My Travel Stories

Lots of memories I can't keep, that's why I write.

Powered by Blogger.
  • Home
  • Indonesia
  • Asia
  • Australia
  • Eropa
  • Amerika
  • Travel Tips
  • Itinerary
  • Portfolio
ONE80º Hostels adalah hostel pertama yang saya inapi dari rangkaian EuroTrip saya. Saya menginap di sini pada 1 – 4 September 2013. Ini kesan yang saya rasakan saat menginap di hostel yang beralamat di Otto Braun Str. 65, Mitte, Berlin 10178 ini.

Plus:

  • Modern. Saya sangat suka dengan desain lobby-nya yang modern. Sangat terlihat masa kini.
  • Internet. Terdapat free wi-fi yang bisa diakses sampai ke dalam kamar tidur. Selain itu, disediakan juga akses internet beserta pc-nya gratis. Namun ini, hanya tersedia di lobby.
  • Lift. Say goodbye sama pinggang sakit karena harus naik tangga sambil gotong-gotong koper seberat 20 kg, soalnya di sini ada lift.
  • Storage. Terdapat beberapa tempat penyimpanan barang. Ada loker kecil untuk menyimpan beberapa baju. Ada juga lemari kecil yang saya gunakan sebagai penyimpanan berbagai charger. Lalu ada container di bawah ranjang. Yang bisa digunakan untuk meletakkan koper kecil sampai sedang.
  • Colokan. Masing-masing tempat tidur memiliki 2 colokan sendiri. Selain itu ada lagi colokan yang di luar tempat tidur. Jadi nggak akan rebutan colokan untuk nge-charge handphone atau kamera.
  • Lampu baca. Di masing-masing tempat tidur ada lampu baca kecil. Jadi siapapun yang mau baca tidak perlu menyalakan lampu utama yang ada di dalam kamar.
  • Seprai. Tiap tamu dapat seprai dan sarung bantal baru. Tapi jangan harap akan dipasangkan oleh petugas hostel. Kita lah yang harus memasang sendiri. Saya sih, nggak masalah, yang penting dapat seprai baru :)
  • Kamar mandi. Jumlah kamar mandinya banyak dan dibedakan antara kamar mandi pria dan wanita. Desain kamar mandinya juga cukup oke untuk ukuran hostel. Sayangnya, kamar mandi ini ada di luar kamar.
  • Wastafel. Meskipun kamar mandi ada di luar namun di dalam kamar terdapat wastafel. Jadi kalau sekedar cuci muka atau sikat gigi bisa di dalam kamar aja.
  • Jendela besar. Sirkulasi udara dijamin oke karena terdapat jendela besar.
  • Lokasi. Tempat ini mudah ditemukan karena lokasinya di pinggir jalan raya. Dekat juga ke beberapa tempat wisata. Mau ke Berlin Dome, Berlin TV Tower atau Alexanderplatz (yang terdapat World Time Clock) tinggal jalan kaki saja. 

 Teman seperjalanan saya, Feny di kamar hostel kami

Minus:

  • Kamar kecil. Untuk kamar dormitory yang sama-sama menampung 6 orang, kamar di sini terbilang kecil bila dibandingkan dengan hostel yang saya inapi di Hostella (Hostel Female Only) dan Skybackpackers– The Liffey. 

Overall:
Dengan harga 43 Euro untuk 1 orang selama 3 malam, hostel ini sangat recommended. Ini adalah hostel kedua favorit saya setelah Fusion Hotel dalam rangkaian EuroTrip saya. Bila ingin melihat seperti apa keseluruhan kamarnya bisa ditonton di sini.

Note:
Yang saya tulis diatas adalah berdasarkan pengalaman yang saya coba/rasakan langsung. Sangat mungkin mereka memiliki fasilitas lain di luar yang saya tulis. 

