adalah reruntuhan dari kerajaan Romawi kuno. Jadi pastinya di sini ada amfiteater Romawi yang sangat khas dan berbagai sisa reruntuhan lainnya. Namun yang membuat saya nyaris menitikkan airmata karena bagusnya tempat ini adalah travertine, yaitu bongkahan batu yang merupakan endapan dari air mineral dan berwarna putih layaknya salju. Aduh, bagusnya tak terkira. Ya meski, saya sempat mengalami momen Instagram vs Reality karena ada beberapa undakan Travertine yang kering air namun secara keseluruhan tempat ini mampu menghipnotis saya. Bagusnya kebangetan! 


Di sini juga terdapat kolam pemandian air panas yang bernama Cleopatra's Pool. Namun untuk masuk ke sini harus membeli tiket lagi. Kalau tidak salah harganya TL200. Sementara untuk masuk ke dalam Hierapolis sendiri (sudah termasuk Travertine) harga tiket masuknya TL750. 

Hari 5: Izmir: Ephesus the Ancient City dan Sirince
Dibandingkan Hierapolis dan Laodikya, Ephesus adalah peninggalan kerajaan Romawi kuno yang terbesar. Maksudnya paling besar diantara tiga yang kami kunjungi itu ya. Di sini reruntuhannya juga sangat banyak. Dari amfiteater, perpustakaan, pusat arsip, shopping centre hingga toilet umum masih bisa dilihat di sini. Jadi kalau memang tidak ada waktu untuk mengunjungi rerentuhan Romawi lainnya, ke sini saja sudah cukup. Tapi siap-siap aja ya bersaing dengan banyaknya turis di sini. 

Tidak jauh dari Ephesus, ada desa kecil bernama Sirince. Desa ini cute banget. Rumah-rumah di atas perbukitan dengan gang-gang kecil bebatuan dan banyak toko-toko kecil dan rumah makan di sekitarnya. Untuk menyusuri Sirince kita harus berjalan kaki karena mobil tidak bisa masuk ke gang-gang kecil tentunya. Tapi beneran deh, nggak ada capek-capeknya meski jalanannya menanjak karena semuanya terlihat unik dan menarik. 


Ada satu kafe yang saya suka sekali saat ke sini, yaitu Findik Cafe yang menyediakan kopi Turki, termasuk cara memasaknya yang unik karena menggunakan pasir panas. dekorasi kafenya juga cantik karena dipenuhi aksesoris kayu handmade yang juga dijual tentunya. 

Hari 6: Istanbul: Naik Feri di Selat Bosphorus, Belanja di Spice Bazaar dan Grand Bazaar
Kalau cuma mau merasakan sensasi menyebrang dari Turki yang ada di benua Eropa ke Turki bagian Asia, nggak perlu buang uanng mahal dengan ikutan tur. Cukup pake kapal feri umum yang digunakan sebagai transportasi seharu-hari penduduk lokal. Harga tiketnnya pun murah meriah. Untuk satu kali jalan hanya TL17,50. Ada beberapa pilihan feri yang berbeda dengan rute yang berbeda-beda. Namun harganya tidak akan terlalu jauh bedanya dari harga tersebut. 


Kami naik dari pelabuhan imenounou yang lokasinyaa dekat sekali dengan Spice Bazaar. Jadi setelah mencoba feri, kami belanja beberapa hal di sini. Sesuai namanya, di Spice Bazaar bisa ditemukan aneka rempah, kopi dan teh-teh-an meski ada jugaa sih, yang menjual aneka merchandise di sini. Best buy saya di sini adalah bubuk teh aroma apel yang berhara TL100 per 100 gramnya. Enak banget!

Sementara kalau di Grand Bazaar lebih banyak yang menjual aneka merchandise, scraf, syal, tas-tas, dll. Naamun saya merasakan kok, lebih otentik Spice Bazaar ya untuk barang-barang yang diperjual belikan. Dari Spice Bazaar bisa jalan kaki sekitar 10-15 menit untuk sampai ke Grand Bazaar. 

Hari 7: Istanbul: Hagia Sophia, Blue Mosque, Topkapi Palace dan Dolmabahce Palace
Sehari sebelumnya kami mencoba masuk ke Hagia Sophia dan Blue Mosque namun antrian untuk turis luar biasa panjang. Selain itu ada waktu-waktu tertentu untuk turis bisa masuk, mengingat masjid akan tertutup bagi turis pada saat waktu-waktu shalat. Jadi yang saya lakukan adalah mengunjungi kedua masjid tersebut saat shubuh sekalian untuk shalat di sana. Selain sepi, saya merasa bisa shalat lebih tenang. 