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie

YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:

  • EuroTrip: Harga Makanan di Berlin, Jerman
  • EuroTrip: Locker Rent Bikin Panik
  • EuroTrip: Pangeran-pangeran Koper
  • EuroTrip: Balada Kamar Dormitory

Blog Sebelumnya:

  • Penginapan di Paris, Prancis: City Résidence Marne-La-Vallée-Bry-Sur-Marne
  • Penginapan di Roma, Italia: Hostella (Hostel Female Only)
  • Penginapan di Praha, Ceko: Fusion Hotel
  • Penginapan di Dublin, Irlandia: Abbey Court Hostel
Dibandingkan dengan kota-kota lain yang saya datangi ketika EuroTrip September 2013 lalu, Paris adalah kota tersulit bagi saya untuk menemukan penginapan. Pasalnya dengan kualitas dan fasilitas yang sama dengan hostel-hostel di pusat kota Berlin, Roma atau Praha, harga hostel di Paris jauh lebih mahal. Alhasil saya pun harus melipir ke pinggiran kota dan menginap di Appart Hotel City Résidence Marne-La-Vallée-Bry-Sur-Marne. Menginap di tempat yang beralamat di Résidence La Garenne, 80, Avenue Georges Clemenceau, 94360 Bry-sur-Marne, Prancis ini pada 4 – 6 September 2013, ini kesan yang saya rasakan.   

Plus:

  • Apartemen Luas. Dengan 2 kamar tidur, 1 ruangan (yang berisi 1 kasur, meja dan kursi makan, teve dan dapur), 1 toilet dan 1 kamar mandi yang berisi bathtub, apartemen ini sangat luas. Saya yang menginap di sini dengan 2 orang teman sepakat apartemen ini bisa menampung 6 orang. Penginapan terluas selama EuroTrip saya.  
  • Balcony. Jangankan jendela besar, di sini bahkan ada balcony. Tapi sayangnya saya tidak punya waktu untuk sekedar duduk-duduk di sini.
  • Lemari. Bukan lemari unyu untuk menyimpan barang-barang kecil. Tapi lemari sungguhan yang besar dan bisa menyimpan banyak baju.
  • Fasilitas super oke. Teve, kompor, meja + kursi makan, alat makan (piring, gelas, sendok, dll), kulkas sampai mesin cuci tersedia di sini. Kalau bukan karena bingung bagaimana cara menyalakan mesin cucinya, saya pasti sudah mencuci di sini ;p
  • Bathtub. Ini wajib banget saya masukkan sebagai kelebihan. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berendam di bathtub setelah jalan-jalan seharian. Meskipun saya tidak melakukannya sih, karena waktunya benar-benar habis buat jalan-jalan ;p
  • Toiletries. Bukan cuma disediakan handuk, mereka juga menyediakan sabun dan shampoo. Berasa seperti di hotel, deh.
  • Hairdryer. Yap, saya sudah bilang kan, rasanya seperti menginap di hotel? ;p
  • Free wi-fi. Koneksi wi-fi-nya bisa dipakai di lobi dan kamar.
  • Dekat stasiun. Iya memang lokasinya di pinggir kota Paris. Namun enaknya, dari appart hotel ini hanya perlu jalan kaki 5 menit untuk sampai stasiun RER Bry-sur-Marne. RER ini bisa membawa kita ke pusat kota Paris, Disneyland dan bandara.

Minus:
  • Lokasi. Kalau bukan karena lokasinya yang di pinggir kota Paris, appart hotel ini bisa dibilang nyaris sempurna. Sayangnya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit – 1 jam untuk sampai pusat kota (tergantung tujuan) dengan menggunakan RER. Agak menyulitkan ketika kita mau pulang agak malam karena harus memperhatikan jadwal RER.
  • Resepsionis. Karena tidak ada resepsionis yang berjaga 24 jam, jadi kalau sampai di tempat ini untuk pertama kalinya benar-benar harus memperhatikan petunjuk agar bisa masuk kamar. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini.

Overall:
Dengan fasilitasnya, harga 164 Euro untuk 3 orang selama 2 malam menurut saya sangat sebanding. Recommended!

Note:
Yang saya tulis diatas adalah berdasarkan pengalaman yang saya coba/rasakan langsung. Sangat mungkin mereka memiliki fasilitas lain di luar yang saya tulis. 



----------@yanilauwoie----------


Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie
YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • EuroTrip: Harga Makanan di Paris, Prancis
  • EuroTrip: Melepas Koyo di Menara Eiffel
  • EuroTrip: Koper Melayang di Paris

Blog Sebelumnya:
  • Penginapan di Roma, Italia: Hostella (Hostel Female Only)
  • Penginapan di Praha, Ceko: Fusion Hotel
  • Penginapan di Dublin, Irlandia: Abbey Court Hostel
  • Hostel di Dublin, Irlandia: Sky Backpackers-The Liffey
Menghabiskan waktu di Roma, Italia dari 10 – 12 September 2013, saya menginap di Hostella (Hostel Female Only). Seperti apa hostel yang beralamat di via Gaeta 70, Rome, Italy 00185 ini? Ini lah plus minus yang saya rasakan.  

Plus:
  • Khusus cewek. Ini plus utama yang saya rasakan. Karena hostel ini khusus cewek, jadi berasa lebih nyaman aja saat tidur.
  • Kamar luas. Saya tidur di kamar dormitory berisi 6 orang. Terdapat 2 ranjang tingkat untuk 4 orang yang berada dalam kamar berbentuk segi empat kemudian 2 ranjang single untuk 2 orang yang berada di bagian sayap kamar. Untuk jumlah tempat tidur tersebut, kamar ini cukup luas.
  • Jendela besar. Nggak perlu komen banyak, jendela besar selalu sempurna.
  • Homey. Saya mendapat kesan bahwa hostel ini dulunya adalah tempat tinggal. Soalnya bentuknya sangat minimalis, khas apartemen. Hanya terdapat kamar – kamar tidur dengan kamar mandi – kamar mandi di depan kamar. Lalu ada ruang makan (yang bisa berfungsi juga sebagai ruang baca) beserta dapur. Dan meja resepsionis terletak antara kamar pojok dan ruang makan. Hostel kecil tapi justru membuat saya merasa nyaman seperti di rumah.
  • Kamar mandi bagus. Kamar mandinya pun seperti kamar mandi rumahan. Bersih dan berdesain bagus. Untuk ukuran hostel, ini kamar mandi terbagus yang pernah saya lihat selama EuroTrip saya.
  • Sarapan. Disediakan sarapan dengan menu croissant, yogurt, buah, susu, kopi dan teh.
  • Internet. Selain koneksi wi-fi, tersedia juga komputer dengan koneksi internet.
  • Lemari. Disediakan lemari kecil untuk menyimpan barang-barang kecil atau surat-surat. Namun kita harus membawa gembok sendiri.
Common room/ ruang makan/ ruang baca

Minus:
  • Lokasi. Dari Termini Station memang dekat. Tinggal jalan kaki saja. Namun bukan itu yang saya maksud. Lokasi di sini dalam artian, letak hostel yang berada dalam komplek apartemen, sangat susah ditemukan. Tidak ada plang nama yang terlihat jelas. Jadi untuk sampai ke sini benar-benar harus memperhatikan alamat kemudian memencet tombol intercom. Setelah itu, akan ada petugas hostel yang menjemput ke bawah untuk membukakan pintu.
Overall:
Dengan harga 55 Euro untuk 1 orang selama 2 malam (sebenarnya harga hostelnya saja 51 Euro namun pemerintah Roma menetapkan pajak turis, yang saat itu sebesar 2 Euro per malam), hostel ini lumayan oke. Tidak mengecewakan.

Note:
Yang saya tulis diatas adalah berdasarkan pengalaman yang saya coba/rasakan langsung. Sangat mungkin mereka memiliki fasilitas lain di luar yang saya tulis. 

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Baca Juga:
  • EuroTrip: Orang Italia Juga Suka Gratisan
  • EuroTrip: Dikejar-kejar Pria Italia
  • EuroTrip: “Dimarahi” Pelayan di Roma
Blog Sebelumnya:
  • Penginapan di Praha, Ceko: Fusion Hotel
  • Penginapan di Dublin, Irlandia: Abbey CourtHostel
  • Hostel di Dublin, Irlandia: Sky Backpackers -The Liffey
  • Jauh-jauh ke Irlandia Untuk Foto Kambing
Dari semua penginapan yang saya tinggali saat melakukan EuroTrip pada September 2013, Fusion adalah favorit saya. Ini kesan yang saya rasakan saat menginap di hotel yang beralamat di Panska 9, 11000, Prague 1, Czech Republic ini pada 12 – 14 September 2013.

Plus:
  • Lokasi Strategis. Hotel ini letaknya dekat sekali dengan Wenceslas Square, salah satu square terkenal di Praha setelah Old Town Square. Di sekitaran Wenceslas square banyak restoran, toko (baju, sepatu, souvenir) dan money changer. Dari sini juga tidak jauh bila ingin jalan kaki ke Old Town Square. 
  • Kamar Mandi. Kamar dormitory yang saya tempati ini memiliki kamar mandi di dalam kamar tidur. Ini membuat hotel ini langsung dapat nilai tinggi dari saya :)
  • Jendela. Terdapat jendela besar yang menghadap ke jalan. Lagi-lagi saya harus memberi nilai plus untuk penginapan yang memiliki jendela besar sehingga membuat sirkulasi udara berjalan lancar.
  • Handuk. Hotel ini menyediakan handuk. Bagi saya ini fasilitas yang cukup oke untuk budget hotel. 
  • Lemari Kecil. Di dalam kamar terdapat lemari berbentuk tinggi langsing seperti lemari buku. Lumayan untuk menyimpan baju bekas pakai atau barang-barang kecil lainnya. 
  • Lampu dan Colokan. Saat saya menginap di sana, saya kebagian ranjang tingkat bagian atas. Nah, yang menyenangkannya adalah di dinding bagian kepala ranjang terdapat colokan dan lampu baca. Jadi bisa nge-charge leluasa tanpa harus turun naik ranjang dan bisa baca saat lampu kamar sudah mati.   
  • Free Wi-fi. Koneksi free wi-fi-nya cukup oke. Lancar digunakan di dalam kamar sekalipun. 
  • Desain. Hotel ini memiliki desain yang modern dan artsy. Di kamar saya saja dindingnya dilukis dengan gambar yang cukup nyeni. 
  • Lift. Siapapun yang jalan-jalan dengan budget terbatas sambil membawa koper seberat 20 kg akan setuju bahwa fasilitas lift di budget hotel adalah suatu kemewahan. Karena di sini ada lift, saya nggak perlu repot naik turun tangga sambil angkat koper. Bebas encok ;p
  • Upgrade. Saya memesan kamar dormitory yang berisi 6 orang namun entah kenapa saat sampai di sana, saya dapat kamar dormitory yang berisi 4 orang. Untung banget kan, bisa naik kelas dengan harga tetap? Lebih untung lagi, kamar untuk 4 orang itu hanya ditempati oleh 2 orang, saya dan seorang turis dari Amerika.


Tangga sekaligus tempat gantung handuk

Minus:
  • Privasi. Antara ranjang satu dengan yang lain sangat berdekatan. Ini bikin privasi agak kurang bila kita menginap dengan orang yang tidak dikenal.
  • Sarapan. Kalau mau membandingkan harga, dengan harga yang sama saya mendapatkan sarapan di Abbey Court Hostel, Dublin. Di sini, tidak. Tapi saya tidak mempermasalahkan sarapan selama bisa dapat kamar mandi di dalam kamar :) Eh tapi bukan berarti mereka tidak menyediakan sarapan ya. Sarapan disediakan tentu dengan menambah biaya.

Overall:
Dengan harga 44 Euro untuk 1 orang selama 2 malam, tempat ini amat sangat recommended!

Note:
Yang saya tulis diatas adalah berdasarkan pengalaman yang saya coba/rasakan langsung. Sangat mungkin mereka memiliki fasilitas lain di luar yang saya tulis. 




Psst, sedang mencari penginapan di Praha? Klik banner di bawah ini ya. Banyak pilihan hotel di Praha dengan harga terjangkau. Diskonnya bisa mencapai 30%, lho!


----------@yanilauwoie----------

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie

Blog Sebelumnya:
  • Penginapan di Dublin, Irlandia: Abbey Court Hostel
  • Hostel di Dublin, Irlandia: Sky Backpackers - The Liffey
  • Jauh-jauh ke Irlandia Untuk Foto Kambing
  • One Day Tour di Irlandia: Lagi-lagi Mendapat Pelajaran


Saat di Dublin, saya menginap di dua hostel. Abbey Court adalah hostel kedua yang saya inapi. Saya menginap di sini pada 18 – 20 September 2013. Ini yang saya rasakan ketika menginap di hostel yang beralamat di 29 Bachelors Walk, Dublin, D1, Irlandia.