Sisa hari di Turki saya habiskan dengan mengunjungi dua istana, yaitu Topkapi dan Dolmabahce Palace dengan menggunakan Hop on Hop off Tour Bus. Kalau punya waktu terbatas, saya akan lebih memilih Dolmabahce karena saya merasakan seperti apa suasana istana tempat tinggal yang sesungguhnya. Furnitur, pajangan, dan dekorasinya benar-benar bikin saya melongo sementara Topkapi lebih terasa nuansa museum. Namun sayangnya, di dalam istana Dolmabahce terlarang untuk mengambil foto tapi foto di luarnya juga cukup instagrammable, kok. So, I am happy enough! 

Kamu sudah pernah ke Turki juga? Share dong, di kolom komentar, rekomendasi tempat yang belum ada di sini dan menurut kamu wajib dikunjungi.  

----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • 9 Tips Terbang Jauh dengan Balita

  • Harga Makanan di London, Inggris (2023)

  • Harga Makanan di New York, Amerika Serikat

  • Deg-degan Ditawarin Ganja di New York!

  • 5 Syarat Mudah Masuk Australia di Masa Pandemi

  • Persyaratan Masuk Amerika Serikat Saat Pandemi COVID-19

Setelah lima tahun berlalu, saya kembali mengunjungi Inggris. Kali ini untuk kepentingan pekerjaan. Menghabiskan waktu selama seminggu pada bulan Oktober 2023, berikut beberapa harga makanan di London yang sempat saya coba dan catat. Semua harga dalam GBP atau Pound sterling. 


  • Kebab dan kentang goreng di Crystal Kebab area King's Cross Station, London: 12
  • Paket sarapan di McDonalds: 4,99
  • Sayap ayam (isi 8) dan kentang goreng di Wingstop: 10,09
  • Kentang goreng spiral di Mr. Chips, Portobello Market: 8,50
  • Chicken & waffle dan cokelat panas di Wondertree, bandara Heathrow: 20,47
  • Air mineral 500ml di vending machine Travelodge Hotel: 2,40
  • Air mineral 500ml di Panopolis, Euston Station: 2,59 

Tidak banyak harga makanan di London yang bisa saya catat, karena kebanyakan makanan yang saya makan disediakan oleh kantor saya sehingga saya tidak tahu berapa harganya. Tapi kalau dari catatan harga makanan di atas, saya bisa bilang bahwa harga makanan di London cukup mahal.  

----------@yanilauwoie----------

Find me at: 
Instagram: @yanilauwoie
Twitter: @yanilauwoie
YouTube: YaniLauwoie

Blog Sebelumnya:
  • 9 Tips Terbang Jauh dengan Balita

  • Harga Makanan di New York, Amerika Serikat

  • Deg-degan Ditawarin Ganja di New York!

  • 5 Syarat Mudah Masuk Australia di Masa Pandemi

  • Persyaratan Masuk Amerika Serikat Saat Pandemi COVID-19



Menurut saya, tidak ada penerbangan yang lebih menantang daripada terbang dengan balita yang luar biasa aktif, seperti Noah! Tantangan terbesarnya tentunya membuat si anak super aktif ini bisa duduk berjam-jam di dalam pesawat tanpa membuat kehebohan. Tidak mudah dilakukan tapi bisa sedikit diakali. 

Berikut tips terbang jauh dengan balita berdasarkan pengalaman saya terbang bolak-balik Melbourne - Jakarta dengan Noah. 

1. Pilih terbang direct daripada transit
Noah pernah terbang direct Jakarta - Melbourne dan sebaliknya yang memakan waktu sekitar 7 jam dan pernah juga terbang transit Melbourne - Sydney - Jakarta yang memakan waktu sekitar 13 jam. Dari dua pengalaman tersebut, yang paling menantang adalah terbang transit, selain karena harus naik turun pesawat, durasinya juga membuat Noah luar biasa nggak betah. Ya kebayang, kita aja orang dewasa suka mati gaya duduk di dalam pesawat berjam-jam, apalagi anak usia 2 - 3 tahun yang bawaannya ingin main dan jingkrak-jingkrakan terus-menerus. Karena itu, kalau memang ada pilihan terbang direct, sebaiknya itu yang dipilih, kecuali kita tidak punya pilihan lagi, ya.  

2. Usahakan pilih jam penerbangan di jam tidur anak
Sama seperti yang pertama, kalau memang kita ada pilihan untuk memilih jam terbang yang bertepatan dengan waktu tidur anak, pilihlah jam tersebut. Bila anak bisa tidur berjam-jam di dalam pesawat, percayalah ini akan sangat mempermudah hidup kita dan membuat kita tenang sementara. 

3. Bawa makanan favorit
Kita memang bisa mendapatkan makanan di dalam pesawat tapi belum tentu makanan-makanan tersebut adalah yang disukai oleh anak, karena itu saya selalu membawa makanan favorit Noah untuk memastikan dia tidak kelaparan dan cranky di dalam pesawat. Contohnya saya pernah membawa mangga kupas, cookies, dan sultana yang semuanya dihabiskan Noah di dalam pesawat. Oh, tidak lupa saya juga membawa botol berisi fresh milk yang jadi kesukaannya.  