Plus:
  • Lokasi Strategis. Tempat ini berdekatan dengan hostel pertama saya di Dublin, Sky Backpackers – The Liffey. Sama dengan hostel tersebut, dari hostel ini kemana-mana dekat. Ke tempat-tempat wisata seperti Temple Bar, Dublin Castle dan Trinity College tinggal jalan kaki saja. Lokasinya juga dekat dengan resto-resto dan pusat berbelanjaan.
  • Jendela. Sirkulasi udara oke karena terdapat beberapa jendela di dalam kamar.
  • Kamar Mandi. Di lantai kamar saya terdapat kamar mandi yang kalau tidak salah, ada 4 atau 5 kamar mandi. Bentuknya kamar berderet dengan gorden sebagai penutup. Jumlah ini ditambah dengan 1 toilet yang didalamnya bisa untuk mandi juga. Lalu, saya sempat melihat di lantai lain juga terdapat deretan kamar mandi. Jadi, lumayan banyak jumlahnya. 
  • Ruang Komputer. Di sini terdapat satu ruangan yang berisi beberapa komputer dengan akses internet. Enaknya, kita bisa menggunakannya dengan gratis. Saya pun sempat mencobanya dan koneksinya lumayan cepat.
  • Sarapan. Harga kamar yang saya bayarkan sudah termasuk sarapan. Sarapannya di ruang khusus makan yang berisi banyak meja. Yang menyenangkan, selain tersedia aneka roti, sereal, jus, kopi dan susu, mereka juga menyediakan buah-buahan. Untuk ukuran hostel, buah-buahan itu seperti barang langka.
Foto: Dok. Abbey Court Hostel

Minus:
  • Wi-fi. Sebenarnya saya bingung mau mengkategorikan wi-fi ini sebagai kelebihan atau kekurangan. Maksudnya begini, mereka menyediakan fasilitas free wi-fi tapi saat saya di sana, wi-fi ini tidak bisa connect sama sekali di handphone Samsung Galaxy saya. Setelah saya komunikasikan dengan petugas hotel, dia bilang handphone saya nggak compatible. Sedih :’(
  • Kamar Kecil. Saya menginap di kamar dormitory untuk 6 orang. Kamar ini berisi 3 ranjang tingkat. Kamar ini kecil bila dibandingkan hostel saya sebelumnya, Skybackpackers – The Liffey.  

Overall:
Dengan harga 44 Euro untuk 1 orang selama 2 malam, fasilitas yang didapat sesuai lah. Recommended! 

Note:
Yang saya tulis diatas adalah berdasarkan pengalaman yang saya coba/rasakan langsung. Sangat mungkin mereka memiliki fasilitas lain di luar yang saya tulis.

Find me at:
LINE: @psl7703h
Instagram: yanilauwoie
Twitter: yanilauwoie


YouTube: yanilauwoie



Blog Sebelumnya:
  • Hostel di Dublin, Irlandia: Sky Backpackers - The Liffey
  • Jauh-jauh ke Irlandia Untuk Foto Kambing
  • One Day Tour di Irlandia: Lagi-lagi Mendapat Pelajaran
  • Harga Tiket Pesawat Eropa
Newer Posts Older Posts Home

My Travel Book

My Travel Book
Baca yuk, kisah perjalanan saya di 20 negara!

My Travel Videos

Connect with Me

Total Pageviews

Categories

Amerika Serikat Australia Belanda Belgia Ceko Denmark Hong Kong Indonesia Inggris Irlandia Italia Jepang Jerman Korea Selatan Macau Malaysia Prancis Singapura Skotlandia Spanyol Thailand Vietnam

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2024 (12)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  October (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (51)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (30)
    • ►  December (8)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (60)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (5)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)
  • ►  2016 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
    • ►  January (6)
  • ►  2015 (51)
    • ►  December (7)
    • ►  November (4)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (3)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ▼  2014 (51)
    • ►  December (6)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (2)
    • ▼  August (6)
      • Penginapan di Berlin, Jerman: ONE80º Hostels
      • Penginapan di Paris, Prancis: City Résidence Marne...
      • Penginapan di Roma, Italia: Hostella (Hostel Femal...
      • Penginapan di Praha, Ceko: Fusion Hotel
      • Penginapan di Dublin, Irlandia: Abbey Court Hostel
      • Hostel di Dublin, Irlandia: Sky Backpackers - The ...
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (5)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)

Search a Best Deal Hotel

Booking.com

Translate

Booking.com

FOLLOW ME @ INSTAGRAM

Most Read

  • 10 Info Tentang Kartu Myki, Alat Bayar Transportasi di Melbourne, Australia
  • 6 Rekomendasi Oleh-oleh dari Edinburgh, Skotlandia dan Kisaran Harganya
  • 8 Tip Naik Tram di Melbourne, Australia
  • My 2018 Highlights

About Me

Hi, I'm Yani. I have 15 years experience working in the media industry. Despite my ability to write various topics, my biggest passion is to write travel stories. By writing travel stories, I combine my two favourite things; travelling and writing. All the content in this blog are mine otherwise is stated. Feel free to contact me if you have questions or collaboration proposal :)

Contact Me

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 My Travel Stories. Created by OddThemes & VineThemes