Biasanya petugas bandara yang bagian pemindaian tas akan mengizinkan membawa makanan dan minuman selama itu untuk anak-anak. Hanya saja, jangan lupa menghabiskan makanan yang berpotensi bermasalah sebelum mendarat dan masuk ke negara yang dituju, seperti misalnya buah-buahan atau daging-dagingan. Kalaupun anak kita tidak bisa menghabiskannya, sebaiknya makanan tersebut ditinggalkan di dalam pesawat atau dibuang sebelum memasuki area bea cukai. Nggak mau kena denda, kan?

4. Siapkan tontonan favorit
Tidak semua tayangan di pesawat akan disukai oleh anak kita, jadi sebaiknya kita siapkan sendiri di gawai tontonan yang menjadi favorit anak kita. Biasanya saya suka download tayangan-tayangan favorit Noah di Netflix sehingga dia bisa menontonnya meskipun tidak ada koneksi internet karena Netflix menyediakan fitur untuk ditonton offline. 

5. Bawa mainan favorit
Ketika terbang Melbourne - Jakarta sekitar sebulan lalu, saya siapkan beberapa mainan kecil yang sedang disukai Noah, seperti dinosaurus dan excavator. Mainan-mainan ini lumayan bisa menenangkan dia karena ada sesuatu yang sangat familiar yang dia bisa pegang selama yang dia mau. 

6. Siapkan aktivitas yang bisa membunuh waktu
Selain membawa mainan-mainan yang disukai Noah, saat itu saya juga menyiapkan berbagai hal yang bisa membuatnya sibuk selama beberapa saat. Misalnya, beberapa puzzles, buku bacaan, buku stiker, dan buku mewarnai. Lumayan banget kegiatan ini bisa menyita perhatian Noah selama sekitar 1 - 2 jam.    

7. Jalan-jalan di dalam pesawat 
Kalau anak sudah bosan banget, nggak bisa diam duduk di kursinya, coba deh, bawa jalan-jalan di lorong pesawat. Bisa sambil digendong atau dia jalan-jalan sendiri dan kita ikuti saja dari belakang. Berdasarkan pengalaman saya, ini cukup membantu mood anak kembali membaik. 

8. Bawa baju ganti
Karena Noah nggak bisa diam dan apa-apa maunya dikerjakan sendiri, jadi bisa dipastikan waktu makan dan minum akan meninggalkan banyak noda di bajunya. Belum lagi, saat dia maunya hanya gogoleran di lantai pesawat, bisa dipastikan bajunya kotor nggak karu-karuan. Karena itu, saya selalu menyiapkan baju ganti di dalam tas backpack Noah. 

9. Hati-hati dengan botol minum yang bisa 'meledak'
Saya baru tahu bahwa tekanan udara di dalam pesawat bisa 'meledakkan' botol minuman atau botol-botol lain yang berisi cairan. Ini kejadian saat kami terbang dari Melbourne ke Jakarta. Noah meminta minum susu dan saya dengan biasanya membuka botol susu dengan cara memberdirikan sedotan di atas botol dari posisi semula yang tertidur. Tahu-tahu tanpa saya duga, susu yang ada di dalam botol menyembur layaknya air mancur. Subhanallah, basah kemana-mana, termasuk ke penumpang depan kami. 

Jadi saran saya, kalau mau bawa minuman, pilih botol yang tanpa sedotan karena sedotan itu yang mendorong udara dari dalam botol hingga cairan menyembur ke luar.  

Ada yang punya pengalaman terbang jauh dengan balita juga? Bagi tipsnya dong, di kolom komentar. 

Find me at:
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Harga Makanan di New York, Amerika Serikat

  • Deg-degan Ditawarin Ganja di New York!

  • 5 Syarat Mudah Masuk Australia di Masa Pandemi

  • Persyaratan Masuk Amerika Serikat Saat Pandemi COVID-19

  • Drama Menginap di 'Gubuk' Saat Pandemi

Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ▼  2023 (7)
    • ▼  December (3)
      • 5 Lokasi Christmas Lights dan Dekorasi Natal di Me...
      • Harga Makanan di Jerman (2023)
      • 6 Makanan Wajib Coba di Turki Beserta Harga dan Lo...
    • ►  November (2)
      • 6 Rekomendasi Oleh-oleh Turki, Kisaran Harga dan T...
      • Itinerary Trip Turki untuk 7 Hari
    • ►  October (1)
      • Harga Makanan di London, Inggris (2023)
    • ►  April (1)
      • 9 Tips Terbang Jauh dengan Balita
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (6)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes